Sebagai putra bungsu keluarga berkuasa, aku telah dimanja dan berlimpahan kasih sayang, bagiku bersikap buruk dan nakal bukanlah masalah. Semua masalah yang aku timbulkan bisa di atasi. Ayahku selalu sangat menyayangiku, bahkan apabila ibuku memarahi aku, beliau tak segan menegurnya. Membuat aku selalu tertawa riang dalam hatiku seperti tidak beban.
Dimanja dan berlimpah perhatian membuatku menjadi bocah yang sedikit sombong dan arogan, walau begitu, ada sedikit rasa sedih di hati setiap melihat ibuku yang cantik diperlakukan dengan tidak baik oleh istri pertama ayahku. Ya, semua yang terjadi dalam kehidupanku ini adalah berkah, kecuali menjadi anak istri kedua.
Aku pernah memukul ayahku karena marah dan menyuruhnya bercerai dari istri pertamanya, kalau tidak aku mengancam akan kabur dari rumah. Tetapi ayahku hanya tertawa saja, mengatakan kalau nanti kakak-kakakku akan kesepian.
Setiap hari aku bermain dan bersenang-senang, bahkan tidak ada yang aku takutkan. Hanya saat melihat, bagaimana istri pertama selalu menjahati ibuku membuatku murka. Walaupun aku masih seorang bocah, aku mulai merencanakan hal-hal untuk mengganggunya. Aku pernah meletakkan ular dan kalajengking di sekitar istri pertama, tetapi sudah tidak berbisa. Sekalipun aku nakal, aku tidak berencana mencelakakannya, cuma ingin dia tau kalau mengganggu orang itu tidak baik.
Akhirnya, karena beberapa kali istri pertama diam-diam menyuruh orang mencelakakan aku, ibuku marah pada ayah dan kami pindah dari rumah itu. Aku sangat bahagia, karena pindah dari neraka. Berdua ibuku menjalani kehidupan, ayahku, walaupun beliau sangat memanjakan kami dia tidak berbuat apa-apa pada istri pertamanya. Membuat aku sebal.
Suatu ketika di hari ulang tahunnya, aku telah berumur sepuluh tahun. Elysa, anak dari penyihir itu mengejekku. Dia mengatakan kalau aku anak haram tak berguna. Membuatku sakit hati, aku tidak mungkin seorang anak haram, karena ibuku berhati lembut dan penyayang. Ketika istri pertama mendengar ejekan Elysa itu, dia menambahkan kalau ibuku seorang wanita murahan yang menggoda ayahku. Aku sangat marah kalau ibuku dihina.
Aku merencanakan membuat dia malu di hari ulang tahunnya, waktu itu ketika di jemput ke rumah utama, ibuku tidak mau ikut, jadi aku pergi sendirian. Diam-diam aku masuk ke dalam ruang pakaian istri pertama dan mengerjai bajunya dengan bantuan pelayan pribadiku.
Ketika hari itu tiba, istri pertama berjalan anggun dengan gaunnya yang bewarna kuning. Aku memasang seringai di wajahku, seorang pelayan pura-pura terjatuh dan gaun itu robek hingga membuat istri pertama setengah telanjang di hadapan para tamu. Aku rasa wartawan mengabadikan moment itu. Aku tertawa kencang di dalam hati, apa yang dia rasakan belum seberapa dari apa yang telah dia lakukan pada ibuku.
Setelah peristiwa itu, istri pertama menuduh ibuku, pelayan pribadi aku kirim ke tempat yang tidak bisa disentuh. Aku memikirkan banyak cara di usia muda, memang otakku sedikit lancar kalau untuk melakukan kelicikan. Sekalipun tidak ada bukti kalau aku yang melakukan itu, istri pertama mencurigai aku.
Aku mendengar dia bertengkar dengan ayahku. Ayahku begitu membela aku, bahkan berkata kalau aku adalah pewaris dari keluarga Hadikusumo. Aku mendengar istri pertama berteriak-teriak. Dengan langkah ringan aku pulang ke rumah, ibuku memeluk aku dengan wajah cemas. Saat itu aku tidak paham, kenapa wajahnya seperti itu. Ibuku untuk pertama kalinya memarahi aku.
Sampai aku tau, di malam hari karena aku marah, aku bersembunyi di lemari pakaian. Saat aku ketiduran, aku mendengar teriakan dan jeritan histeris. Suara ibuku memanggilku dengan pilu. Aku keluar dan melihat seisi ruangan telah dipenuhi api.
"Zolaaaa!!"
"Mamaaa!!"
Ibuku melihatku dan berlari cepat, memeluk tubuhku, seketika reruntuhan menimpa kami dan ibuku menghalangi dengan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounded Heart (END)
RomanceHR #1 in Romance Kekasih dan cinta pertamaku, Emmeric dengan teganya memintaku menjadi istri kedua karena dia akan menikahi wanita pilihan orang tuanya. Setelah menolak keras, Emmeric menjebakku dan menghancurkan masa depanku, setelahnya kehidupanku...