Eddy Quinn obsession

93 3 2
                                    

Eddy menatap foto Livia ditangannya. Dikasur king size nya terdapat foto Livia remaja hingga dewasa berserakan diatas kasurnya. Eddy berbaring diatas kasur sambil mencium satu persatu foto Livia.

"Livia... Aku merindukanmu" desah Eddy menatap foto Livia yang memakai jas dokternya. Dia tersenyum mengingat pertemuan mereka pertama kali nya.

Flashback

10 Januari 1988

Eddy yang berusia 19 tahun sedang melarikan diri dari rumah dengan motornya. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Sialnya rem nya rusak.

"Brukk" Eddy terjatuh dari motornya. Dia melihat kakinya terluka begitu juga dengan pipi kirinya.

"Sialan" umpat Eddy. Tiba-tiba ada seorang gadis berusia 14 tahun yang menghampiri.

"Hei, kau tak apa?" Tanya gadis itu dengan lembut. Eddy menatapnya dengan dingin. Dia melihat gadis itu ketakutan. Tapi gadis itu mengulurkan tangannya untuk menolongnya.

"Ayo,kau harus diobati" ujar gadis itu sambil membopong nya. Eddy menurut dan memasuki rumah gadis itu. Dia duduk diruang tamu dan gadis itu membersihkan lukanya dengan air hangat yang dicampur dengan antiseptik.

"Arghh sakitt" Eddy menahan sakit ketika lap basah itu mengenai kakinya. Gadis itu menggeleng kan kepalanya.

"Makanya, kalau berkendara harus hati-hati" ucap gadis itu sambil mengelap wajah Eddy yang terluka. Eddy menatap mata hijau gadis itu.

"Namaku Livia. Kau siapa?"tanya gadis itu menjulurkan tangannya. Eddy membalasnya dengan wajah datarnya.

"Namaku Eddy Quinn" jawab Eddy. Livia lalu melanjutkan dengan memberi obat dilukanya dan diberi perban.

"Aku akan memberimu minuman. Aku tak mau dibilang tuan rumah yang tidak memberi tamunya kudapan" Livia pergi kedapur untuk membuat jus jeruk dan mengambil beberapa kue kering. Eddy melirik gadis itu yang membuat minuman.

' cantik ' ucapnya dalam hati. Livia menghampiri Eddy sambil membawa jus jeruk dan kue kering.

"Selamat menikmati. Aku harap kau cepat sembuh saat aku memberikan kudapan" ucapnya sambil tersenyum. Eddy tertawa kecil mendengarnya.

"Haa..ha...haa.. kau lucu sekali Livia" ucap Eddy sambil meminum jusnya. Livia tersenyum manis sambil meminum jusnya. Eddy menatap Livia sambil tersenyum.

"Kau sangat cantik dan baik Livia" ucapnya. Livia menaikan alisnya.

"Maaf?" Tanya Livia. Eddy menggelengkan kepalanya dan menatap jam dinding rumah Livia.

"Aku harus pulang" ucapnya sambil berdiri. Livia mengantar kan Eddy kedepan pintunya.

"Ingat, jangan ngebut dulu Eddy. Kau masih terluka" ucap Livia sambil melihat Eddy yang melipat celananya sampai selutut.

"Terima kasih Livia. Sudah memberiku jus dan kue" ucap Eddy. Livia tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Hati-hati " jawab Livia melambaikan tangannya ke Eddy yang mengendarai motor nya. Diperjalanan Eddy memikirkan Livia. Apalagi senyumnya.

'dia harus menjadi milikku' ucapnya dalam hati.

12 Januari 1988

Eddy terus mengawasi Livia dimanapun gadis itu berada. Dia sampai memanjat rumah Livia dan menatap Livia yang sedang tertidur dengan nyenyaknya.

'beruntung dia tidak menutup jendelanya'ucap Eddy sambil memasuki kamar Livia. Dia mengelus pipi Livia dan mengecup keningnya.

'kau milikku,dan selalu miliku'

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang