Sambil berkata begitu, polisi muda memandangku.
"Betul, harus membalas dendam. Enak saja membiarkan mereka bergembira." Reva terus mengoceh.
Polisi muda tidak tampak keberisikan, aku jadi tahu kalau dia seorang yatim piatu dari Reva, dia senang berada bersama kami.
"Tidak ada hal yang bagus dari membalas dendam."
"Kak Davio, kenapa malah mengecilkan hati?"
"Hmm."
"Malah berdehem. Apa tehku nggak ada rasanya? Membuat kakak bertingkah aneh?"
Polisi muda berkata, "Balas dendam biasanya berbalik menyerang diri sendiri. Balas dendam terbaik itu membuat diri bahagia."
"Kalimat yang bagus. Bagaimana mau tenang dan bahagia kalau didatangi sambil disiksa sama penyihir jahat," cerocos Reva.
Sejak peristiwa itu aku tak bisa tidur dengan tenang, bayangan Emmeric yang memberiku obat tidur dengan keji dan memperkosaku membuatku bergidik. Belum selesai sampai di sana, aku ingat lagi tangan ayahku yang kubasahi air mata. Melarang beliau bertemu dan bernegoisasi dengan pria itu sampai menemui ajal.
"Kamu melamun?" Suaranya yang tenang membuyarkan lamunanku.
"Kerja kakak sekarang kalau tidak melamun pasti diam. Persis wanita teraniaya di drama jelek. Tidak menyangka."
Mendengar ocehan Reva, aku tertawa kecil, itu membuat dia kaget.
"Kamu, kakakmu hampir mati tadi pagi masih bicara begitu." Aku berkata padanya.
"Maaf."
Reva berkata malu, dia sering begitu bicara tak sesuai tempat kemudian malu pada perkataannya sendiri.
"Memang di dunia ini ada orang-orang berkuasa yang suka memaksakan kehendak." Polisi muda berkulit kuning cerah, dia mencirikan keanggunan pria pribumi, walaupun dia polisi tetapi tampak seperti model, diperhatikan tingginya hampir 180 cm.
"Kakak jadi polisi, apa banyak menemukan orang-orang seperti itu?"
Polisi muda mengangguk. "Kadang mereka membayar polisi korup untuk melindungi mereka."
"Kakak jangan jadi polisi korup. Pesan ayahku, lebih baik hidup miskin daripada kehilangan prinsip."
"Ayahmu pastilah orang yang bijaksana."
"Tapi hidup kami begini-begini saja jadinya tidak ada perkembangan."
"Reva." Aku mulai menegur mulutnya yang cerewet seperti burung beo.
"Kadang kalau berada dalam suatu lingkaran, sulit tidak ikut serta walau sedikit." Polisi muda perkataannya penuh petuah, kejadian apa yang bisa membuatnya begitu bijaksana di usia sangat muda?
Reva manggut-manggut, "Kalau tidak jadi polisi mau jadi apa?"
"Apa ya? Apa mau menjadi seperti Emmeric?" Polisi muda bertanya.
"Terus kakak mau punya tujuh istri dan mulai memasak pelayan kakak seperti raja bengis. Kemudian memakan mereka beramai-ramai sambil tertawa dan berpesta."
Polisi muda dan aku tertawa serentak. "Ahaii...sekarang kakak-kakak kompak menertawakan aku." Mata Reva mengerjap jenaka. Aku lihat polisi muda tertawa lagi.
"Orang seperti Emmeric mungkin tidak bisa tidur tenang setiap malam." Polisi muda dengan matanya yang seperti pualam melihat ke arahku.
"Mengapa begitu?" Reva bertanya.
"Semakin berkuasa dan kaya seseorang, semakin banyak musuhnya. Sekarang dia menikah dengan wanita yang tidak dia cintai dan wanita yang dia cintai mau kabur bersama anaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounded Heart (END)
RomansaHR #1 in Romance Kekasih dan cinta pertamaku, Emmeric dengan teganya memintaku menjadi istri kedua karena dia akan menikahi wanita pilihan orang tuanya. Setelah menolak keras, Emmeric menjebakku dan menghancurkan masa depanku, setelahnya kehidupanku...
