honesty and surprise

77 1 0
                                    

Harley yang sudah sadarkan diri menatap langit-langit kamar rumah sakit dan matanya melirik tangan dan kakinya yang dililit perban.

"Lama-lama aku seperti mumi dililit perban terus" umpat Harley kesal. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan masuklah Ray menghampiri Harley sambil membawa coklat panas.

"Nona apa kau sedikit membaik?" Tanya Ray menaruh coklat panas untuk Harley. Harley melirik Ray dengan tatapan dingin.

"Kau lihat saja bagaimana diriku seperti mumi" jawab Harley kesal tapi Ray tertawa mendengar balasan Harley.

"Haa..ha..ha.. tapi anda mumi yang paling cantik nona" puji Ray duduk disamping kasur Harley dan memberikan coklat panasnya pada Harley.

"Bagaimana dengan yang lain? Ayah,Liam dan kawan-kawan?" Tanya Harley meminum coklatnya. Ray menghembuskan nafasnya pelan.
"Tuan mengalami luka bakar akibat ledakan bazoka sedangkan ayahku hanya terkena tembakan dipahanya. Liam sudah ditangani oleh Allan diruang operasi untuk menahan darahnya. Yang lain hanya luka ringan dan tertembak tapi tidak terlalu parah" jawab Ray mengambil buah apel dipinggir meja Harley. Harley mengusap perutnya yang sedikit gatal. Ray melihat Harley dan tersenyum disampingnya.

" Sebentar lagi nona akan merayakan pernikahan secepatnya" ucap Ray melirik Harley yang menggaruk perutnya. Harley menaikkan alisnya menatap Ray.
"Maksudmu?" Tanya Harley bingung. Ray mengelus perut Harley yang rata itu.

"Karena nona sudah berisi. Usianya 1 Minggu" jawab Ray tersenyum lebar. Harley membulat kan matanya seakan tak percaya apa yang dibilang Ray.
"Benarkah? Jangan main-main pada ucapan mu Ray. Tidak mungkin secepat ini" panik Harley memegang perutnya itu. Ray menahan dagunya diatas kasur Harley.

"Mungkin saja nona, tapi anda sudah datang bukan bulan ini? Jika belum tandanya Anda hamil muda" jelas Ray menunjukan hasil USG dari Allan tadi. Harley mengambil foto itu dan melihat 2 titik hitam digambar itu.
"Seharusnya Minggu kemarin aku datang bulan, tapi 2 Minggu ini aku tidak mengalaminya malah ingin memakan makanan berat dan asam buah berry" ucap Harley sambil tersenyum.
"Aku tak percaya yang aku inginkan menjadi kenyataan" lanjut Harley senang mengelus perutnya itu.  Ray mengelus kepala Harley.

"Mereka ada dua" ucap Ray menunjukan 2 titik itu. Tak lama kemudian pintu kamar Harley terbuka dan ternyata yang masuk adalah Nichole. Dia melihat Harley dengan mulut yang ditutup tangannya.

"Hanna" Nichole berlari menghampiri Harley dan memeluknya dengan erat.

"Aku tak percaya kau masih hidup Han" isak Nichole memeluk Harley rindu. Harley menitikkkan air matanya dan memeluknya dengan erat lagi.
"Maafkan aku Nic" balas Harley terisak. Ray menyuruh Nichole duduk disampingnya.

"Aku menyuruh Nichole datang menjenguk mu karena dia berlibur di Seattle. Jadi aku menelfon nya dan menemuimu. Dia ingin meminta penjelasan padamu yang sebenarnya" jelas Ray pada Harley maksud kedatangan Nichole. Harley menghembuskan nafasnya pelan.

"Sebelumnya maafkan aku Nichole. Hanna adalah nama lamaku, nama asliku yang sekarang adalah Harley. Aku tahu kenapa kau bingung dengan namaku karena aku harus menyembunyikan nama asliku agar tidak diincar oleh seseorang. Aku tidak bisa memberitahu mu siapa orang itu" ucap Harley menundukkan kepalanya. Nichole memeluk Harley dan mengelus rambut pendeknya.

