Keluarga Manongan memiliki seorang putra dan dua orang putri yang terkenal cantik, tapi mereka manja menyusahkan. Pelayan wanita berkata pada kami. Berbisik- bisik agar suaminya tidak mendengar. Beliau tidak suka melihat para perempuan di bungalow bergosip, terutama membawa Kela ikut mendengar gosip. Kami tertawa kalau beliau sudah memarahi kami berbincang dengan alasan Kela mendengarkan.
"Kepribadian seorang itu dibentuk oleh lingkungannya." Aku berkata pada pelayan wanita. Pelayan-pelayan di rumah utama keluarga Hadikusumo sudah sangat heboh karena makan malam dua keluarga. Terlebih rencana untuk tuan muda mengikat janji pernikahan.
"Ya itu benar, Selma, apa kamu tau kalau Tuan Zola mengatakan pada keluarganya kalau Kela adalah anak saudaraku?" Pelayan wanita sekarang memanggilku dan Reva dengan sebutan nama saja, kami yang lahir di keluarga biasa di sebut dengan embel-embel nona rasanya mau mati tertawa.
Aku menatap dengan bingung, "Kenapa Zola berkata demikian?"
"Selma, kamu tidak mengerti juga setelah melihat Nyonya besar dan anak-anaknya? Mereka mengintai bungalow ini selama 25 jam."
Reva menggelengkan kepala, "Kak, aku rasa. Kak Zola mengatakan itu agar tidak bocor ke Emmeric." Sekarang Reva juga telah mengganti panggilannya kepada tuan muda dengan panggilan kakak.
Dalam hatiku sedikit merasa bersalah, kalau begini apakah aku seakan tidak menghargai keberadaan putri mungilku yang cantik itu?
"Kakak jangan memikirkan sesuatu yang tidak-tidak. Menurut kakak, kalau Emmeric tahu Kela anaknya, dia tidak akan mengobrak ngabrik tempat ini?"
"Kamu benar," Aku menghela nafas panjang.
Kehadiran kami dalam hidup tuan muda untuk apa? Banyak membuat dia merasa kesusahan. Biarpun begitu tuan muda tidak mengizinkan kami pergi. Pikiranku kembali berkecamuk, setelah kemarin sore ditertawai tuan muda karena perkara istri kedua. Aku sedikit sesak mengetahui tuan muda akan bertunangan.
"Apa?!" Reva sontak menjerit keras, dia melihat ponselnya.
"Reva ada apa, dek? Kamu mau kakak jantungan." Bahkan pelayan wanita terlihat kaget dengan teriakannya.
"Keluarga Thomas menggelar konferensi pers atas kejadian video kemarin."
Aku meraih ponselku juga dan melihat pemberitaan. Klarifikasi apa yang dibuat oleh keluarga Emmeric?
Terlihat foto seorang wanita menggunakan penutup mulut, mengaku sebagai korban dalam video itu. Memang sangat mirip profil Linda. Juga ada pria dalam video mengenakan penutup yang sama. Mengatakan kalau akan menuntut orang yang menyebar dan merekam video percintaan mereka. Mengatakan tidak tahu kenapa masyakat beranggapan kalau itu adalah Ny. Linda Thomas yang terhormat.
Aku jadi tertawa, Emmeric sepertinya begitu mencintai dan melindungi istrinya. Bahkan sudah diselingkuhi masih menjaga dia di sisinya, kalau cuma karena harta mana mungkin ada kejadian begini. Keduanya pasangan menjijikkan. Diam-diam aku bersyukur tidak menikah dengan Emmeric. Selama enam tahun, pria macam apa yang menjalin hubungan denganku? Sungguh tidak dapat dipahami.
"Menjijikkan." Reva mengumpat, "Memang enak kalau banyak uang, semua bisa dibeli. Bahkan bisa membeli manusia."
Aku mengiyakan, pelayan wanita pergi ke dapur membuat cemilan. Sedang aku sambil menggendong Kela, dengan Reva membahas komentar-komentar yang masuk ke video berita tersebut.
Emmeric dengan wajahnya yang tampan, tubuh tinggi mempesona berkata pada media, sekalipun aku membencinya tidak menghilangkan kenyataan kalau dia sesungguhnya sangatlah tampan. Dia berkata kalau istrinya yang hamil muda sangat stres dengan beredarnya video fitnah itu, meminta pada masyarakat agar jangan menyudutkan Linda dengan video yang tidak benar.
![](https://img.wattpad.com/cover/213583859-288-k348433.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounded Heart (END)
RomantizmHR #1 in Romance Kekasih dan cinta pertamaku, Emmeric dengan teganya memintaku menjadi istri kedua karena dia akan menikahi wanita pilihan orang tuanya. Setelah menolak keras, Emmeric menjebakku dan menghancurkan masa depanku, setelahnya kehidupanku...