Setelah keluar dari kelasnya, Harley langsung pergi ke parkiran kampusnya untuk pulang. Hanna langsung megambil handphone keduanya yang berwarna putih dan menelfon Sarah dan Rose.
"Gaiss aku pulang duluan ya. Ayahku menelfon ku dan mengatakan ada masalah dirumah. Jangan tunggu aku ya" telfon Hanna sambil membuka kacamata nya.
"Baiklah kebetulan kami sudah pulang dari tadi. Maaf lupa memberitahu mu Hanna" sesal Sarah. Hanna ( Harley) tersenyum seringai.
"Baiklah, mungkin kita akan pesta piyama besok lusa. Kebetulan ayahku bekerja diluar kota" bohong Harley sambil menyetir.
"Baiklah. Kami tunggu besok lusa" jawab Rose disamping Sarah. Mereka mematikan handphone nya secara sepihak. Harley langsung menuju apartemennya yang sangat dekat dengan kampusnya.
Sebenarnya dia ingin membantu Eddy menghabiskan nyawa pesaing ayahnya di mansion nya. Tetapi Eddy tau jika Harley akan menutup hidungnya seharian dengan sapu tangan jika ada darah yang belum dibersihkan dengan baunya.
Flashback 16 tahun...
Saat sesampai mansion,Harley kecil berlari sambil menutup mulut nya. Dia berlari menuju kamar dan langsung kekamar mandi.
"Hoekkkkk....." Harley muntah sangat banyak. Langsung Eddy menghampiri nya dan menepuk-nepuk tengkuk Harley kecil.
"Jangan dilihat ayah. Ini menjijikan" kata Harley sambil mengelap mulutnya. Eddy langsung mengambil tisu dan mengelap airmata dan mulut Harley yang ada sedikit bekas muntahnya.
"Jadi kau tidak suka bau darah sayang?" Tanya Eddy sambil mengangkat Harley menuju wastafel. Dia mengelap wajah Harley dengan handuk yang sudah dibasahinya. Dia mengelap dengan lembut. Harley langsung mengangguk lemah.
"Iya ayah. Aku tidak menyukai baunya. Itu membuat ku mual. Baunya seperti besi yang sangat berkarat. Apalagi aku menembak tikus-tikus itu tadi dan darah mereka sangat banyak. Aku belum pernah menembak sampai darah-darah itu banyak keluar" timpal Harley digendongan Eddy. Eddy langsung menaruhnya di kasur bigsize nya.
"Waktu itu kenapa kau tidak muntah dan mual saat kau membaluri wajahmu dengan darah orang tuamu?" Tanya Eddy. Harley diam tak menjawab pertanyaan Eddy.
"Baiklah aku mengerti. Tapi jika kau membunuh orang,kau harus wajib memakai masker berisi pewangi. Agar kau tidak mual seperti tadi. Aku baru lihat pertama kali anak sekecil ini mual dengan bau darah ha..haa...haa.." tawa Eddy sambil mengacak rambut Harley yang pirang. Eddy langsung memanggil pelayan untuk membuatkan susu coklat untuk Harley.
"Minumlah dulu. Ini akan menenangkan pencernaan mu" suruh Eddy sambil memberikan gelas berisi susu coklat. Harley langsung meminumnya sampai habis. Eddy tersenyum melihat nya. Dia menyuruh Harley untuk istirahat dan Harley menurutinya.
"Tidurlah kamu sekarang. Besok kita akan melayat ke makam orang tuamu" bisik Eddy ditelinga Harley dan mengecup keningnya. Harley langsung menutup matanya dan tidur.
Flashback off
Harley mengingat jelas pada ayah tiri nya itu waktu mereka pulang dari 'rumah penyiksaan' itu. Dia tertawa kecil saat dia muntah waktu itu. Eddy langsung memberinya susu coklat. Besoknya diajak ke makam orangtua nya. Dia ingat betul sampai disana dia menangis sambil memeluk batu nisan David dan Livia. Eddy langsung menenangkannya dan memeluknya dengan cinta. Dia sangat berterima kasih sekali pada Eddy saat itu. Dan berjanji akan membuatnya bangga,itulah janjinya dimasa kecil.
Sesampai diapartementnya,Harley langsung memasuki lift dan memencet tombol 25. Apartemen ini lumayan sangat bagus bagi nya. Dimana gedungnya sangat tinggi dan memiliki banyak lantai. Ditambah lagi kamarnya sangat luas dan ada private swimming pool nya dikamar apartemen nya.
Sesampai dilantai 25 Harley langsung menuju kamarnya. Dia membuka pintu dan memasuki apartemen nya dan menuju kamarnya. Dia langsung merebahkan badannya dan melepaskan wig dan softlens nya.
'aku harus mandi' pikir nya. Dia membersihkan wajahnya dengan cleansing oil dan micellar water dan memakai masker. Tak lupa menyalakan air hangat di bathtub dan diberi sabun beraroma strawberry. Dia langsung berendam sambil mendengarkan lagu.
Selesai mandi dia memakai baju kaus oversize bewarna biru tua dan celana pendek kain berwarna putih. Tak lupa menguncir rambutnya menjadi 2. Dia sangat suka jika rambutnya dikuncir 2.
'seperti Harley Quinn'pikirnya. Dia memasak pasta carbonara untuk dirinya sendiri. Dan makan diruang keluarga sambil menonton kartun. Agak konyol memang seorang pembunuh suka menonton kartun. Harley menikmati tontonannya sampai pastanya habis. Akhirnya dia tidur dan tak lupa menaruh mainan (pistol) dibawah bantalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
like Harley Quinn ( End )
Acciónapa kalian tau jika anak polos di didik dengan orang benar akan menjadi manusia normal? begitu kebalikannya. Hanna, seorang perempuan yang di didik dengan seorang pemimpin mafia Eddy Quinn dan diangkat menjadi anak dan dilatih menjadi mesin pembunu...