"Aku tidak peduli Han, siapapun dirimu Hanna atau Harley kau tetap wanita yang tangguh yang pernah aku temui. Aku sudah menyayangimu seperti adikku sendiri saat pertama kali bertemu" balas Nichole memeluk Harley. Ray tersenyum senang melihat mereka kembali bertemu. Ray memeluk pinggang Nichole untuk memberi ruang untuk Harley bernafas.

"Sekarang biarkan dia istirahat dulu. Dia mengalami kecelakaan parah dan harus istirahat total" bohong Ray mengajak Nichole keluar dari ruangan Harley. Harley melambaikan tangannya pada Nichole.

"Selamat berlibur dengan kekasihmu Nichole" ucap Harley pada Nichole. Dia membalas lambaian tangan Harley.
"Cepatlah sembuh. Aku merindukan mu" balas Nichole pergi dengan Ray. Harley menghembuskan nafasnya pelan dan menatap foto USG itu dengan senang. Dia mengelus perutnya yang datar itu dengan lembut.

"Siapkah aku menjadi ibu untuk mereka?" Harley tak percaya bahwa dia hamil dengan cepat. Harley segera turun dari kasurnya dan pergi mencari ruangan Liam dirawat. Dia bertanya pada salah satu perawat disana.

"Permisi dimana Liam White dirawat?" Tanya Harley. Perawat itu menunjukkan kamar yang berada dilorong rumah sakit itu.
"Dia diruangan 208" jawab perawat itu. Harley mengucapkan terimakasih dan pergi mencari kamar Liam. Akhirnya Harley menemukan ruangan itu dan memasukinya. Dia melihat Liam yang sudah sadar itu sambil menatap jendela kamarnya.

"Liam" teriak Harley berlari menghampiri Liam yang berada diatas kasur. Liam menoleh kepalanya.
"Harley" pekik Liam melihat Harley menghampiri nya. Harley menaikki kasur Liam dan memeluknya dengan erat.

"Aku merindukan mu" ucap Harley ditelinga Liam. Liam membalas pelukannya dengan erat.
"Aku juga" balas Liam menatap wajah Harley yang penuh  memar dan luka kering sambil tersenyum manis.

"Terimakasih kau mencariku Liam" Harley mengelus wajah Liam tapi Liam mengambil tangan Harley dengan cepat dan menciumnya.
"Itulah tugas ku bukan? Melindungi mu" ucap Liam mengelus rambut Harley dengan lembut. Harley tersenyum bahagia dan mengambil foto yang diberi Ray tadi.

"Aku hamil" girang Harley menunjukkan foto itu. Liam mengambil foto itu dan menatap Harley tak percaya.
"Benarkah? Bagaimana bisa?" Tanya Liam bingung. Harley menghembuskan nafasnya pelan dan menatap Liam dengan tajam.

"Kau yang menghamili ku bodoh" kesal Harley memukul dada kiri Liam.
"Seharusnya aku datang bulan dibulan ini, tapi 2 minggu ini tidak menunjukkan aku datang bulan" jelas Harley turun dari kasur Liam. Liam menahan Harley dan memeluknya kembali.

"Aku tidak percaya. Aku akan menjadi ayah" ucap Liam senang. Begitu juga dengan Harley memeluk Liam dengan erat.
"Lalu bagaimana dengan ayahku Liam? Apa kau sudah bertemu dengan nya? Tanya Harley menatap mata Liam yang sedikit berkaca-kaca.

"Dia merestui hubungan kita Harley. Dia merestui nya" jawab Liam mencium pipi Harley berulangkali. Liam mengambil tangan Harley dan menatap cincin yang dipakainya itu.
"Aku akan membahagiakan mu Harley. Memiliki rumah yang penuh tanaman bunga disekeliling nya dan hunian yang damai tanpa kebisingan senjata lagi" ucap Liam memangku Harley dipahanya. Harley mengangguk pelan dan menyentuh pipi Liam yang terbungkus perban.

"Aku ingin menua bersama mu Liam sampai maut memisahkan kita berdua"  balas Harley tersenyum tipis. Liam mengelus bibir Harley dengan jempolnya dan menciumnya dengan lembut.

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang