Harley terbangun dari tidurnya karena suara handphone yang dia taruh diatas mejanya. Dia meraih nya dan mengangkat panggilan yang ternyata itu Nichole.
"Hallo?"
"Hanna, kenapa kau belum datang? Biasanya jam 7 kau sudah berada diruanganmu" tanya Nichole di ruangannya. Harley menghembuskan nafasnya pelan."Maaf aku tidak bisa kerja sekarang. Aku demam" jawab Harley berbaring dikasurnya. Nichole berteriak kaget mendengar Harley sakit.
"Hahh??? Kau sakit?? Kemarin kau pulang jam brapa? Lalu apa kau sudah makan kemarin?" Tanya Nichole khawatir pada Harley. Dia tahu kemarin Harley menghabiskan waktunya diruangannya karena pekerjaan yang menumpuk.
"Tenang Nichole aku pulang jam 8 dan aku sudah makan di cafe dekat kantor saat pulang kerja" jawab Harley mengambil selimutnya. Nichole menghembuskan nafasnya lega.
"Aku khawatir padamu Hanna. Walau pekerjaan mu sangat banyak tapi kau harus istirahat dan makan yang cukup" ucap Nichole sambil meminum kopinya. Harley tersenyum kecil karena rekan kerjanya khawatir dengan kondisinya yang sebenarnya tidak sakit demam. Tapi karena kejadian kemarin.
" baiklah aku akan meminum obat dan istirahat yang cukup agar besok bisa bertemu denganmu" ucap Harley senang. Nichole yang berada di ruangan nya tersenyum lega.
"Baiklah aku akan bekerja dulu. Byyy Hanna" ucap Nichole mematikan handphone nya. Begitu juga dengan Harley yang mematikan handphone nya sepihak. Harley menatap langit-langit kamarnya dan mengingat kejadian kemarin malam bersama Liam. Dia memegang perut bawahnya.
"Masih sakit" ucapnya sambil meminum air putih dimejanya.
Liam terbangun dari tidurnya dan mengusap wajahnya. Dia melihat kamarnya sangat berantakan dan melihat bercak darah dikasurnya.
"Apa yang aku lakukan pada Harley?" Panik Liam melihat dirinya tidak mengenakan sehelai benangpun diatas dan dibawah tubuhnya. Dia melihat cermin disamping dan terdapat kissmark dilehernya.
"Apa aku melakukan itu dengan Harley?" Liam mengambil bajunya dibawah lantai dan tak lupa memakai celana panjangnya. Dia berlari kekamar Harley dan mengetuk pintu kamar Harley.
'tok..tok..tok...'
"Harley apa kau didalam?" Tanya Liam khawatir. Harley terkejut mendengar suara Liam diluar kamarnya.'sial!' umpat Harley dalam hati. Dia meraih selimutnya sampai leher dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian Liam membuka pintu kamar Harley dengan pelan. Liam menghampiri Harley yang sedang pura-pura tidur. Dia membuka selimut Harley dan benar saja dileher dan dara Harley banyak bekas kissmark yang dibuatnya.
"Maafkan aku Harley" bisik Liam memperbaiki selimut Harley dan mencium keningnya. Dia meninggalkan kamarnya tanpa disadari Harley memperhatikan nya. Harley menghembuskan nafasnya kasar dan pergilah kekamar mandi untuk membersihkan diri.
'aku ingin pergi' pikir Harley. Selesai mandi dia mengambil handphone nya dan menelfon Ray. Dan panggilan terhubung.
"Halo nona?"
"Ray apakah kau sedang bersama Eddy?" Tanya Harley sambil menyisir rambut pendeknya.
"Tidak nona. Saya berada di cafe Starbucks menikmati hari libur. Apa anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Ray sambil meminum kopinya. Harley memutarkan bola matanya.
"Aku ingin menenangkan pikiranku di pantai yang biasa aku dan Eddy berlibur. Apa kau mau mengantarku kesana?" Tanya Harley kembali. Ray mengangguk pelan dan keluar dari cafe itu.
"Baiklah saya akan menjemput nona" jawab Ray sambil memasuki mobilnya. Harley tersenyum dan mematikan handphonenya. Dia menyiapkan pakaian kedalam tasnya dan sebuah senjata.Liam sudah berada dirumah sakit sejam yang lalu. Dia masih memikirkan kejadian tadi malam apa yang dilakukannya.
"Bodohnya aku" Lian mengutuk dirinya sendiri. Dia mengambil kunci mobilnya dan mengenakan mantelnya dan pergi meninggalkan ruangannya. Liam menyetir mobilnya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
like Harley Quinn ( End )
Actionapa kalian tau jika anak polos di didik dengan orang benar akan menjadi manusia normal? begitu kebalikannya. Hanna, seorang perempuan yang di didik dengan seorang pemimpin mafia Eddy Quinn dan diangkat menjadi anak dan dilatih menjadi mesin pembunu...