unexpected meeting

60 1 2
                                    

Harley masih menggendong Ivan dibekapannya. Anak itu terus menangis sampai Harley kewalahan menangani nya. Ray yang berada di halaman mansion masih sibuk mencari kerabat dari pihak ibu Ivan.

"Nona, apa kau kewalahan menjaganya? Biar aku yang menggantikan nona" tawar Ray pada Harley tapi dia menggelengkan kepalanya.

"Kau cari saja kerabat wanita itu saat ini. Sepertinya anak ini merindukan ibunya" jawab Harley menepuk-nepuk punggung Ivan pelan. Saat Ray menatap laptopnya dia menemukan nama wanita yang dimaksud Harley.

"Nona akhirnya aku menemukan nama ibu dari bayi itu" ucap Ray. Harley lalu menghampiri Ray dan duduk disampingnya.

"Nama wanita itu adalah Raina Moretti. Dia istri ke empat dari Gomez Martinez. Dia terpaksa menikah dengan pria itu karena dia terlilit hutang,entah itu rumah atau uang. Orangtuanya telah meninggal dunia dan saudara perempuannya yang bernama Milla juga meninggal karena habis melahirkan seorang putra. Dan nona akan terkejut siapa suami Milla itu" ucap Ray melirik Harley. Harley menaikkan alisnya.

"Siapa nama suaminya" tanya Harley tak sabar. Ray menunjukan laptopnya kearah Harley.

"Suami dari Milla Moretti adalah Joshua White" jawab Ray. Harley membulat kan matanya terkejut.

"Joshua? Dia kakak ipar wanita itu?" Tanya Harley tak percaya. Ray lalu menutup laptopnya kembali dan berjalan memasuki mansion bersama Harley.

" Iya nona. Saya juga tak percaya mendengarnya" jawab Ray menuju pantry dan mengambil minuman wine. Harley melihat wajah tenang Ivan yang sedang tertidur dibekapannya.

"Sepertinya kamu harus kukembalikan pada pamanmu sayang" ucap Harley mencium pipi tembam Ivan. Ray lalu menaruh minumannya dan menghampiri Harley.

"Biar aku yang mengantar nona menuju rumah tuan White" ucap Ray hormat. Harley menganggukkan kepalanya dan menyuruh Ray kekamarnya.

"Ayo kita kemasi barang-barang Ivan" Harley memasuki kamarnya dan disusul oleh Ray. Mereka mengemasi pakaian dan perlengkapan bayi. Harley melihat Ivan yang terbangun dari kasurnya dengan posisi bertelungkup.

"Daa..." Oceh Ivan menatap Harley. Harley tersenyum manis dan menggendong Ivan dengan gemas. Ray melihat pemandangan langka itu sambil tersenyum.

"Nona ayo kita pergi" Ray membawa tas besar sambil menuruni tangga. Harley menyusulnya sambil mengendong Ivan yang sedang mengemut dot bayinya. Harley memasuki mobil Ferarri pribadinya dengan raut wajah yang sedih.

"Aku tidak rela Ivan dibawa pulang. Aku sudah menyayangi dia" ucapnya melihat Ivan dipangkuan nya sambil menatap mata hijau Ivan.  Ray menyodorkan sehelai tisu pada Harley.

"Relakan saja nona. Dia masih memiliki keluarga" ujar Ray sambil menyetir. Harley terus mencium pipi Ivan dan mengelus kepala bayi itu dengan penuh kasih sayang. Sesampai dirumah Joshua Harley memandang rumah itu dengan seksama. Dia menghembuskan nafasnya pelan.

"Rumah yang penuh kenangan" ucapnya sambil turun dari mobilnya. Ray membawa tas dan dia berjalan bersama Harley disampingnya. Harley melirik Ray.

"Aku takut" bisiknya. Ray lalu menoleh kearah Harley dan menepuk bahunya.

"Biasakan saja nona. Rugi tuan besar mengajak anda  ke Spanyol untuk berobat" balas Ray melihat Harley yang tak biasa. Ray lalu menekan tombol rumah itu.

'ding..dong..'
Pintu rumah itu terbuka dan menunjukkan tuan rumahnya. Harley membulatkan matanya melihat pria yang membukakan pintu itu. Mata abu-abu yang Harley rindukan sekaligus ketakutan nya.

"Liam"
"Harley" mereka menatap satu sama lain seakan tak percaya bahwa mereka bertemu kembali. Ray mengambil Ivan digendongan Harley.

"Hallo apa kalian sudah selesai tatap menatapnya? Anak ini kepanasan" ucap Ray melambaikan tangan Ivan. Tak lama kemudian Joshua datang menghampiri mereka.

"Harley apakah itu kau?" Tanya Joshua. Harley mengangguk kan kepalanya. Joshua memeluk badan Harley rindu.

"Aku merindukan mu nak. Kau kemana saja selama dua tahun ini? Dan anak siapa itu?" Tanya Joshua menyuruh Harley dan Ray masuk menuju ruang keluarga. Harley mengambil Ivan digendongan Ray dan duduk dikursi panjang.

"Sebenarnya paman apa kau saudara ipar dari Raina Moretti?" Tanya Harley pada Joshua. Liam yang kembali dari dapur membawakan segelas jus jeruk pada Harley dan Ray. Joshua menaikkan alisnya.

"Darimana kau tahu kalau Raina adalah saudara iparku?" Tanya Joshua pada Harley. Harley menghembuskan nafasnya,dia memberikan Ivan pada Ray dan berlutut dihadapan Joshua.

"Maafkan atas nama ku paman. Anak buah kami yang menghabisi nyawa adik iparmu" isak Harley. Joshua menutup mulutnya tak percaya. Dia menarik Harley untuk berdiri.

"Harley aku tak percaya apa yang kau bilang. Tapi ini susah kuterima Harley" Joshua memeluk badan Harley.

"Aku tahu ini bukan salahmu Harley. Bukan salahmu" ucap Joshua yang memeluk Harley. Ray lalu menghampiri Joshua dan memberikan Ivan digendongan nya.

"Paman hanya dia yang nona selamatkan dari kejadian itu. Awalnya tuan besar ingin melenyapkan nyawa anak ini. Tapi nona Harley melindungi nya dari amukan tuan besar. Nona Harley sangat menyayangi bayi ini sepenuh hati" jelas Ray. Joshua memeluk Ivan dengan penuh haru.

" Terimakasih Harley,kau menyelamatkan keponakan ku satu-satunya. Hanya dia peninggalan terakhir dari Reina" ucap Joshua sambil mencium Ivan. Harley tersenyum sambil mengelus kepala Ivan.

"Jadilah dia pria yang baik seperti mu paman. Karena aku menyayangi nya" ujarnya sambil mencium pipi Ivan. Joshua memberikan ivan pada Harley dan melihat jam didinding nya.

"Nak aku akan pergi kekantor polisi. Ada tugas penyelidikan hari ini" ucap Joshua mengambil kunci mobilnya. Harley mengangguk kepalanya dan bermain dengan Ivan.  Liam yang melihat Harley tersenyum kecil karena wanita yang dia cintai sudah ada dirumahnya. Dia menghampiri Harley yang menggendong Ivan.

"Haii Harley" sapa Liam. Harley yang menggendong Ivan menoleh kearah Liam.

"Oh hai Liam" sapa balik Harley. Liam menghembuskan nafasnya dan mengambil tangan Harley.

"Akuu..." Belum selesai dia bicara Harley memotongnya.

"Aku memaafkanmu Liam. Aku sudah melupakan kejadian itu dengan terapi hipnotis" jawab Harley tersenyum.

"Aku menyesal" ucap Liam menunduk. Harley mengelus rahang Liam dengan lembut.

"Anggap saja kejadian itu adalah pelajaran bagi kita berdua yang memiliki ego yang belum stabil pada diri kita" jawab Harley.

"Kau mau menggendongnya?" Tanya Harley pada Liam.

"Mau" jawab Liam mengadahkan tangannya  Harley memberikan Ivan pada Liam.

"Hii little boy, aku adalah Liam. Salam kenal" ucap Liam memainkan tangan mungil Ivan. Harley melihat Liam seperti seorang suami. Ray lalu menghampiri Harley.

"Seperti suami idaman kah?" Bisik Ray jahil. Harley memukul lengan Ray dengan keras.

"Akan kubuat jantungmu berhenti berdetak" ucap Harley seram. Ray terkekeh mendengar jawaban Harley.

"Hahaha siapa tahu nona. Hati tidak bisa menolak" jawab Ray disamping nya. Harley menyunggingkan senyumannya.

" Lebih baik kau yang menikah dulu baru aku. Aku terlalu muda untuk menikah" ujar Harley. Ray melirik Harley jahil.

"Anda belum menikah tapi..." Ucap Ray cekikikan. Harley yang mengerti maksud Ray dan memukul lengan Ray lebih keras sampai pria itu tersungkur.

"Kau melanjutkan nya akan aku lenyapkan masa depanmu" jawab Harley seram. Liam melihat Ray yang tersungkur itu.

" Tapi apa?" Tanya Liam pada Ray. Ray menyunggingkan senyumannya jahil pada Liam.

"Tapi kalian yang sudah menikah terlebih dahulu" ucap Ray terkekeh. Harley menutup wajahnya yang memerah malu, begitu juga dengan Liam.

"Rayy!!!! Your son of the bitch!!" Gertak Harley dan Liam bersamaan.  Ray tertawa melihat tingkah kedua manusia itu sambil tersenyum.

'sepertinya tidak lama lagi' ucapnya dalam hati. Dia terus meledek kedua orang itu sampai wajah mereka memerah. 


like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang