Joshua berlari di lorong rumah sakit. Dia baru dapat kabar dari Liam bahwa anaknya menemukan Harley di club dalam keadaan luka lebam dan cambuk ditubuhnya. Akhirnya Joshua menemukan ruang inap VIP Harley. Joshua membuka pintu kamar Harley.
"Liam? Kau disini?" Tanya Joshua melihat Liam yang tertidur di sofa. Liam membuka matanya dan mengusap nya.
"Iya ayah. Aku menjaga Harley disini. Tapi dia harus dirawat diruang VIP oleh dr Joe" jawab Liam sambil menutup mulutnya yang menguap. Joshua mengerutkan dahinya.
"Dia dirawat diruangan ini? Siapa yang membayarnya?" Tanya Joshua pada Liam yang bangkit dari sofa.
"Tidak tahu ayah. Awalnya dia dirawat di ruangan biasa tapi dipindahkan oleh dr Joe. Apa dia disuruh oleh Eddy Quinn ya?" Bingung Liam. Joshua menaikkan bahunya. Tak lama kemudian Harley terbangun dari tidurnya. Liam lalu menghampiri nya.
"Hmmm sakit sekali" lirih Harley memegang dadanya. Liam lalu menekan tombol di kasur Harley menjadi naik. Joshua menghampiri Harley yang sangat lemah.
"Kau kenapa nak? Semalam kau tak pulang dan kenapa wajah dan tubuhmu?" Tanya Joshua melihat badan Harley yang dibungkus dengan perban dan wajahnya memar yang diberi salep. Harley tersenyum kearah Joshua.
" Aku diculik paman oleh klan Elordi dipinggir jalan. Mereka menyekapku dan mencambuk tubuhku. Aku lari dari pemimpin mereka dan membunuh semua anak buahnya dan aku kabur ke club Eddy Quinn" jawab Harley santai. Joshua terkejut mendengarnya. Liam lalu memberikan Harley air minum dan semangkuk kentang tumbuk dengan ayam panggang dan sayuran.
"Makanlah, kau dibilang sama dr Joe kau mabuk saat perut kosong" ucap Liam menyuapi Harley. Gadis itu membuka mulutnya dan memakan makanan itu. Joshua tersenyum melihat mereka berdua. Dia pergi dari ruangan Harley.
"Anak-anak aku mau membeli kopi, Liam jaga Harley" suruh Joshua. Liam mengangguk pelan dan Joshua meninggalkan mereka. Dia pergi keruangan dr Joe dan dia masuk keruangan itu. Dr Joe lalu menoleh kearah Joshua yang berdiri didepan ruangannya.
"Ahh.. detektif White. Ada apa kau mendatangiku disini? Apa ada masalah?" Tanya dr Joe sambil duduk dikursi nya. Joshua lalu duduk disofa ruangan itu.
"Siapa yang menaruh Harley diruangan VIP? Apakah itu dari Eddy Quinn?" Tanya Joshua pada dr Joe. Pria tua itu menggelengkan kepalanya.
"Bukan, tapi seseorang bermata hijau berambut coklat dan usianya sekitar 47 tahun dengan memakai pakaian formal berwarna putih gading" jawab dr Joe dengan jelas. Joshua mengingat kembali siapa pengikut dari Eddy Quinn.
"Noah" ucap Joshua. Dia bangkit dari sofanya dan keluar dari ruangan dr Joe.
"Terimakasih informasinya" ucap Joshua meninggalkan dr Joe.
Dikamar Harley
Liam terus menyuapi makanan Harley sampai habis. Dia memberikan segelas air minum dan obat pada Harley.
"Minum obat ini. Agar kau cepat sembuh" ucap Liam lembut. Harley lalu meminum obatnya begitu juga air minumnya. Liam lalu menaruh gelas yang dipegang Harley.
"Maafkan aku" ucap Harley lirih. Liam menoleh kearah Harley.
"Maaf karena apa?" Tanya Liam kembali. Harley menghembuskan nafasnya pelan.
"Maaf aku tidak bisa menerimamu didalam hatiku. Aku tak tahu apa yang aku lakukan kemarin itu benar tapi entah kenapa dadaku terasa sakit mengatakan itu" jawab Harley tersenyum getir. Liam lalu mengelus rambut Harley yang pendek dengan lembut, dia mengambil tangan Harley yang mulus dan menciumnya.
"Tak apa Harley. Aku mengerti maksudmu. Aku membaca catatan terapimu waktu itu dan menyatakan kau membentengi hatimu dengan egomu yang haus akan membunuh. Kau tak sempat memikirkan perasaan pribadimu" balas Liam tersenyum. Tak lama kemudian masuklah 2 perawat wanita masuk kekamar Harley.
"Nona, saatnya anda membersihkan diri" ucap salah satu perawat itu. Harley mengangguk pelan dan melirik Liam.
"Hati-hati kalian membersihkan wanita ini. Lukanya sangat parah" suruh Liam pada perawat itu. Mereka mengangguk mengerti dan akhirnya Liam pergi keruangannya. Harley lalu membuka bajunya dan perbannya dibuka oleh perawat itu.
"Luka nona tidak terlalu keras, tapi anda harus memakai pakaian longgar dulu agar luka nona dapat cepat sembuh" ucap salah satu perawat itu. Harley terseyum.
"Silahkan kalian lakukan" jawab Harley pasrah. Baru pertama kali dia dimandikan oleh seseorang yang tak dikenal.
Akhirnya selama 5 hari Harley diperbolehkan pulang oleh dr Joe dari rumah sakit. Karena luka dan memarnya sedikit demi sedikit berkurang karena dia rajin mengoleskan obat dibadannya. Liam membantu Harley mengemas pakaiannya.
"Kau bahagia sekali keluar dari rumah sakit Harley" ucap Liam tiba-tiba. Harley tersenyum sambil memasukan obatnya kedalam tas kecilnya.
"Bagaimana aku tidak bahagia karena aku merindukan sandwich telur" jawab Harley menggandeng tasnya.
"Ayo kita harus pergi kesuatu tempat" Harley menarik tangan Liam. Pria itu menaikkan alisnya.
"Kemana?" Tanya Liam. Harley membalikkan badannya tepat didepan Liam.
"Aku merindukan mama. Aku ingin mengunjungi nya " jawab Harley tersenyum kecil. Liam mengerti dan memasukan Harley kedalam mobilnya dan mengendarai mobilnya. Liam melihat ekspresi Harley yang sangat senang karena dia ingin mengunjungi ibunya. Sebelumnya mereka mampir ketoko bunga. Harley mengambil 2 buket mawar merah begitu juga dengan Liam.
"Ayo Liam" ucap Harley girang. Liam menyalakan mobilnya dan pergi menuju makam. Sesampai di makam Harley berlari kearah makam orang tuanya. Dia berlutut dan membersihkan batu nisan itu dan menaruh mawar merah didepan batu nisan David dan Livia.
"Papa,mama aku datang lagi bersama Liam" ucap Harley sambil mengelus batu nisan itu. Liam berlutut dan memberi kan bunga mawar itu didepan batu nisan David dan Livia.
"Hai uncle, aunty kita bertemu kembali. Akhirnya aku menemukan Hanna" ucap Liam tersenyum. Harley mengelus batu nisan itu dengan tatapan sedih.
'mama, apakah aku jahat menolak perasaan Liam? Apa aku boleh mencintai nya sepenuh hati? Tapi aku takut, Takut sekali. Aku takut dia akan mati ditanganku kelak. Aku takut menerima cintanya karena aku merasa hina karena aku melakukan hal-hal yang sangat jahat. Aku merasa tak cocok bersamanya karena Liam memiliki pribadi yang baik dan lembut. Berbeda seperti ku yang dingin dan bengis. Andai kalian masih hidup pasti kalian akan menegurku dan bisa mendengar curahanku. Aku sadar aku menjadi mesin pembunuh Eddy Quinn. Sekarang aku tahu kebenaran kalian. Melihat mama yang sangat kuat tapi mama memiliki trauma yang berat' ucap Harley dalam hati. Tak sadar air matanya jatuh sendirinya. Dia menghapusnya dengan lengannya.
" I Miss you mama,papa" isak Harley. Liam menoleh kesamping nya dan melihat Harley menangis,dia memeluk nya dengan erat.
"Menangislah. Keluarkan rasa sedihmu sekarang" ucap Liam. Harley menangis kencang didada Liam. Sudah 10 menit Harley menangis dan menghapus air matanya.
"Maaf bajumu basah" ucap Harley sambil mengelap matanya dengan tisu. Liam tersenyum dan mengandeng tangan Harley.
"Ayo kita makan egg sandwich" jawab Liam sambil tersenyum. Harley mengangguk pelan dan memasuki mobil Liam dan pergi ke kedai sandwich.
KAMU SEDANG MEMBACA
like Harley Quinn ( End )
Aksiapa kalian tau jika anak polos di didik dengan orang benar akan menjadi manusia normal? begitu kebalikannya. Hanna, seorang perempuan yang di didik dengan seorang pemimpin mafia Eddy Quinn dan diangkat menjadi anak dan dilatih menjadi mesin pembunu...