punishment

96 3 0
                                    

Dirumah Joshua

Joshua menatap Liam tegas diruang keluarga nya. Dia tak percaya apa yang diucapkan Liam sebelumnya.

"Kau yakin mencintai nya? Atau kau masih terobsesi dengannya?" Tanya Joshua pada Liam yang menunduk. Liam mengangguk pada Joshua.
"Iya ayah. Aku mencintai nya yang sebenarnya. Tidak seperti dulu lagi" jawab Liam memainkan jarinya.

"Apa kau siap dengan resikonya?" Tanya Joshua khawatir akan pada Eddy Quinn sebenarnya. Dia takut Liam akan dicelakai lagi oleh pemimpin mafia itu.
"Sangat siap ayah" jawab Liam jelas. Joshua memeluk Liam dengan erat.

"Jika dia yang terbaik untukmu,maka silahkan kau menikahinya" ucap Joshua memeluk Liam. Liam mengeratkan pelukannya.

"Terimakasih ayah atas restu mu" balas Liam melepaskan pelukannya saat handphone Joshua berdering. Joshua segera mengangkatnya.

"Hallo? Baiklah aku akan kesana" Joshua menutup handphonenya dan berlari menuju mobilnya.

"Son, jaga Ivan dirumah. Ada harus pergi" teriak Joshua mengendarai mobilnya. Liam mengangguk dan mengunci pintu rumah. Saat dia menutup pintu, Ivan menangis kencang dilantai atas. Liam lalu berlari menuju kamar Ivan.

"Cup...cup... Jangan menangis sayang" Liam mengendong Ivan dalam bekapan nya. Perasaan dia merasa aneh saat Ivan menangis.
'Kenapa perasaanku tidak enak ya pada Harley? Apa yang terjadi padanya' pikir  Liam memenangkan Ivan dengan sebotol susu.

Disuatu tempat

Harley menatap Evan yang berada diatasnya. Pria itu mengusap pipi Harley.

"Ternyata kau cantik juga ya?" Goda Evan memasukan tangannya kedalam hoodie Harley.

"Lepaskan aku brengsek! Jangan sentuh aku" teriak Harley berusaha melepaskan diri. Evan tertawa melihat Harley yang bergeliat berusaha melepaskan rantai ditangannya.

"Haa...ha...ha... Silahkan kau berusaha melepaskan dirimu Harley. Tapi kau tak bisa membukanya" balas Evan merobek hoodie Harley dengan pisau. Harley terkejut pada perlakuan Evan yang terus menatap dadanya yang  berisi itu terbungkus dengan bra hitam dan ada bercak merah disekelilingnya.

"Wahh... Kau ternyata habis bermain juga dengan pria" ejek Evan membuka celana panjang Harley dengan pisau.

"Jangan sentuh aku bajingan! Kau tidak berhak memakaiku" seru Harley menatap Evan benci. Evan melemparkan jas coklatnya asal dan membuka kancing kemejanya diatas Harley.

"Tubuhmu membuatku bergairah Harley Quinn. Sudah sejak lama aku menginginkan nya" desah Evan menaiki tubuhnya diatas Harley dan menenggelamkan kepalanya dileher Harley sambil menghirup aroma tubuh Harley.

"Aromamu benar-benar membuat semua pria bergairah Harley. Beruntung nya pria itu bercinta dengan seorang putri mafia yang berdarah dingin ini" Harley terperanjat karena lehernya digigit keras oleh Evan. Dia mencengkram rantai ditangannya dengan kuat.

"Arghhh lepas... Lepaskan.." teriak Harley kesakitan. Evan melepaskan gigitannya dan tertawa melihat Harley yang kesakitan itu.

"Haa...haa..ha... Benar-benar manis darah dilehermu Harley. Sudah berapa pria yang telah kau kelabui dengan aromamu dan tubuh mu?" Ejek Evan mengelus rambut Harley. Emosi Harley melunjak dan meludahi wajah pria Italia itu.

"Cuihh... Persetan kau Martinez" kesal Harley menatap mata hazel itu. Evan mengelap wajahnya dengan tangannya dia lalu memukul wajah Harley.

'bugh'
Dia terus memukul wajah Harley sampai lebam. Evan menghapus darah diujung bibir Harley dan di hisapnya. Harley melirik Evan sambil menahan sakit diwajahnya.

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang