Malam ini adalah hari pertunangan Elysa, karena Reva ingin ikut aku bertanya pada pelayan wanita apakah bersedia menjaga Kela. Dia berkata tentu saja. Elysa menyiapkan pesta pertunangan begitu mewah di salah satu hotel nan megah. Aku mengeluarkan gaun pemberian Marwa dulu, panjang dan bewarna gold. Melihat aku memakainya, Reva menjerit lagi.
"Oh My God. Kakak sangat cantik dan anggun. Hot, sexy!"
Aku tertawa mendengarnya, Reva sendiri memakai pakaian sesuai usianya dia memakai dress midi Navy yang mengembang di bawah dengan warna putih di bahu sampai ke lengan. Reva juga sangat manis. Sayang sekali dia putus sekolah, aku menyesali itu saja saat melihat adikku yang aku sayangi ini.
Aku menata sedikit rambutku, membentuk bulatan dan memoles make up tipis.
"Kak Zola menyuruh kita pergi terlebih dulu."
Aku mengerutkan kening, kenapa? Aku pergi mengetuk pintu kamarnya. "Zola."
Tuan muda membuka pintu, menarik aku masuk. Wajahnya tanpa topeng melihatku dari ujung kaki sampai rambut.
"Kenapa?" Di wajahku terpampang senyum tipis.
"Apa gaun ini tidak terlalu terbuka?"
Seketika tertawa geli, "Apanya yang terbuka? Bahkan belahan di kakinya saja tidak terlalu tinggi."
Tuan muda menangkap pinggangku, belum sempat berpikir dia telah mencium aku. Merasakan bibirnya yang lembut seketika aku seperti di sapu badai pasir. Terasa tidak bisa bernafas. Badai itu reda saat tuan muda melepas ciumannya. Aku malu-malu memandangi bibirnya itu.
"Tidak tahan untuk tidak mencium." Tuan muda berkata.
"Kamu berkata begitu, tetapi menyuruh aku pergi duluan." Berkata seperti itu tidak salah, pesta kali ini pastilah akan ada Emmeric yang terang-terangan mendekati aku. Belum lagi semua bergosip, berbisik-bisik menuduhku sebagai perebut suami orang. Sudah menjadi kekasih seorang pria kaya berkuasa, tetapi tidak puas dan bermain dengan pria beristri.
"Tidak akan ada yang terjadi."
Karena berkata seperti itu, aku menjadi tenang. Jas tuan muda melekat indah di tubuhnya, aku rasa mungkin aku ingin menciumnya juga. Tetapi...tidak jadi, karena aku malu. Aku keluar dari kamar tuan muda dan menuju pesta pertunangan setelah mencium kening Kela dalam gendongan pelayan wanita.
Seperti yang telah aku duga begitu aku masuk bersama Kela, hampir semua mata memandangi aku. Kalau melihat ekspresi wajah para wanita seperti mau menelan hidup-hidup. Sedangkan pria? Kalau menurut Reva mereka memandang penuh kekaguman, aku tidak ingin memikirkannya.
Dari kejauhan melihat Elysa sedang melingkarkan tangannya pada Angel, ratu hari ini terlihat menawan. Tuan muda sekeluarga semuanya berwajah mempesona, tidak mengertilah, dia memakai gaun panjang bewarna ungu Lilac berbentuk kemben yang memperlihatkan pundak dan lehernya yang mulus, itu adalah hasil dari butik kami. Gaun begitu cantik dan pas di tubuh Elysa. Angel melihatku, dengan cepat meninggalkan Elysa dan menyambut.
"Halo sister."
Aku tersenyum, sementara Reva berbisik mau mencari makanan.
"Halo Angelo. Selamat hari bertunangan."
Dia tertawa, seraya tangannya mengusap dagu. "Akhirnya, kamu memanggilku Angelo juga."
"Aku pikirkan sebentar lagi kamu menikah, memanggilmu Angel bisa- bisa calon istrimu menghisap darahku sampai habis."
Angelo dengan matanya memandangku lekat, "Bukannya karena mau menikah dengan Zola?"
"Emmeric memberi tahu kamu ya?"
Aku pergi berbincang dengannya seperti ada sepasang mata yang menusuk mencabik tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wounded Heart (END)
عاطفيةHR #1 in Romance Kekasih dan cinta pertamaku, Emmeric dengan teganya memintaku menjadi istri kedua karena dia akan menikahi wanita pilihan orang tuanya. Setelah menolak keras, Emmeric menjebakku dan menghancurkan masa depanku, setelahnya kehidupanku...
