56. Pergi

7.6K 591 48
                                    

Tuan muda hanya berbaring lesu selama beberapa hari setelah penguburan nenek yang baru saja dia ketahui selesai. Aku tau perasaan tuan muda pastilah sangat pedih. Aku banyak berbicara dengan Pak Faizal mengenai apa yang terjadi, dia adalah saksi hidup dari sejarah kelam perlakuan tuan besar terhadap keluarga ibu suamiku. Kami memutuskan menutup rapat peristiwa ini, jangan sampai diketahui oleh tuan besar. Tuan muda tak ingin bertemua ayahnya, karena luka di dalam hatinya tertoreh sampai begitu dalam.

Kejadian yang menguras perasaan, membuat aku memutuskan dan meminta pada suamiku untuk menunda kepulangan Reva, Kela dan Hu. Tuan muda menyetujui, tak sanggup rasanya membuat mereka merasakan kesuraman ini.

Di dalam kamar rumah mungil itu banyak foto-foto masa kecil tuan muda dan ibunya, juga beberapa surat yang menyakitkan hati. Tiap membacanya aku menangis. Sekarang aku memahami kenapa tuan muda ingin membunuh ayahnya.

"Zola. Kamu mau makan, sayang?" Aku membujuknya dengan lembut. Tuan muda bilang dia seperti mati rasa, tapi saat aku meraih tangannya dan meletakkan di perutku. Dia menyesal telah berkata demikian. Tuan muda termenung, aku menyuapinya sesekali makan juga dari piringnya. Aku sekarang harus menjadi kuat, tuan muda membutuhkan aku, beberapa masalah kerap datang menimpaku belakangan ini. Tapi, aku abaikan.

Tuan besar mengirim orang ke rumah karena suamiku tidak pergi bekerja, orang suruhan itu diusir dengan segera. Sebenarnya itu hanya akan menambah kecurigaan, tapi tuan besar mungkin akan berpikir kalau ini adalah dampak dari kemarahan karena memintaku meninggalkan putranya dulu.

Kehidupan seperti dua sisi mata uang, di saat tuan muda begitu terpuruk. Ada saja manusia yang bersuka cita karenanya, walau tak paham apa yang terjadi perusahaan Emmeric mulai bangkit dan saham keluarga Thomas kembali stabil. Kabar baiknya, Emmeric telah menandatangani perjanjian untuk tidak menuntut hak asuh atas Kela lagi. Kehidupan semakin ironis aku rasakan, ayah biologis anakku memilih harta dan kekuasaan daripada anak, sedangkan ayah sambungnya memberikan seluruh harta untukku dan anak-anaknya

Aku tidak mengatakan pada tuan muda kalau kemarin, Emmeric datang mengangguku lagi. Dia bilang melalu telepon, hanya hak asuh atas Kela yang dia setujui, bukan berarti menyerah atas diriku. Orang seperti dia ini sungguh menyulitkan, di masa lalu aku mencintainya, sekarang terasa seperti mimpi. Tapi, aku tak katakan pada tuan muda. Tak ingin menambah beban pikirannya.

Di sore hari tuan muda duduk di beranda dan melamun, aku kadang memotong mawar-mawar di halaman dan memberikan padanya. Dia tersenyum saat mencium aroma mawar, tetapi ketika aku menjauh darinya, wajahnya sedih lagi. Menyesakkan sekali.

Aku memutuskan untuk membuatkannya teh dan telor dadar. Tuan muda menyukai telor dadar tapi jangan terlalu banyak isi.

"Pak Faizal bilang, dia dan ayahku berteman. Suatu ketika mereka datang ke pesta teman. Di sana mereka bertemu dengan ibuku, yang masih mahasiswi. Mereka berdua sama-sama tertarik padanya."

Tuan muda mulai bercerita.

"Tapi, ibuku jatuh hati pada ayahku, mereka menjalin hubungan. Ayahku berbohong kalau dia hanyalah seorang biasa. Ayahku menutupi jati dirinya, bodohnya ibuku seperti buta. Tidak menyelidiki itu."

"Sebelum tamat kuliah ibuku menikah dengan ayahku, ayahku karena begitu ingin bersamanya sampai menyewa orang tua palsu. Semua disusun begitu pintar."

Aku terkejut.

"Suatu ketika ayahku membelikan rumah untuk ibuku di suatu tempat di pegunungan, tapi nenekku curiga ada yang disembunyikan, beliau pun menyelidiki. Pak Faizal saat itu akhirnya berkata kalau ayahku sudah dijodohkan dengan orang lain, dari kelas sosial yang sama."

Perlahan aku menggenggam tangannya. Terasa kesedihannya menjadi kesedihanku juga.

"Diam-diam, ayahku menikah lagi dengan wanita lain, tanpa ibuku tau. Tapi nenekku saat itu mencari informasi, pernikahan yang ditutupi. Digelar di luar negeri. Ketika tau ibuku sangat hancur, beliau memutuskan untuk kabur."

"..."

"Beberapa tahun kemudian ayahku bertemu lagi dengan ibuku, saat itulah dia memaksa agar ibuku kembali padanya, dengan berbagai cara yang bahkan tak mampu aku pikirkan bagaimana ...."

Air mataku mengalir dalam diam mendengar tuturan tuan muda. Aku berpikir, jalan hidupku begini sulit, ternyata tuan muda menempuh yang lebih sulit. Kisah hidup kami, kalau difilmkan apakah akan laris? Aku berdiri dari kursiku. Memeluknya erat. Tuan muda bergetar.

"Dia membenci nenekku karena membuatnya berpisah dari wanita yang dia cintai. Membuatnya hidup menderita sampai hari kematiannya. Oh Tuhan ...."

"Zola. Bahkan setiap hal buruk yang terjadi dalam hidup manusia, bisa jadi ada kebahagiaan di depannya."

"Kelahiranku, mungkin saja suatu yang dipaksakan."

"Kelahiran kamu adalah kebahagiaanku. Zola, bukankah selama ini kamu marah pada ibumu karena menjadi istri kedua? Setidaknya sekarang kamu tau kalau di dalam hati ayahmu hanya beliau yang pertama dan satu-satunya."

"Aku tak tahan lagi." Tuan muda seperti gunung es yang mendadak mencair, seperti seluruh kekuatannya selama ini hilang tak berbekas. Dia hanyalah seorang anak kecil yang membutuhkan perlindungan dan kasih sayang. Seperti aku dulu terhadapnya.

"Ayo kita pergi saja."

"Pergi?"

"Hidup dengan keluarga kecil kita di negara lain. Jauh dari semuanya."

Tuan muda lama terdiam, keheningan menyelimuti kami. Dia kemudian berkata, "baiklah. Ayo kita pergi."

Tuan muda dan aku berpelukan begitu lama, aku terus menenangkan dia yang tak putus-putusnya menyesali kepergian neneknya. Menyesali kenapa dia tidak langsung melihatnya saat pertama dia tau. Menyesali kenapa ibunya harus menjadi wanita lemah tak berdaya. Menyesali semua hal yang terjadi sebenarnya tidak apa, karena di depan ada hal-hal yang tak terduga.

Tuan muda seandainya tidak lahir ke dunia? Apa jadinya diriku? Mungkin aku dan Kela adalah gambaran tuan muda dan ibunya di masa datang. Seperti yang aku katakan, peristiwa kelam di masa lalu seseorang, bisa saja menjadi awal kebahagiaan orang lain. Kehadiran tuan muda di dunia ini, akulah yang paling bahagia karenanya. Menyelamatkan hati tuan muda dari kegelapan adalah menyelamatkan hatiku juga.

🌿

14/08/20

Wounded Heart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang