Karena itu Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Manusia terkadang tak bisa menguatkan dirinya sendiri. Mereka butuh orang lain. Dan di antara orang lain itu, ada yang paling spesial.
🌿🌿🌿
Akankah Zola menjadi orang paling spesial di hatiku? Ataukah kedua anakku? Kela dan X. Keluarga kami pergi menuju salah satu restoran asia, makan mie kuah dan mencari citarasa terdekat dengan tanah kelahiran. Kalau dipikir-pikir, pergi menyeberangi lautan begini tak pernah terlintas dalam pikiran. Setelahnya kami pergi ke Zoo, Kela merengek minta jajanan kaki lima. Sedang X tertidur di gendongan ayahnya.
Aku tidak melihat Reva, menjadi curiga kalau dia diam-diam pergi berkencan dengan Hu. X sudah mulai mengenal kata, dia tidak terlalu suka makan seperti Kela dulu. Kela, semua makanan masuk ke mulutnya. Benar-benar persis Reva, tapi X menyukai telur dan Yoghurt. Dia tidak suka susu sapi.
Kela menangis karena makanannya jatuh, tuan muda kemudian membujuknya. X mengusap pipinya, aku tersenyum gembira, beruntungnya Kela saat ini ada dua lelaki yang menjaga dan memperhatikan dia.
Aku kerap memergoki suamiku termenung, namun, saat anak-anak datang wajahnya kembali ceria. Sebenci apapun dia pada ayahnya, tuan besar tetaplah ayahnya. Orang yang mencintai dan sangat menyayangi suamiku, walau banyak berbuat kesalahan.
Terkadang perasaan cinta membuat manusia mampu berbuat apa saja, kalau dalam kehidupan pernikahanku nanti ada wanita lain yang berusaha menggoda suamiku, rasanya aku sanggup membunuhnya. Di dalam hatiku juga ada pusaran angin yang berputar kencang, seandainya tuan besar wafat sebelum tuan muda melihatnya, apakah akan jadi penyesalan?
Saat kabar mengenai tuan besar yang tak sadarkan diri sampai, suamiku berkata dengan dingin kalau dia akan pulang ketika tuan besar dimakamkan. Hatinya bagai tertutup kabut tebal, bahkan aku sendiri tak mampu menembusnya. Aku tak ingin tuan muda tertutup kabut kebencian.
Di malam hari aku menangis, ketika punggungku gemetar. Tuan muda terbangun. Bertanya siapa yang membuatku menangis? Aku bertanya padanya apa dia sangat mencintai aku dan anak-anaknya, tuan muda menjawab dengan seluruh nyawanya.
"Kalau begitu ayo kita pulang, melihat kakek Kela dan X."
Tuan muda terdiam lama sekali, wajahnya seperti berdenyut. Kemudian dia berkata, rasa cintanya kepadaku lebih besar ketimbang rasa bencinya karena itu dia akan menemui tuan besar.
Dengan penuh perasaan aku mencium bibir tuan muda lembut, jemarinya mesra membelai tubuhku. Setiap tuan muda mengatakan kalau dia sangat mencintai aku, membuat aku bahagia. Ingin membalasnya dengan segenap perasaan yang tertumpah. Seandainya percintaan bisa selamanya, mungkin kami tidak akan berhenti.
***
Saat melihat X, Melly terpekik histeris. Seketika menggendong dan menciuminya. Berkata dia sangat tampan menggemaskan, pangeran muda pewaris keluarga Hadikusumo. Aku menoleh prihatin pada X, nanti aku akan sekuat tenaga menjauhkan X dari putaran manusia gila dan haus kekuasaan.
Hanya Melly yang menjemput kami dan orang kepercayaan tuan besar. Elysa tak terlihat batang hidungnya, Lany dikabarkan pergi ke Madrid bersama kekasihnya, seorang model berondong. Melly berceloteh kalau kekasihnya Lany, seorang benalu pengeruk harta. Dia memang tampan dan sexy.
Di bandara, aku melihat iklan hotel keluarga Thomas terpajang dengan wajah tiga orang anak, dua lelaki tampan dan satu perempuan imut. Mungkin usia mereka 10-12 tahun. Melly berkata kalau Emmeric mengelola panti asuhan dan mengadopsi tiga orang anak untuk tinggal bersamanya.
Apa yang dia rencanakan? Aku menggelengkan kepala. Dengan cepat aku mengalihkan pembicaraan, malas saja membahas Emmeric. Tuan muda menggendong Kela. Padahal sudah begitu berat, tapi sepertinya tuan muda tidak keberatan sama sekali. Melihat betapa X disambut dan Kela terlupakan oleh Melly, aku hanya bisa memaklumi. Bagaimanapun X adalah garis keturunan keluarga Hadikusumo sedang Kela, bukan.
"Jangan khawatir, papanya paling mencintai si cantik ini." Tuan muda berbisik, dia memang paling pintar membahagiakan hatiku. Kela mencium tuan muda penuh sayang dan memeluk lehernya dengan erat. Tanpa kami sadar dari kejauhan sepasang mata memandangi dengan berapi-api.
Melly memandu kami menuju rumah utama keluarga Hadikusumo, sebenarnya sangat lelah di perjalanan. Tetapi, keluarga besar telah menunggu. Kami disambut dengan teriakan histeris Elysa mengatai kalau suamiku adalah anak durhaka. Nyonya besar juga berkata dalam dan sinis kalau penyebab Tuan Besar koma adalah suamiku. Zola hanya memandang diam, dia tidak percaya kalau tuan besar koma.
"Kakekkk!" Tiba-tiba dari gendongan Melly, X berteriak menggapai-gapai. Berusaha memegang sosok tuan besar yang terbujur di kasur dengan selang-selang menempel di tubuhnya.
Biar bagaimanapun, aku beberapa kali menunjukkan foto tuan besar pada Kela dan X. Saat tuan besar datang mengunjungi kami di Auckland, tuan muda tidak mengizinkan X dan Kela pergi menemuinya. Saat itu, sekalipun tuan besar mengamuk, aku merasakan kalau dia sangat ingin bertemu dengan X. Bahkan matanya sampai berkaca-kaca, itulah yang membuatku merasa kalau kami harus kembali.
Aku mendengar Melly berbisik kalau Elysa telah batal bertunangan dengan Angelo, Elysa sangat ambisius dan gila, Angelo merasa tak sanggup lagi berada di sampingnya. Aku pernah mendengar Angelo berkata, dia ingin sosok pasangan yang lembut dan perhatian. Jelas sifat itu jauh dari Elysa saat ini.
Elysa meraung-raung dengan histeris, meminta agar tuan besar siuman. Nyonya besar pun meneteskan air mata. Sedang suamiku, hanya memandang diam dengan wajah datar.
"Papa. Kenapa kakek bobok terus?" tanya Kela pelan, tapi cukup terdengar. "Apa kakek nggak mau ketemu Kela dan adek X?"
"Kakek lelah sayang, kita istirahat dulu. Besok kita lihat kakek lagi ya?" Tuan muda berkata. X meronta turun dari gendongan Melly dan berlari ke arahku. Melly berkata ingin cepat punya anak, dijawab sinis oleh Nyonya besar.
***
Pelayan wanita menyambut kami gembira, oh aku lupa mengatakan kalau Reva tidak bisa ikut pulang bersama kami. Dia harus mengurus perkuliahannya terlebih dahulu. Hu ikut pulang, tapi seperti bayangan, dia segera menghilang dengan cepat.
Keluarga kecil kami kembali ke kamar tuan muda di rumah utama, padahal kamar itu hampir tidak pernah dia tunggu. Setelah berberes, makan dan lain-lain, kami bersiap untuk istirahat. Kela dan X tidur di tengah-tengah, mereka seketika pulas.
"Sayang." Tuan muda memanggil.
Aku sudah mengantuk, tetapi membuka mataku pelan. Suamiku memanggil begitu pastilah mau mengatakan sesuatu yang penting.
"Besok kita kembali ke rumah kita." Dia berkata penuh ketegasan, aku mengangguk. Rasanya tidak nyaman berlama-lama dengan sifat memusuhi Nyonya besar dan Elysa.
Aku tidak tau kalau tuan muda terjaga semalaman, karena sudah terlelap dalam buaian mimpi.
Di pagi hari, sarapan bersama seperti orang asing, hanya Melly yang bermain dengan X dan menyuapinya gembira. Nyonya besar melihat dengan wajah tak suka, apalagi Elysa, dia melihat seperti saingan besar saja. Sepertinya pandangan yang dulu Elysa arahkan ke tuan muda berpindah pada X.
Kami pergi lagi ke kamar tuan besar yang penuh dengan alat kesehatan, nyonya besar menangis lagi sambil meratap. Aku sedikit heran, tampaknya nyonya besar terlalu berlebihan. Ataukah hanya perasaanku saja? Aku tidak tahu. Orang kepercayaan tuan besar masuk dan berkata kalau pengacara telah datang. Aku memandang tuan muda, sepertinya tuan muda juga kaget. Nyonya besar meraung mengetahui tuan besar seakan telah bersiap untuk meninggalkan dunia fana ini.
Kami semua berkumpul di ruang keluarga, pengacara membacakan poin-poin yang diminta oleh tuan besar. Berkata seandainya terjadi sesuatu padanya, itu harus dibacakan. Pengacara mulai membaca inventarisasi aset, kepalaku sakit, begitu banyak harta benda keluarga Hadikusumo di mana-mana. Harta sebanyak itu untuk apa? Tidak akan dibawa mati. Lany, Melly dan Elysa masing-masing mendapat aset berupa tanah dan kendaraan. Yang membuatku kaget, tuan besar memberikan rumah utama kepadaku, aku sampai melotot keheranan. Bahkan Nyonya Besar tampak murka, tetapi murka Nyonya besar saat itu belum ada apa-apanya dibanding saat dia mendengar ucapan pengacara selanjutnya.
Pengacara berkata dengan nada tegas bahwa perusahaan dan seluruh harta kekayaan Hadikusumo jatuh kepada X.
Suara helaan nafas tuan muda terdengar di ruangan yang seketika menjadi hening. Kemudian, aku merasakan aura membunuh menyelimuti.
***
30/10/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounded Heart (END)
Любовные романыHR #1 in Romance Kekasih dan cinta pertamaku, Emmeric dengan teganya memintaku menjadi istri kedua karena dia akan menikahi wanita pilihan orang tuanya. Setelah menolak keras, Emmeric menjebakku dan menghancurkan masa depanku, setelahnya kehidupanku...