Harley's abduction

109 2 0
                                    

Harley masih terdiam didalam mobil Ray. Betapa malunya dia saat berciuman didepan Joshua. Dia menutup wajahnya yang memerah.

"Arghhh malu sekali" pekik Harley. Ray yang disampingnya terkekeh melihat tingkah nona mudanya yang malu.

"Hahaha aku tahu yang terjadi" ucap Ray sambil menyetir mobilnya. Harley menolehkan kepalanya dan membuka wajahnya.

"Tahu apa?" Tanya Harley polos. Ray melirik Harley yang membuka tudung hoodienya dan mengikat rambutnya menjadi satu.

"Kau pasti bermain dengannya bukan?" Ucap Ray tersenyum jahil. Wajah Harley memerah kembali dan memukul lengan Ray dengan keras.

"Bisakah kau tidak menerawang kejadian itu Ray? Akan kupukul dirimu sampai masuk kepemakaman" jawab Harley kesal. Ray terus tertawa dan fokus menyetir mobilnya.

"Jujur nona, anda sudah melakukan hal yang tepat pada perasaan nona sendiri" Harley menaikkan alisnya kebingungan pada ucapan Ray.

"Apa maksudmu?" Tanya Harley sambil mengambil handphonenya didalam tasnya. Ray tersenyum kecil dan melirik Harley sekilas.

"Apa kau masih mencintainya?" Tanya Ray berhenti di lampu merah. Harley menghembuskan nafasnya pelan dan melirik Ray dengan mata birunya.

" Dalam hatiku aku masih menyukainya. Semejak  2 tahun itu aku sudah melupakan kejadian itu. Aku sudah memaafkan perbuatan Liam padaku yang terlalu obsesi dengan diriku" jawab Harley memainkan liontin hatinya yang berada di lehernya. Ray mengelus kepala Harley pelan.

"Baguslah anda sudah mengetahui isi hati anda nona. Ketahuilah kalau Liam adalah pria yang tepat untuk anda. Dia pria yang baik dan rela menunggu anda selama bertahun-tahun" ujar Ray menjalankan mobilnya. Saat Ray menyetir ada 5  mobil hitam yang mengikuti mereka. Harley melihat mobil itu dari spion Ray. Matanya melihat lambang ' M ' berwarna emas dimobil itu.

"Cepat bawa mobil ini. Kita sedang dikejar" seru Harley panik. Ray menginjak gas nya sekuat tenaga dan mengebut dengan kecepatan penuh.

"Siapa yang mengejar kita nona?" Tanya Ray disamping Harley. Harley mengambil senjatanya didalam tasnya.

"Martinez Ray!" Jawab Harley membuka kaca mobil Ray dan keluar sambil menembak kaca depan mobil suruhan Martinez itu.

'dorr....dorr....' beberapa mobil tertembak dengan senjata Harley sampai mengenai orang suruhan Evan dikepalanya. Tiba-tiba salah satu dari mobil itu mengeluarkan bazoka dan mengarah mobil Ray.

"Awas Ray!! Loncat!!" Teriak Harley menyuruh Ray meloncat dari mobilnya. Bazoka itu menembakkan kearah mobil Ray.

'boommm'
Harley dan Ray keluar dari mobil itu sebelum bazoka itu menembak mobil Ray. Harley dan Ray terpental dijalan raya sampai terluka. Harley memegang kakinya yang sepertinya patah.

"R..Ray" saat dia menyeret tubuh nya, tiba-tiba beberapa anak buah Martinez menangkapnya. Harley langsung memberontak.

"Lepaskan aku" teriak Harley tapi dia dipaksa masuk dan ditembak sesuatu seperti obat bius dilehernya. Pemandangan dimata Harley menjadi gelap dan dia pingsan dengan mata yang ditutupi dengan kain hitam.

"Tuan, kita sudah menangkap nya" lapor salah satu anak buah Martinez. Evan yang berada di suatu tempat itu tertawa mendengarnya.

"Haa...haa..ha.. bawa dia kesini" suruh Evan pada anak buahnya. Mereka pergi membawa Harley dan membiarkan Ray yang terluka karena kepalanya terbentur aspal dan tangannya patah.

"No..na" Ray mengambil handphonenya yang berada dikantung celananya dan menelfon Allan. 

"Tolong..." Belum dia melanjutkan kalimatnya dia tak sadarkan diri dan membuat telfonnya menyala. Allan yang berada dimansion Slava terkejut mendengar Ray yang belum melanjutkan kalimatnya.

"Hallo Ray?" Allan berlari mencari Slava diruang kerjanya.
"Slava, cari keberadaan Ray. Dia ada masalah" panik Allan didepan meja Slava. Mengerti maksud Allan dia mencari lokasi Ray saat ini di laptopnya.

"Ketemu, dia berada 8 km dari sini. Ayo kita tolong" ucap Slava mengambil jas merahnya dan berlari menuju mobilnya. Allan mengikuti Slava dimobilnya. Dia menelfon tangan kanannya yang bernama Rolf.

"Tolong bawa sebagian anak buahku mengikuti kami berdua. Sisanya awasi mansion Harley Quinn" suruh Allan pada Rolf. Mengerti maksud tuannya itu dan dia melaksanakan tugasnya mengawasi mansion Harley.

Sesampai di lokasi mereka mereka terkejut melihat keadaan Ray yang terluka parah. Allan dengan sigap menolong Ray dan melepaskan dasinya.

"Ray bertahanlah" Allan memungut ranting kayu dipinggir jalan dan memeriksa kedua tangan Ray.

"Dia patah tulang Slava. Tolong bantu aku mengikatnya" suruh Allan pada Slava yang memungut handphone Ray. Dia mengikat tangan kanan Ray dengan ranting dengan dasi Allan.  Slava mengangkat badan Ray dan memasukan kedalam mobilnya. Mereka lalu pergi menuju rumah sakit terdekat. Tak lama kemudian Ray sedikit tersadar.

"Nona..." Lirih Ray membuat Slava dan Allan menolehkan kepala mereka.

"Bertahanlah dude, kita akan menuju rumah sakit" ucap Allan menenangkan Ray. Sedangkan Slava mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Allan telfon Eddy Quinn sekarang. Dia harus tahu" ucap Slava memberikan handphone Ray pada Allan. Allan lalu menghubungi Noah di handphone Ray.

" Mr Noah, beritahu Eddy Quinn sekarang ini bahwa Harley diculik oleh Evan Martinez. Dia ditangkap 1 jam yang lalu. Ray juga sebagai korban dan dia dibawa kerumah sakit secepatnya" telfon Allan dan mematikan handphone itu. Noah terkejut mendengarnya dan menghampiri Eddy yang sedang membaca sebuah dokumen diruang kerjanya.

"Ada apa Noah? Kau terlihat panik?" Tanya Eddy menaruh dokumen itu diatas mejanya. Noah menundukkan kepalanya.

"Nona muda tertangkap oleh Evan Martinez tuan besar" jawab Noah menundukkan kepalanya. Eddy mengebrak mejanya dan mencengkram kerah baju Noah.

"Bagaimana bisa anakku diculik? Bagaimana?" Teriak Eddy didepan Noah emosi. Noah melepaskan tangan Eddy dikerah bajunya.

"Aku tidak tahu. Hanya Ray yang tahu kejadian itu. Tapi dia menjadi korban Martinez" jawab Noah pelan. Eddy mengambil jas abu-abu nya dan pergi meninggalkan ruangannya.

"Bawakan pesawat pribadiku. Kita akan pulang sore ini" suruh Eddy pada Noah. Noah mengangguk sopan dan mengikuti Eddy.

Disuatu tempat

Harley membuka matanya pelan dan tersadar dari pingsannya. Dia mendapatkan dirinya berbaring diatas kasur berukuran king size berwarna merah dan hitam. Dia melihat sekelilingnya.

"Seperti kamar pria" saat dia menggerakkan tangannya rasanya ada yang menahan kedua tangannya. Ternyata tangannya dibentangkan dan dirantai dengan kuat. Begitu juga dengan kakinya.

"Bagaimana bisa?" Umpat Harley berusaha melepaskan ikatannya. Tiba-tiba masuklah seorang pria berusia 30 tahun sambil membawa cambuk ditangannya. Dia tersenyum seringai melihat Harley yang terikat oleh rantai.

"Evan Martinez" desis Harley memalingkan wajahnya. Pria itu menaikkan badannya diatas badan Harley dan melemparkannya cambuknya dilantai.

"Lama tidak berjumpa Harley Quinn"

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang