60. Putaran Tanpa Henti

3.5K 432 42
                                    

Thank you untuk komen dan vote di part sebelumnya, penyemangat 🧡

🌿🌿🌿

Aku membuka pintu, melihat sosok bertubuh tinggi dan tampan di depan rumah. Aku jelas ingat namanya, Clay. Adik tiri Emmeric. Dia tersenyum manis, tetapi siapa yang bisa mengetahui apa yang dia maksud dibalik senyumnya?

"Halo Kak Selma." Dia menyapa. Katanya dia bermusuhan dengan Emmeric sedari kecil, lalu kenapa dia muncul di hadapanku. Membawakan boneka yang besar untuk Kela.

Aku mengucapkan maaf, tidak bisa menerima hadiah itu. Clay mengangguk dan tersenyum, dia kemudian mengirim salam pada Reva. Aku jadi berharap Reva lebih baik dengan Hu ketimbang pria itu, bagaimanapun dia adik Emmeric. Sungguh ironis, seandainya Reva menjalin hubungan dengannya.

Clay pergi begitu saja, membuatku heran. Dia tidak tampak memaksa, ternyatata pikirannu salah. Clay sangat gigih. Dia datang membawakan boneka setiap hari, membuatku pusing. Akhirnya aku meminta security melarangnya masuk.

Sejak kejadian X masuk rumah sakit tuan muda mulai sibuk, aku sangat khawatir. Dia juga tampak selalu tegang dan waspada. Memperketat penjagaan terhadap X, bahkan ketika aku bepergian membawa X untuk belanja sayur ada lima bodyguard setidaknya menjaga kami.

Aku merasa sesak nafas, di dunia ini, berapa banyak orang yang ingin menggantikan tempatku? Nyonya dari keluarga Hadikusumo, terdengar luar biasa. Begitulah manusia, tidak pernah merasa puas. Itulah bayaran atas kekuasaan tak terbatas, kenyamanan hidup berkurang.

Mataku mengawasi X dan baby sitter, Kela memilih makanan yang dia sukai.

"Daddy Emmeliicc!" Kela berteriak gembira. Hatiku seketika menciut, menatap di sana, sosok yang sama. Emmeric Thomas, mungkin sampai aku mati dia tidak akan melepasku.

Emmeric berjongkok dan mengelus rambut Kela, "halo cantik."

Kenapa Kela begitu gembira melihat Emmeric? Pria itu entah sejak kapan mulai diam-diam mengambil hati Kela.

"Kakak, sini sayang."

Kela menoleh ke arahku, kemudian mendatangi aku. Dia anak yang penurut, mau bagaimanapun Emmeric berusaha, Kela tak akan membantah kedua orangtuanya, aku dan Zola.

"Lama tidak bertemu, Selma." Emmeric tersenyum menawan, tapi aku sudah lama tidak menganggap dia mempesona lagi. Sedikitpun. Aku merasa tidak nyaman.

"Emmeric, aku sudah katakan berkali-kali untuk menjauh dari aku dan keluargaku. Apa kamu tidak dengar?"

Emmeric memasukkan tangan ke saku celana, jarak kami dekat, aku bisa mencium parfumnya. Parfum yang tidak pernah dia ganti, parfum yang aku pilihkan saat kami berpacaran dulu.

"Selma, aku memang jahat di matamu. Tapi, kenapa kamu begitu tega memisahkan aku dengan putriku sendiri, Kela?"

Emosi membakar jiwaku, aku meminta Baby Sitter membawa Kela dan X sedikit menjauh. Kela melambaikan tangan pada Emmeric, kemudian Emmeric balas melambai.

"Putrimu? Siapa putrimu? Jangan sembarangan bicara!"

"Selma. Kukatakan kalau aku sudah menyerah untuk mendapatkan hatimu, tapi terhadap Kela biarkan aku setidaknya bertemu dengan dia."

"Tidak."

"Kamu sungguh keras kepala." Emmeric terdiam sejenak. "Keluarga Hadikusumo, sedang ada konflik internal. Dalam carut marut itu, apa menurutmu Kela tidak akan terseret? Itu berbahaya bukan? Aku lihat, Zola lebih memperhatikan anak lelakinya ketimbang Kela."

"Itu bukan urusanmu Emmeric." Apa dia lupa kalau saat itu dia menandatangani perjanjian, untuk tidak meminta hak asuh atas Kela karena ingin menyelamatkan kerajaan bisnisnya?

Wounded Heart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang