24. Istri Kedua

12K 860 51
                                    

Aku menyiapkan sarapan dengan penuh semangat, mungkin kali ini tuan muda menyukainya. Aku mencoba membuat chawamunshi makanan khas dari Jepang yang berbahan dasar telur. Sebaiknya aku mempelajari beberapa resep dari telur untuk membuat tuan muda senang. Karena kalau tuan muda senang dan bersikap malas, suasana di bungalow juga jadi menyenangkan.

Reva bermalas-malasan sambil berbaring di samping Kela. Aku menyusui Kela sebentar dan Reva terkekeh melihat aku. Dengan penuh keheranan aku memandangnya.

"Hei kak, apa kabar desainer fenomenal ini? Sekarang kakak terpuruk menyembunyikan diri sambil belajar membuat makanan dari telur." Reva mengeluh kalau jerawatnya muncul karena memakan telur setiap hari.

"Kamu mengejek kakakmu, sekarang pikirkan masa depanmu sendiri. Mau kerja apa sekarang? Tidak boleh bermalas-malasan setiap hari."

"Kak, aku lebih baik jadi pengasuh Kela saja seumur hidupku. Kakak boleh menggaji aku setengah dari gaji baby sitter, asalkan biaya makan dan tempat tinggal ditanggung."

Aku tertawa mendengar Reva, "Seperti iklan saja."

Menggendong Kela, aku pergi keluar, aku mau mengajaknya bermain dengan tuan muda. Mencari-cari tuan muda tidak ketemu, aku pergi ke belakang bungalow. Di samping bungalow ada bangunan mungil yang terbuat dari kayu. Kata tuan muda tidak ada yang tinggal di sana, hanya saja aku mendengar dari pelayan wanita kadang dia mendengar suara-suara dari sana. Reva bahkan sampai ketakutan.

Sudut mataku menangkap sekelebat bayangan masuk ke sana. Apa itu tuan muda? Rasanya tidak mungkin, aku pikir bajunya tidaklah bewarna hitam. Apa itu bodyguard rahasia yang diceritakan oleh pelayan wanita.  Tinggal bersama tuan muda semakin hari bukannya semakin menemukan titik terang malahan semakin banyak kemisteriusan yang tidak terungkap.

Aku memutuskan kembali ke ruang makan, tampaknya chawamunshi yang aku buat telah diantar ke kamar tuan muda. Tapi tuan muda tidak ada. Mendengar langkah berat masuk, aku bersiap kalau Elysa datang untuk membuat kekacauan lagi. Ternyata itu tuan besar. Dadaku bergemuruh, pertama kalinya ayah tuan muda datang ke bungalow.

"Mana Zola?" Dia bertanya padaku, melirik Kela. Kemudian tuan besar berdecak, "Dasar Zola. Kalau menginginkan anak kenapa tidak meminta wanita melahirkan anaknya, malah mengurus anak orang lain."

Tuan besar membuatku kesal, jadi menyesal aku sedikit kagum pada kharismanya yang berwibawa. Pelayan wanita muncul menyambut tuan besar.

"Kamu, siapkan sarapan untukku. Panggil Zola, aku mau sarapan dengan dia." Tuan besar memberi perintah kepada pelayan wanita dengan suara berat.

"Sarapan apa ini?!" Tuan besar berkata dengan murka, wajahnya menggelap. Aku saja kaget dibuatnya, Kela mulai rewel. Aku segera pergi ke kamar dan meminta Reva menjaga Kela.

Saat kembali ke ruang makan, aku melihat sosok hitam tuan muda telah berada di meja makan.

"Zola, kenapa kamu cuma makan telur?"

Dalam hatiku merasa lucu, memang apa salahnya makan telur?

"Aku menyukainya." Tuan muda berkata dengan suara yang dalam.

"Kamu!" Tuan besar menghardik pelayan wanita, "Berani sekali memasak telur untuk sarapan Zola."

Heeh? Kenapa telur jadi permsalahan besar? Orang kaya sangat tidak masuk akal.

"Itu saya yang memasaknya." Aku menjawab.

"Pagi-pagi datang membuat membuat keributan. Menurut, papa aku tidak marah?"

Seketika raut wajah tuan besar melembut, aku menggelengkan kepala. Tuan besar terlihat emosional,  tetapi mendengar suara tuan muda, dia segera tenang. Tuan muda memang benar anak kesayangannya.

Wounded Heart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang