28. Api Kebakaran

9.9K 838 30
                                    

Sebulan telah berlalu, tuan muda sibuk dengan perusahaan. Padahal sebelumnya terlihat bermalas-malasan. Aku mulai bekerja kembali di Brand 'Masa Lalu' dan mempersiapkan pagelaran bertema musim panas. Desainku rata-rata berbahan tipis namun lembut dan elegan.

Selain aku, Marwa juga memiliki beberapa desainer lain. Yang terlihat cukup berbakat bernama Jane. Dia setinggi aku dan bermata menarik, Marwa selalu memotivasi karyawannya agar menjaga kesehatan juga pola makan terlebih lagi kami bekerja di bidang fashion. Aku pergi beberapa kali ke butik untuk memilih bahan kain, juga mengawasi persiapan pagelaran. Linda tampaknya sudah tenang, Emmeric masih nekat berusaha menghubungi aku dengan berganti-ganti nomor telepon, dia juga mengirim ratusan email yang langsung aku filter.

Di bungalow beberapa kali ada gangguan dari Elysa, sepertinya dia mengintai kapan tuan muda pergi. Barulah datang mengganggu kami. Dia sepertinya begitu bahagia mengata-ngatai aku, kadang dia melampiaskan kemarahannya terhadap tuan muda kepadaku. Pelayang wanita berkata kalau Elysa akan menggelar pesta pertunangan dengan Angel, aku heran bukankah mereka memang sudah bertunangan. Tapi, menurut pelayan wanita mereka baru bertunangan secara tidak resmi, untuk pertunangan seorang putri dan putra keluarga kaya harus diketahui seluruh dunia.

Yang lebih mengherankan, Marwa berkata kalau Elysa telah menghubunginya untuk pakaian pertunangan dia. Aku langsung berpikir buruk, Elysa jangan-jangan merencanakan sesuatu. Tetapi aku pikirkan lagi, brand kami terkenal dan sering dipakai artis maupun sosialita. Aku katakan itu merupakan keputusan Marwa kalau dia mengambil penawarannya, sebagai desainer aku hanya harus melakukan yang terbaik.

Malam ini sudah hampir pukul delapan malam, Marwa berkata untuk membantunya bekerja lembur di butik karena seminggu lagi acara pagelaran musim panas kamu. Aku pikir malam ini Kela tidak rewel, lagipula dia juga sering bergantian dipegang oleh yang lain.

Karena tuan muda belum pulang dan aku tidak mau Reva kemalaman di jalan, aku memutuskan naik taxi. Taxi berhenti tepat di depan butik, aku mengeluarkan dua lembar uang dan menyerahkannya pada supir. Malam ini cukup dingin, aku mengenakan outer woll tebal bewarna pink. Masuk ke butik, Marwa segera menyambutku.

Marwa menawari aku kopi dan aku menolak, dia mengerutkan keningnya. Aku malah meminta dibuatkan coklat hangat oleh salah seorang staf. Kami bertujuh di sana, termasuk juga Jane. Sepertinya bahan untuk busana penting telah habis dipasaran, Marwa meminta saran untuk menggantinya dengan bahan lain. Kami berdiskusi cukup lama.

Menjelang tengah malam, aku bersiap pulang. Marwa mengajakku untuk menemaninya makan bubur di rumah makan favoritnya sedikit jauh dari butik, karena dia merasa lapar. Aku menyetujuinya. Sedangkan Jane berkata kalau dia akan menginap, ini adalah pagelaran yang besar dan aku lihat sebagai desainer utama dia sedikit gugup. Aku meminjamkan Jane outerku, karena aku pikir sekalipun ada selimut di butik, udara cukup sejuk. Jane tidak mungkin mengambil pakaian untuk pagelaran bukan. Mendengar ucapanku, kami tertawa.

Aku dan Marwa pergi makan bubur sambil berbincang, kira-kira ada sejam hingga akhirnya kami saling mencium pipi dan berpamitan. Aku masuk ke dalam taxi. Dulu aku beberapa kali lembur dan begadang saat bekerja dengan Marwa, hanya saja malam ini aku cukup mengantuk. Perjalanan dari rumah makan ke bungalow kelurga Hadikusomo memakan waktu 30 menit. Aku nyaris ketiduran. Ponselku berdering. Siapa menelpon tengah malam begini. Marwa?

Aku mengangkat dan wajahku langsung pucat pasi.

"Pak, tolong balik arah." Aku meminta supir tadi menuju butik. Aku menggigil di seluruh tubuhku seperti tenggelam di danau es. Mendengar ucapan Marwa tadi aku hampir saja kehilangan kesadaranku.

"Ya Tuhan, kebakaran!" Supir taxi berteriak, saat mendekati butik, kami melihat api menyala. Aku membayar taxi dan keluar dengan kaki gemetaran. Butik kami telah ramai dikerumuni dan pemadam kebakaran sibuk berlalu lalang membawa selang untuk memadamkan api.

Wounded Heart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang