Rekor part terpanjang dari semua ceritaku yang pernah ada, semoga masih bertahan membacanya ya 😘😍🧡🧡🧡
🌿🌿🌿
Dalam balutan terik matahari siang yang seketika menerpa ketika aku turun dari taxi, aku mendongakkan kepalaku. Perusahaan Hadikusumo yang menjulang tinggi, tidak pernah terbayangkan sekalipun dalam kehidupanku yang biasa dulu, bahwa perusahaan ini adalah milik suamiku. Aku melangkahkan kaki ke dalam, seorang security menghalangiku. Tetapi setelah melihat dari dekat dia seketika menunduk hormat dan mengantarkan aku ke lift.
Security itu bahkan mengantarku sampai ke lantai yang aku pikir ruangan tuan muda. Di depan ruangan yang barang-barangnya berpelitur indah dan terlihat elegan, ada seorang lelaki yang menatapku sampai menganga kaget. Dengan segera memberi hormat. Aku menghela nafas, sejak dari lobi tadi entah sudah berapa orang yang memberi hormat padaku. Sesuatu yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya.
Lelaki berusia dua puluhan mengantarku ke ruangan tuan muda.
"Cari dia sampai dapat, kalau masih ingin hidup!"
Aku mendengar suara tuan muda yang begitu dingin dan keji dari balik pintu yang tertutup, seketika aku menghentikan langkahku. Lelaki yang tadi mengantarku memperkenalkan diri sebagai Umeda. Dia seketika memucat.
"Apa bapak sedang kedatangan tamu?"
Dia menggeleng. "Saya sampaikan ke bapak kalau ibu datang, ya?"
"Tidak usah, saya langsung saja." Aku membuka pintu ruangan dan dikunci.
Umeda mengetuk pintu ruangan dengan takut-takut. Terdengar pintu terbuka, wajah tuan muda terlihat bagai singa yang ingin memangsa rusa. Melihatku seketika ekspresinya berubah menjadi lembut.
"I...ibu datang, Pak." Umeda berkata dengan sedikit cemas.
Di dalam hatiku jadi ingin tertawa, apa suamiku seorang atasan yang menakutkan? Aku teringat pada aura kegelapan saat dia masih kukenal sebagai tuan muda bertopeng.
"Sayang." Dia berkata pelan. Aku melangkahkan kaki ke dalam ruangannya yang bernuansa gelap. Tapi sangat nyaman, aku melihat di dindingnya terpasang foto pernikahan kami berdua, di sebelahnya lagi ada foto Kela yang sedang merangkak dan tertawa. Tuan muda menyuruh Umeda membawa minuman dan menutup pintu.
"Kenapa tidak bilang kalau datang?"
"Kalau aku bilang, aku tidak akan melihat bagaimana tuan Zolandra ingin mengamuk pada bawahannya karena mengetuk pintu." Aku memeluk tubuhnya. "Aku mau bermesraan di kantor seperti film-film."
Terdengar suara tawa tuan muda yang renyah, "Kamu membawakan aku makan siang?"
"Zola, siapa tadi orang yang ingin kamu bunuh?"
Dia terdiam, kenapa jadi mencurigakan?
"Apa kamu berencana merahasiakan sesuatu kepadaku?" lanjutku.
Umeda datang bersama OB yang membawakan aku coklat panas.
"Sepertinya ibu harus sering-sering datang." Kecemasan di wajah Umeda hilang seketika.
"Tentu saja," sahutku.
"Berani kamu?" Tuan muda menegurnya, Umeda cepat-cepat keluar ruangan bersama OB.
"Jangan jadi bos yang galak, tapi melihat tingkah Umeda, aku rasa dia sudah memahami tabiat kamu yang suka berubah-rubah."
Tuan muda berdiri dan mengunci pintu ruangannya, "Senang sekali rasanya dikunjungi istri." Tuan muda duduk di sebelahku, aku menyiapkan kotak bekal yang aku bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounded Heart (END)
RomanceHR #1 in Romance Kekasih dan cinta pertamaku, Emmeric dengan teganya memintaku menjadi istri kedua karena dia akan menikahi wanita pilihan orang tuanya. Setelah menolak keras, Emmeric menjebakku dan menghancurkan masa depanku, setelahnya kehidupanku...