devise a plan

80 1 0
                                    

Sesampai di mansion mereka berkumpul diruang  senjata Harley yang sangat luas dan lengkap isinya. Mereka duduk disofa yang ada disana.

"So bagaimana rencanamu Quinn untuk mencari keberadaan Martinez?" Tanya Alfredo yang membuka jas formal birunya. Harley bangkit dari duduknya.

"Seperti yang kalian ketahui kalau Evan Martinez memiliki dendam padaku karena aku membunuh ayahnya. Jadi dia berusaha mengincar nyawaku saat ini dengan menyewa orang untuk membunuhku atau mengawasiku dengan anak buahnya sendiri. Jadi sekarang aku berusaha mencari keberadaan Martinez,tapi aku tidak tahu dimana dia bersembunyi" jelas Harley mengambil minuman sodanya. Jinso membuka headband nya dan memberikan Harley sebuah peta.

"Harley, sepetinya dia berada di negara ini atau di Italia. Kemungkinan dia berada di markas ayahnya dulu. Tapi markas Martinez sangat banyak dan itu tidak bisa dicari satu persatu" jelas Jinso pada Harley. Belle mengangguk setuju.

"Benar itu Harley, pria itu sangat susah dicari karena dia pintar bersembunyi tanpa diketahui" ucap Belle merapikan rambut emasnya. Ray bangkit dari duduknya dan menaruh senjatanya diatas meja.

"Begini saja, kita berpencar saja mencari keberadaan nya. Aku rasa dia bersembunyi dikota ini dan menyuruh semua anak buahnya memata-matai Harley. Dan tadi saja kita dihadang oleh mereka. Yang aku bingungkan bagaimana mereka tahu kalau nona Harley pergi denganku?" Jelas Ray dan menatap Harley. Slava membuka laptopnya dan membuka sesuatu dilayar laptopnya.

"Harley apa cctv mu masih dipasang keamanannya?" Tanya Slava pada Harley yang sedang minum. Harley menaikan bahunya seakan tak tahu.

" Aku tidak tahu Slava. Aku tidak memperhatikan nya" jawab Harley. Slava membuka keamanan cctv mansion Harley dengan laptopnya. Dia sangat pintar dalam bidang keamanan.

"Aku rasa keamanan cctv mu ini sudah direntas keberadaan nya Harley" jelas Slava. Harley terkejut mendengarnya.

"Ray, Slava kalian keruangan cctv saat ini" suruh Harley pada mereka. Ray dan Slava pergi menuju keruangan cctv. Suri menghampiri Harley dan membawa Harley duduk disampingnya.

" Apa perlu kami cari pria itu dengan anak buah kami Harley?" Tanya Suri pada Harley. Domain mengangguk setuju dengan pendapat Suri.

"Yang dikatakan Suri memang benar Harley. Aku akan menyuruh orang-orang terpercaya ku untuk melacak Martinez di Italia. Aku ingin membalasmu 7 tahun yang lalu Harley. Jika kau tak menolongku waktu itu aku akan membunuh diriku sendiri karena menanggung rasa malu" balas Domain memegang tangan Harley. Dia pernah diculik dan hampir diperkosa oleh beberapa pria di club. Harley yang masih berusaha 16 tahun membunuh mereka dan menyelamatkan Domain yang masih berusia 17 tahun. Harley tersenyum lembut pada Domain.

"Boleh saja. Aku menerima tawaranmu" balas Harley. Alfredo memberikan tab nya pada Harley dan menunjukkan beberapa senjata mesin.

"Kau pilihlah beberapa untuk menghabisi orang itu. Kita perlu senjata mesin yang bisa digunakan" ucap Alfredo pada Harley.

"Kita pikirkan rencananya dulu baru kita pilih mainan yang akan digunakan" jelas Harley menatap Alfredo. Akira mengambil katananya.

"Untukmu Harley,aku akan melatih mu memakai katana dengan baik. Aku tahu kau sangat cepat belajar memakainya tetapi lebih baik belajar padaku. Aku ingin tahu kemampuan mu yang baru itu" tawa Akira. Harley mengangguk setuju. Tak lama kemudian Ray dan Slava datang.

"Yang dikatakan Slava benar nona. Ada sambungan lain dari cctv ini. Kami berusaha mengganti nya dengan cepat. Apa nona tahu siapa yang mencurigakan disini?" Tanya Ray pada Harley. Harley mengetuk keningnya dengan telunjuknya.

"Kau ingat aku membunuh seseorang sebelum aku terkena bom itu Ray? Dia seorang pria yang mencurigakan dan saat melihatku dia berlari ketakutan dan akhirnya aku menembaknya" jawab Harley. Ray mengingat kejadian itu waktu Harley menembak seseorang yang bukan anak buah Eddy. Tanpa basa-basi lagi Harley menembak dadanya sampai tewas.

"Aku rasa dia adalah orang suruhan Martinez nona. Waktu saya membuang jasadnya dirumah penyiksaan saya melihat handphone nya dan isinya dengan bahasa Spanyol yang tidak aku mengerti" balas Ray. Alfredo menoleh kearah Ray.

"Apa kau masih menyimpan handphone itu?" Tanya Alfredo. Ray menggelengkan kepalanya.

"Tidak, tapi aku sempat memotret pesan itu" jawab Ray menyerahkan foto di telfon genggam nya. Alfredo membaca teks itu.

"Isinya 'Haz tu trabajo.  Liberaré a tu hermosa niña.  si no lo venderé' yang berarti ' lakukan tugasmu. Aku akan membebaskan anakmu yang cantik ini. Jika tidak aku akan menjualnya'
" Jelas Alfredo. Harley melirik Ray dengan tatapan dingin. Ray menundukkan kepalanya.

"Maaf nona, aku kira itu pesan yang tidak penting" sesal Ray. Harley menghembuskan nafasnya pelan.

"Aku mengerti Ray. Ternyata pria mencurigakan itu adalah suruhan Martinez" balas Harley.

"Slava bisakah kau melacak nomor itu?" Tanya Harley. Slava mengangguk dan mengetik sesuatu dari laptopnya.

"Dapat, dia berada di  Georgia" seru Slava. Ray dan Harley melirik satu sama lain.

"Jadi apa rencana mu nona?" Tanya Ray penasaran pada Harley.

"Kalian boleh bersantai atau berlatih dinegara kalian atau disini. Slava aku memintamu untuk membuatkan sesuatu yang lebih kecil yang bisa melacak keberadaan. Seperti anting-anting atau cincin. Gunanya jika salah satu dari kita tertangkap kita bisa langsung pergi menghabisi Martinez" jelas Harley. Mereka setuju dengan pendapat Harley yang menurutnya sangat masuk akal.

"Itu ide yang sangat hebat Harley. Aku bisa menghabiskan waktu ku disini sebelum pulang ke Korea untuk mengurus agensi ku" seru Jinso kesenangan. Begitu juga dengan yang lain.

"Aku setuju juga. Kebetulan aku harus mengurus bisnisku yang berada disini" ucap Alfredo. Harley menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman-temannya.

"Baiklah kalau tidak ada, kalian boleh pulang dan beristirahat" mereka meninggalkan mansion Harley dan pergi kemansion mereka yang berada disini.

"Kami pulang dulu" ucap mereka melambaikan tangannya pada Harley.

"Hati-hati" balas Harley melihat mobil mereka pergi meninggalkan halaman mansionnya. Harley memasuki mansionnya dan melihat Ray yang sedang meminum air.

"Rencana anda pasti berhasil nona" Harley melirik Ray dan mengambil sebuah apel dimeja.

"Pasti, Ray aku merindukan teman-teman ku yang dulu" ucap Harley duduk dipantry. Ray menopang dagunya diatas meja.

"Apa nona akan mengatakan sejujurnya pada semua orang?" Tanya Ray didepan Harley. Dia mengangguk pelan.

"Iya. Aku merasa bersalah pada mereka yang tanpa mereka ketahui tentang jati diriku yang sebenarnya"  jawab Harley lesu. Ray mengacak kepala Harley.

"Jika itu yang terbaik maka lakukan nona. Karena jujur itu lebih melegakan daripada berbohong" ucao Ray mengambil gelas yang berisi air lalu meminumnya.

"Sebaiknya anda mandi dan beristirahat" suruh Ray pada Harley yang sedikit lelah. Harley mengangguk kepalanya dan pergi menuju kamarnya.

"Terimakasih saranmu" ucap Harley. Ray tersenyum sopan dan pergi menuju apartemennya. Harley membersihkan dirinya dikamar mandi. Selesai mandi dia mengenakan piyama hitam dan berbaring dikasurnya.

"Semoga besok tidak terjadi apa-apa" umpat Harley menutupi tubuhnya dengan selimut lalu mematikan lampu tidurnya.

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang