45. Cinta Pertama Telah Berakhir

6.9K 551 13
                                    

Dua minggu setelah pertemuan terakhir dengan Emmeric, aku semakin sibuk dengan urusan pernikahan. Sekalipun semua sudah di-handle oleh wedding organizer, tetap saja banyak hal-hal yang harus diurus. Terkadang emosi menjadi tidak stabil karena kelelahan, untunglah tuan muda selalu tenang dan mengalah. Di saat-saat begini dia semakin terlihat mempesona.

Aku baru saja pulang dari butik, tidak terlalu banyak yang dikerjakan hari ini tetapi karena menunggu desain dari tim, saat pulang hari sudah gelap. Aku sebaiknya belajar menyetir, jadi bisa membawa mobil sendir, keluhku. Bahkan Reva sudah seperti pembalap profesional di usianya yang masih muda.

Aku melirik ponselku dalam keremangan malam, tidak jauh dari butik. Menunggu taxi online yang aku pesan. Aku mengirimkan pesan pada Reva bersiap untuk pulang.

Bruk!

Terakhir yang aku ingat pandanganku menggelap.

Aku terbangun di sebuah kamar hotel, aku rasa begitu. Oh astaga, dimana ini? Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Apalagi yang aku alami? Setelah berkali-kali mengalami peristiwa menyedihkan, dalam kehidupan ini aku sudah terlalu lelah untuk memikirkan skenario buruk Tuhan kepadaku.

Situasi ini seperti dulu, tapi saat itu aku terbangun tanpa pakaian. Sedang saat ini seluruh pakaian di tubuhku masih melekat. Aku mencari tasku yang menghilang, apa benar saran tuan muda kalau aku harus selalu bersama bodyguard. Kenapa hidupku jadi begini, tidak pernah tenang?

"Emmeric." Helaan nafas panjang terdengar saat aku melihat sosok itu, berjalan menuju ke arahku. Matanya yang kelabu selalu terlihat terluka.

"Bagaimana keadaan kamu?" Suaranya terdengar sangat tenang, entah mengapa kamar hotel ini begitu tenang.

"Apa kamu mau memperkosa aku lagi?"

Mendengar itu, terlihat raut wajahnya berubah.

"Apa kamu mengaborsinya?"

"Itu bukan urusan kamu!"

Mendengar suara teriakanku, Emmeric dengan secepat angin naik ke atas ranjang mencengkram keras lenganku.

"Hentikan!"

"Kamu tau aku sangat menginginkannya, tega sekali kamu Selma!"

"Lepaskan! Sudah aku katakan kalau aku keguguran, kamu yang membunuhnya dan kamu mau menyalahkanku atas itu semua?"

Emmeric terasa seluruh tubuhnya gemetaran, "Kamu bilang aku membunuhnya?"

"Ya. Karena istrimu, karena kamu gila harta dan kekuasaan."

"Selma, maafkan aku sayang. Aku mohon pada kamu. Kembali padaku."
Emmeric menarik tubuhku ke pelukannya, aku meronta sekuat tenaga. "Selma, kumohon, berikan aku kesempatan kedua."

"Aku bersalah, seandainya aku bisa kembali ke masa itu. Aku tidak akan melakukannya."

Air mataku menetes kemudian mengalir deras, Emmeric, kenapa kamu begitu tega?

"Jangan menangis, semua kesalahanku. Aku yang akan menanggung semua yang telah aku perbuat. Ayo kita kembali seperti dulu, menikah, kalau perlu kita meninggalkan semuanya. Hidup bersama di suatu tempat. Hanya berdua."

"Aku tidak--bisa."

"Kenapa? Selma--dengar sayang." Emmeric menangkupkan tangannya ke pipiku. "Aku hanya akan membuatmu bahagia. Kamu tau bukan, di dunia ini aku yang paling mencintai kamu."

"Emmeric, apa benar kamu mencintai aku?"

Emmeric tersenyum, wajahnya sangat menawan tetapi tak lagi membuat dadaku bergetar.

Wounded Heart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang