Di club Eddy Quinn.
Eddy sedang meminum champagne sambil mendengarkan kerasnya musik club itu. Dia meminum minumannya dengan tatapan datar. Tak lama kemudian salah satu anak buahnya datang menghampiri nya.
"Bos, saya mendengar bahwa anak dari klan Walter tewas ditaman kota" lapor anak buahnya. Eddy tersenyum mendengarnya dan melirik anak buahnya.
"Pasti Harley Quinn yang membunuhnya bukan?" Tanya Eddy sambil meneguk kan champagne nya.
"Iya tuan, saya memantau nona muda bersama salah satu anak buahnya membawa koper besar. Yang tak salah lagi isinya senjata nona muda. Dan dia memberikannya pada nona Harley. Apa kita hukum saja anak buah itu tuan?" Tanya anak buah Eddy. Pria itu menggelengkan kepalanya dengan senyuman liciknya.
"Tidak usah. Biarkan saja putriku melakukan yang dia inginkan. Aku tahu dia mengambil semua isi kartunya karena dia pikir aku akan melacak kartu ATM nya" Eddy bangkit dari kursinya dan menyuruh Noah yang berdiri disampingnya mengambil handphone nya. Eddy mengetikkan sesuatu didalam handphone nya.
"Aku sudah mengirimkan anakku bekal untuk dia hidup. Apakah aku ayah yang baik?" Tanya Eddy pada Noah. Pria itu mengangguk pelan.
"Tentu saja anda adalah ayah yang baik tuan" jawab Noah. Eddy tertawa mendengarnya dan masuk kedalam mobilnya.
"Haa...haa...ha.. ingat kita harus menghadiri pesta kelulusan putriku 2 Minggu lagi" ucap Eddy pada Noah dan dia mengangguk pelan.
Keesokan paginya
Harley terbangun dari tidurnya dan dia merentangkan tangannya.
"Aduh perih" ujar Harley menuju kamar mandi. Dia menatap dirinya dicermin dan melihat luka bekas gigitan Jacob kemarin.
"Pria sialan" Harley membasuh dirinya dengan air hangat. Selesai dia mandi Harley mengambil sweater putih oversize dengan celana jeans hitam dan dia memakainya. Tak lupa dia mengobati luka dilengan dan lehernya dan ditutup dengan perban. Dia mengambil concealer untuk menutupi memar di wajahnya dan memakai lipstain pink-nya. Tak lupa memakai sepatu sneaker hitamnya.
"Okay, sepertinya aku harus memakai softlens coklat. Aku malas memakai wig" ucap Harley sambil membawa tas ransel nya dan menuruni tangga. Dia lalu pergi ke dapur dan terdapat Liam dan Joshua yang sedang sarapan.
"Good morning Harley. Bagaimana dengan lengan dan lehermu? Apa sudah diobati?" Sapa Joshua. Harley terkejut mendengarnya.
"Darimana paman tahu?" Tanya Harley santai. Liam lalu memberikan roti panggang dengan selai strawberry.
"Aku yang mengatakan pada ayah jika kau terluka. Apa kau menemui seseorang sampai kau tertembak?" Tanya Liam. Harley menggigit rotinya.
"Iya, kemarin aku menemui salah satu anak buahku untuk mengambil beberapa mainan dan pakaianku. Saat aku mau pulang ternyata ada anak dari klan Walter menyerang ku dan aku menghabisi nya. Untungnya dengan anak buahku yang membantuku" jawab Harley sambil meminum susunya. Joshua menatap Harley seakan tidak percaya bahwa dia habis bertarung dengan klan Walter.
"Kau tahu nak klan Walter sangat susah untuk dilacak keberadaanya. Tapi kau menghabisi mereka semua dengan senjatamu. Apa kau tak berpikir Eddy Quinn akan melacak mu?" Tanya Joshua was-was. Harley memutarkan matanya sambil memperbaiki rambutnya yang belum disisirnya.
"Kata salah satu anak buahku, Eddy sudah tahu keberadaanku disini. Tapi suatu saat dia akan menangkap ku" ucap Harley tidak peduli. Dia menatap jam tangan nya.
"Paman,Liam aku harus ke kampus" ucap Harley dipintu rumah. Liam berdiri menghampiri Harley.
"Berangkat sama aku saja. Lenganmu masih sakit" jawab Liam sambil menarik tangan Harley menuju mobilnya. Harley menatap Liam dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
like Harley Quinn ( End )
Actionapa kalian tau jika anak polos di didik dengan orang benar akan menjadi manusia normal? begitu kebalikannya. Hanna, seorang perempuan yang di didik dengan seorang pemimpin mafia Eddy Quinn dan diangkat menjadi anak dan dilatih menjadi mesin pembunu...