fake death

68 1 0
                                    

Liam terbangun dari masa kritis. Joshua yang berada di sampingnya tersadar dan memencet tombol bantuan.

"Akhirnya kau sadar nak" ucap Joshua bersyukur melihat Liam sadar.

"Harley dimana ayah?" Tanya Liam pelan. Joshua menghembuskan nafasnya pelan.

"Dia meninggal nak" jawab Joshua. Liam membelakkan matanya tak percaya. Dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak mungkin ayah. Dia yang membawaku kesini" histeris Liam. Joshua mengerutkan keningnya.

"Benarkah itu? Tapi Eddy Quinn menghadiri pemakaman tadi pagi bersama Ray dan rekan kerja Harley?" Tanya Joshua. Liam bangkit dari tidurnya tapi ditahan oleh Joshua.

"Jangan macam-macam kau Liam. Lihatlah keadaanmu" ucap Joshua tegas. Liam melihat tubuhnya terbalut perban seluruh badannya. Dia meringis kesakitan saat kakinya menyentuh lantai.

"Kau terkena ledakan di punggungmu sampai kulit punggungmu terbakar dan kakimu juga terkena ledakan itu" ucap Joshua. Liam menghembuskan nafasnya berat.

"Lalu bagaimana ayah?" Tanya Liam. Joshua menyuruh Liam berada dikasurnya.

"Beruntung kau dibawa kesini tepat waktu. Jadi dokter bisa menanganimu dengan cepat" jawab Joshua.

"Aku tak percaya Harley tiada ayah. Aku yakin dia yang membawaku kesini" ujar Liam. Joshua menaikkan alisnya.

"Aku tak tahu apa yang kau bicarakan itu. Tapi aku merasa Harley masih hidup" balas Joshua. Tak lama kemudian dokter datang memeriksa Liam.

"Saatnya Mr White diberi obat pada lukanya" ucap dokter itu. Joshua meninggalkan Liam bersamaan dokter itu.

Di pemakaman.

Ray memeluk Nichole yang menangis dipemakaman. Dia melihat peti yang akan dimasukkan ke liang lahat.

"Aku tak terima ini Ray. Dia meninggalkan kita selamanya. Dia gadis yang baik Ray" isak Nichole di dada bidang Ray. Pria itu menenangkan gadisnya itu.

"Dia gadis yang baik my dear, Tuhan baik kepadanya" ucap Ray mengelus punggung Nichole yang lemah. Sementara itu Eddy dan Noah menatap peti itu dengan ekspresi dingin.

"Anakku yang malang" ucap Eddy berpura-pura sedih. Setelah selesai proses penguburan peti itu Eddy dan Noah pergi meninggalkan Ray dan Nichole disana. Eddy memasuki mobilnya dan membuka kacamata nya.

"Lelah sekali aku harus berpura-pura sedih dihadapan makam kosong. Sedangkan anakku berada dimansion" umpat Eddy. Dia sengaja membawa 1 mobil tanpa pengawalan anak buahnya agar tidak dicurigai oleh rekan Harley.

"Noah kita beli cheeseburger untuk Harley. Dia pasti bosan dengan bubur sakit itu dan kita harus membeli kesenangan Harley" ucap Eddy dibelakang mobil. Noah menganggukan kepalanya dan menyetir mobil Eddy.

Di mansion

Harley sangat bosan berada di kamar nya dalam keadaan kakinya yang tergantung. Dia menyalakan televisi nya dan menonton film kartun.
Seorang pelayan mendatangi Harley sambil membawa bubur.

"Nona, saat nya nona makan" ucap pelayan itu sopan. Harley menganggukan kepalanya.

"Tolong suapi aku. Tangan kananku sangat lemas" pinta Harley memelas. Pelayan itu mengangguk sopan dan menyuapi bubur yang diberi potongan daging dan sayuran. Mereka semua tahu jika Harley tidak suka makanan yang seperti rumah sakit. Jadi jika Harley sakit mereka harus memasakkan makanan yang Harley mau.

Selesai makan Harley meminum jus jeruknya. Pelayan itu memberikan obat untuk Harley minum dan Harley meminumnya sekali teguk.

"Nona sekarang beristirahatlah agar nona kembali pulih sedia kala" ucap pelayan wanita itu. Harley tersenyum dan mengangguk sopan.

"Terimakasih perhatian nya" balas Harley dan pelayan itu keluar dari kamarnya. Dia melanjutkan menonton kartun dikamarnya sambil memakan popcorn yang dia minta dibuatkan saat pelayan itu membawa makanan untuknya. Tak lama kemudian Eddy datang memasuki kamar Harley dan mengecup kening Harley.

"Harley anakku. Apa kau bosan disini?" Tanya Eddy disamping kasur Harley.

"Aku sangat bosan dan gara-gara kejadian kemarin aku belum menyentuh minuman dan kueku" jawab Harley kesal. Eddy terkekeh melihat Harley yang kesal. Eddy lalu menunjukan 2 kantung kertas pada Harley.

"Kebetulan aku membawa ini untukmu" ucap Eddy. Harley mengambilnya dan membuka isinya. Ternyata itu cheeseburger dengan kentang goreng,ice cream vanilla dan milkshake coklat.

"Ini makanan kesukaanku ayah" ucap Harley senang memeluk ayahnya. Eddy menjentikkan jarinya dan Harley melihat beberapa pelayan dan bodyguard membawa paper bag yang sangat banyak.

"Aku tahu kau tidak bisa berbelanja karena aku takut kau ketahuan oleh Martinez diluar sana. Jadi aku membelikanmu parfum,kosmetik, aksesoris dan tas untukmu. Dan untuk makanan ringan agar kau betah didalam kamar aku membelikan kulkas baru yang berisi makanan ringan kesukaanmu" ucap Eddy menyuruh anak buahnya membawa kulkas besar kekamar Harley dan membukanya. Isinya semua makanan ringan kesukaannya.

"Ayah bukannya ini berlebihan?" Tanya Harley melirik Eddy yang sedang menyuruh pelayan dan bodyguard nya menaruh belanjaan Harley diatas dan samping kasur Harley.

" Tidak anakku. Asalkan kau senang berada dikamar ini. Aku rela membeli sebuah pusat perbelanjaan untukmu" jawab Eddy mengelus kepala Harley lembut.

"Terimakasih ayah. Kau mempedulikan ku selama ini" ucap Harley tersenyum. Eddy membalas senyuman Harley dan mencium tangan kiri Harley yang diperban.

"Aku melakukan ini agar kau tidak celaka sayang. Aku rela melakukan apapun asal anakku kembali sehat" ucap Eddy mengusap pipi Harley.

"Ayah tidak berusaha membuat ku sehat. Tapi ayah berusaha membuat ku semakin gemuk karena semua ini" Eddy terkekeh mendengar Harley dan pergi meninggalkan Harley.

"Hahahaha yang penting kau tak kebosanan sayang. Jika kau ingin beli apa-apa suruh Ray membelikan nya" ucap Eddy. Harley mengangguk kepalanya dan melihat Eddy yang sudah pergi dikamarnya. Harley lalu memakan cheeseburger dengan lahap. Dia melihat sekelilingnya dan mengelengkan kepalanya melihat ayahnya yang sangat boros padanya.

"Apa saja ayah belikan untukku? Beruntung aku tidak memiliki sifat boros ayahku sendiri tapi sifat hemat mama papa" Harley menghabiskan makanannya dan membuka isi paper bag yang sangat banyak diatas kasurnya. Isinya banyak sekali dari handphone keluaran iPhone terbaru,tas,dompet, kosmetik, sepatu, aksesoris dan pakaian merk terkenal dan dan lain-lain. Dilantai kamarnya yang penuh dengan paper bag kemungkinan isinya sama.

"Ayahh kau sangat boros" umpat Harley mengambil handphone nya. Dia mengetik nomor Ray.

"Ray kau ada dimana?" Tanya Harley. Ray yang berada di bar mengangkat telfon Harley.

"Aku di apartemen ku nona ada apa?" Tanya Ray kembali.

"Kau bisa menjenguk Liam saat ini? Aku ingin tahu keadaannya" jawab Harley. Ray mengangguk mengerti.

"Baiklah nona aku akan menjenguk nya" ucap Ray mematikan handphonenya dan pergi menjenguk Liam. Harley menaruh handphonenya disampingnya dan dia memposisikan bantalnya 4 tingkat. Dia menatap kakinya yang digantung diatas kasurnya.

"Hei kaki, cepat pulih ya. Aku ingin membalas perbuatan Evan segera" ucap Harley dan mengambil keripik kentang diatas mejanya dengan tongkat capitnya.

"Siap-siap berada dikandang emas" Harley lalu menonton kartun ditemani jus jeruk disampingnya.

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang