awal kejadian

503 12 0
                                    

"cepat kamu sembunyi dilemari ini ya sayang" suruh wanita berusia 30 tahun itu.

"Iya ma" jawab anak perempuan berusia 4 tahun itu yang bernama Hanna.

"Jangan bersuara atau menangis ya sayang,mama papa sayang padamu" sambil mencium anak semata wayangnya itu. Wanita itu bernama Livia Wood. Dia melepaskan kalung liontin hati dilehernya dan dipasangkan ke leher putrinya "kamu bawa  ya sayang, ini pelindungmu" sendunya.

"Emang ada apa ma? kenapa mama sedih ?" Tanya anak kecil itu.

Brakkkk

Tiba-tiba saja ada suara dobrakan pintu dan ada suara tembakan dari ruang utama.

"HEY DAVID WOOD!! KELUAR KAU!!!"

Livia langsung menutup lemari yang berisi anaknya itu.

" Mama sayang kamu nak, jaga dirimu baik-baik" Livia mencium pipi dan jidat anak itu sambil mengusap air matanya. Dia menutup lemari dan memberi celah agar anaknya bisa bernafas. Hanna menurut dan dia diam disana.
Livia kaget melihat suaminya David Wood terbaring di lantai dan ada genangan darah.

"Aaaaarrrggghhh apa yang kalian lakukan? David bangun sayang" Livia histeris berlutut dan membangun kan suaminya yang sudah tewas. Dia menangis sambil membaluri wajahnya dengan darah David. Sang penjahat tertawa terbahak bahak melihat Livia histeris sambil membaluri darah suaminya.

"Hahahahaha.... Begitu cintanya kamu dengan suami payahmu itu? Ckckck lebih baik kau ikut kami saja, menjadi penghibur kami ber3 hahaha..." Ejek salah satu penjahat itu.

Hanna bingung apa yang terjadi dan keluar dari lemari dan mengendap ngendap keluar tanpa suara. . Dia diujung tangga atas dan melihat ayahnya terbujur kaku bersimbah darah.

"Lebih baik aku mati daripada menjadi penghibur kalian. Bedebah kalian telah membunuh suamiku" isak livia. Salah satu penjahat yang kepala licin menarik paksa Livia dan menamparnya.

"Wahh berani sekali wanita manis ini. Apa kita gilir saja dia?" Salah satu penjahat yang memiliki tato naga dilengannya sambil melihat Livia dengan nafsu. Livia langsung menggigit hidung si kepala licin sampai tulang rawannya lepas.

"Arghhhh lepaskan jalang ini!!" Salah satu penjahat berbadan kecil langsung menembak Livia tepat di jantungnya.

"Dorrrr"

Hanna terkejut melihatnya dan menutup mulutnya. Dia langsung menangis dan kembali ke lemari persembunyiannya tanpa menimbulkan suara. Dia menenggelamkan mulutnya dengan boneka yang dibawanya. Betapa takutnya melihat ibunya ditembak didepan matanya sendiri. "M..m..mammmaa" isaknya

Livia terkapar dan bersimbah darah. Ketiga penjahat itu memasuki kamar suami istri itu untuk mencuri apa yang pantas untuk dicuri. Mereka akhirnya keluar dan tertawa terbahak bahak.

Hanna langsung keluar setelah ketiga penjahat itu pergi dia langsung menghampiri orang tuanya yang sudah tidak bernyawa itu.

"M..m..mammmaa p..p..pappa.... Bangun" isak anak itu. Dia mencium wajah David dan Livia bergantian sambil membaluri wajahnya dengan darah mereka. Hanna tidur sambil menangis diantara orangtuanya yang bersimbah darah.

"Hikss....hiksss....."

Tiba-tiba ada suara sepatu pantofel didepan pintu. Hanna langsung bangun dan sembunyi di kolong meja makan. Dia menahan nafas sambil menutup mata. 'siapa lagi itu?' pikirnya.

"Hei bocah kenapa kamu sembunyi?" Suara itu mengagetkan Hanna sampai terbentur kolong meja. Dia membuka matanya dan melihat seorang pria berusia 34 tahun berpakaian formal bewarna hitam. Pria itu langsung menarik Hanna dengan lembut dan memposisikan badannya setinggi Hanna.

"Kenapa kamu sembunyi disini sampai ada darah diwajah polosmu itu?"tanya pria itu.

Hanna menjawab dengan suara bergetar "m...mama nyuruh sembunyi, tapi mama dan papa ditembak" Isak Hanna.

Pria itu menantap mayat orang tua Hanna dengan tanpa jijik. Dia langsung menggendong Hanna dan mengelap wajah Hanna dengan sapu tangannya.

"Kita urus dulu mayat orang tuamu itu. Lalu aku akan bertanya padamu apa yang terjadi. Tapi sebelum itu ikutlah denganku dulu anak kecil" pinta pria itu. Hanna langsung mengangguk pelan. Dia langsung dibawa oleh pria asing itu dan memasukannya kedalam mobil.

45 menit kemudian Hanna sudah sampai di tempat tinggal pria itu dan melihat sepintas ternyata pria ini mempunyai mansion yang sangat besar dan elegan. Hanna turun sambil digendong pria itu.

"Aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Eddy Quinn"kata pria itu sambil jabat tangan. Hanna langsung membalas jabat tangannya dengan lemah "aku Hanna paman" jawabnya.

Eddy langsung menggandeng tangan Hanna yang kecil kedalam mansion nya dan mengajaknya kesuatu ruangan.

'aku ingat pesan papa jangan mau diajak sama orang asing, tapi aku sudah terlanjur'pikir bocah itu

"Tenang aku hanya mengantarkan mu kekamar tamu" jawab pria itu. Hanna terkejut mendengarnya "apa paman bisa membaca pikiran?" Tanya Hanna. Pria itu terkekeh mendengar pertanyaan anak kecil itu. " Aku hanya menebak pikiran mu bocah" jawab Eddy.

Sesampai dikamar,Hanna melihat-lihat ruangan tersebut. Semua warnanya putih tanpa warna. Eddy langsung memanggil pelayan untuk memandikan Hanna dan memberi baju sesuai ukuran Hanna.

Setelah mandi dan bersih-bersih Hanna diam seribu bahasa. Dia berpikir kenapa orangtuanya ditembak. Airmata Hanna langsung turun dan dia terisak.

"Hikss..hiksss.. kenapa kalian ditembak?" Isak Hanna kecil. Tiba-tiba suara pintu terbuka dan ternyata itu Eddy Quinn.

"Hei kenapa kau menangis bocah kecil? Apa kau tidak suka disini?" Tanya Eddy. Hanna langsung menghapus air matanya. Disaat dia mau bicara,langsung diambil alih sama Eddy Quinn

"Apa kamu masih bingung kenapa orang tuamu dibunuh bocah?" Hanna langsung membelak matanya dan menatap Eddy Quinn yang duduk disamping ranjangnya.

"B..bagaimana bisa paman tau?"tanya Hanna. Pria itu senyum seringai menatap mata Hanna yang berwarna biru itu. Dia langsung mengusap kepala Hanna " apa kau ingin membalas mereka yang telah membunuh orang tuamu itu?" Tanya Eddy. Hanna langsung menatap mata pria itu dengan tatapan dendam " ia paman ,aku harus membalas perbuatan mereka! Mereka merenggut kebahagiaan kami. Mereka tega membunuh dihadapan ku" jawab Hanna dengan tatapan nanar. Pria itu tertawa mendengar nya.

"Ha...ha...ha... Ternyata kau ini pendendam besar bocah. Aku akan membantumu untuk membalaskan dendammu itu. Tapi aku akan melatih mu bagaimana cara membunuh tanpa diketahui siapapun. Tapi dengan satu syarat" pinta Eddy. Hanna langsung bertanya " apa syaratnya paman? Aku akan melakukan apapun asal mereka harus mati ditangan ku" Hanna langsung antusias mendengarkan syarat pria itu. Eddy langsung mengelus kepala Hanna dengan lembut "syaratnya kamu aku angkat menjadi putriku disini. Aku akan melatih mu dengan berbagai senjata disini. Dan tatapan matamu yang sangat haus akan dendam teringat aku dengan suatu nama" jawab Eddy. Dia langsung memegang kedua bahu Hanna yang kecil sambil menatap mata biru itu " aku beri namamu Harley, Harley Quinn, karena kau gila seperti dia jika sedang melakukan kejahatan" Hanna langsung terkejut mendengar namanya diganti menjadi Harley. Dia langsung mengangguk mantap dan mencengkram selimutnya " aku mau. Ubah aku menjadi apa yang kau inginkan AYAH" senyum Hanna,oh bukan Hanna lagi Harley. Eddy tersenyum mendengarnya sambil tertawa mengerikkan seperti Joker

"Haa...ha...haa...haa... Bagusss kau memang layak menjadi putriku. Baiklah besok aku akan memberimu kejutan untukmu sayang" Eddy langsung mencium kepala Harley dan menyuruh bocah itu tidur.

Anak itu bingung kejutan apa yang akan diberikan pada pria itu? Dia tidak mempedulikan nya dan langsung tertidur.

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang