test kepribadian

121 5 0
                                    

Harley pergi kekamar mandi kampusnya yang sepi. Dia mengambil telfon genggam nya dan menelfon ayahnya.

"Ayah,ada detektif dikampusku. Dia menemukan surat dari tua bangka itu dengan mencium kertasnya yang ada bau parfum ku" lapor Harley kepada Eddy.

"Apa yang harus aku lakukan sayang?" Tanya pria itu yang sedang menembak tawananya.

"Suruh anak buahku untuk menyamar menjadi cleaning servis dan memasukan sebotol parfum mawar dikamar apartemen tua bangka itu. Aku akan memberi tahu parfum apa yang harus ditaruh" Harley langsung mengirim foto parfum kepada ayahnya. Eddy mengerti sambil menembak tawanannya.

"Baiklah aku akan menyuruh anak buahmu kesana. Panggilkan anak buahku dan Harley sekarang!" Perintah Eddy sambil menempelkan telfon genggam nya. Semua anak buahnya datang keruangan pria itu.

"Beli satu parfum ini dan buang isinya setengah. Beri sidik jari wanita dibotol itu dan taruh di apartemen korban anakku kemarin itu. Mengerti...?" Perintah pria itu sambil memegang pistol ditangan kanannya.

"Mengerti tuan!!" Mereka langsung pergi ketujuan tuannya itu. Eddy tersenyum sambil melanjutkan telfonnya.

"Sudah dengar itu sayang? Aku sudah menyuruh anak buahku melakukan tugasmu. Sekarang kau kuliah dahulu. Tinggallah di apartemen mu itu dulu. Karena disini banyak mayat-mayat dari pesaingku. Apa kau mengerti?" Harley langsung mengangguk pelan.

"Mengerti ayah" jawab Harley. Dia langsung mematikan handphone genggam dan mengambil handphone genggamnya yang ke2.  Terdapat 2 panggilan dari Sarah dan Rose. Harley langsung menelfon Sarah.

"Hallo Sarah ada apa?" Tanya Harley dikamar mandi. Di depan kelas Sarah mencari keberadaan Hanna (Harley).

"Kau dimana choco girl? Namamu sudah dipanggil sama dokter tampan itu. Cepat kesini" perintah Sarah. Harley tertawa kecil mendengar temannya itu khawatir.

"Baiklah aku akan kesana 3 menit lagi" jawab Harley sambil memakai parfum mint nya. Dia segera keluar dari kamar mandi.

Sesampai didepan kelas Hanna bertemu Sarah dan Rose.

"Kirain kamu kabur Hanna. Cepat masuk. Test mu skarang ini" panik Rose sambil mengacak poni Hanna.

"Hahahaha ia, doakan sukses kawan" jawab Hanna sambil memasuki kelas. Sarah dan Rose melambaikan tangan mereka kepada Hanna.

"Hai. Kau pasti Hanna Quinn bukan?" Pria itu menjabat tangannya. Hanna langsung tersenyum manis membalasnya.

"Iya, jangan berpikir aku anak mafia ya. Oke kapan kita mulai?"tanya Harley tidak sabar. Liam langsung menyuruh nya duduk didepan meja nya.

"Oke sekarang. Tapi aku akan memberi 3 pertanyaan psikologi dan sisanya kau harus memberikan pertanyaan mu. Bagaimana?" Tanya Liam sambil tersenyum.

'pria ini pasti payah dalam mencari cinta. Aku akan menjahili nya sedikit. Agar dia menyudahi sesi konyol ini' pikir Harley sambil tersenyum miring " oke,ayo dimulai" seru Hanna.

" Pertanyaan pertamaku jika kamu sedang berjalan digang sepi, tiba-tiba ada pria mabuk yang berusaha untuk melecehkanmu apa yang akan kau lakukan?" Liam memberi pertanyaan pertama.

'kau bunuh saja dia bodoh' pikir Hanna, tapi dia menahan jawaban itu agar dia tidak ketahuan.

"Menendang organ vitalnya dan berlari sekencang-kencangnya lalu berteriak meminta tolong" jawab Hanna. Liam langsung menyatat sesuatu dibukunya dan mengangguk pelan.

"Baiklah yang kedua. Jika orang tuamu dibunuh dengan seseorang yang kau kenal, kamu ingin mengungkapkan kejahatannya tetapi kau diancam olehnya. Apa yang akan kau lakukan habis itu?" Tanya pria itu sambil menatap mata coklat itu.

' tembak saja dia, lalu buang kekandang haina' pikir Harley sambil tersenyum.

"Lebih baik kita melapor daripada kita dikunci oleh ketakutan" jawab Hanna sambil tersenyum. Liam menyatat sesuatu lagi dibukunya.

"Yang ketiga, jika kau dikurung disuatu tempat. Disana ada seseorang yang kau benci diruangan itu. Dia berusaha membunuhmu dengan sebuah kapak. Apa yang akan kau lakukan?" Tanya pria itu sambil menahan penanya untuk menulis.

'kau ambil senjatanya dan penggal kepalanya'pikir Harley.

" Agak membingungkan ya. Tapi saya rasa kita berusaha melawan dengan barang seadanya. Lumpuhkan dia lalu laporkan ke pihak berwajib" jawab Hanna. Liam langsung mencatat tetapi tangannya ditahan oleh Hanna.

"Kenapa kau menyatat jawabanku Mr..." Liam langsung melepaskan tangannya dengan lembut.

" Itu penting agar aku mengetahui karaktermu seperti apa" Liam langsung tersenyum begitupun dengan Hanna. Mata mereka menatap satu sama lain dan posisi kepala mereka sangat dekat tetapi tertahan dengan tangan Hanna yang menutup mulut Liam.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Hanna mengintrogasi. Liam sadar dan kembali duduk.

"Maafkan aku. Ini pertama kali aku melakukan interaksi dekat dengan perempuan. Biasanya tidak seperti ini" gusar Liam. Harley tertawa didalam hati. Dia mengekspresikan tawanya dengan senyuman manisnya.

'dasar perjaka'tawanya. Hanna langsung melepaskan kacamatanya dan Liam melanjutkan sesi test kepribadian nya.

"Oke aku akan bertanya sesuatu padamu" pria itu akhirnya membuka suaranya. Hanna langsung mendengarkannya.

"Apa yang kau pikirkan saat ini disaat aku melakukan test kepribadian ini?" Tanya Liam. Dia langsung menjawab dengan menahan dagunya dengan kedua tangannya.

"Aku mau mainanku" jawab Hanna lembut. Liam mengerutkan dahinya.

"Mainan? Mainan apa?" Tanya Liam. Hanna tersenyum saja.

"Itu saja yang aku pikir kan saat ini" jawab Hanna. Akhirnya sesi test selesai. Liam langsung menyuruh nya keluar dan menjabat tangan Hanna.

"Baiklah terima kasih sudah mengikuti test kepribadian ini. Maaf perbuatanku yang tadi" sesalnya sambil menunduk. Hanna tertawa mendengarnya.

" Aku tidak akan memaafkanmu. Aku akan memaafkanmu dengan satu syarat" Hanna langsung mengangkat tas selempang nya. Liam langsung mengerutkan dahinya lagi.

"Apa syaratnya?" Tanya Liam. Hanna langsung menjawab sambil menuju pintu kelas.

"Traktir aku cheeseburger dengan extra keju plus kentang goreng ditambah milkshake coklat dan eskrim vanilla" jawab Harley.  Liam tertawa mendengarnya.

"Hahaha baiklah aku akan mengajak mu. Kapan?" Tanya Liam lagi. Hanna langsung keluar dan berteriak.

"Terserahhh!!" Teriak Hanna. Liam menggeleng kepalanya sambil berdeham.  Baru pertama kali dia bertemu wanita seunik dia. Dia langsung melanjutkan catatanya kembali.

"Hanna Quinn. Nama yang indah" gumam Liam sambil melihat photo profil Hanna yang ada di kertasnya.

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang