mawar merah kesedihan

105 5 0
                                    

Didalam mobil, Harley dan Liam saling membisu. Hanya ada suara radio didalam mobil Liam.

'canggung sekali' umpat mereka berdua. Akhirnya salah satu dari mereka memulai pembicaraan.

"Kau" Liam dan Harley berbicara bersamaan. Mereka lalu tertawa.

"Kau duluan" suruh Harley.

"Lady first" jawab Liam sambil mengemudikan mobilnya.

"Hmmm okay" jawab Harley. Dia lalu menatap mata abu-abu Liam disampingnya.

"Apakah kau menyukaiku?"tanya Harley to the point. Liam lalu terkejut sampai menabrak mobil didepannya. Liam mengatur nafasnya secara normal. Tanpa sadar wajah Liam yang putih itu memerah seperti kepiting rebus.

"K...kenapa kau bertanya seperti itu Hanna?" Tanya Liam sambil menyetir mobil nya dengan normal. Harley langsung terkekeh melihat tingkah Liam yang seperti anak SMA yang baru jatuh cinta.

"Tidak,hanya saja tingkahmu seperti orang yang tertarik dengan lawan jenisnya. Jangan anggap serius perkataanku ya itu hanya ansumsi seorang wanita" jawab Harley sambil membenarkan kacamatanya yang mau turun. Liam tersenyum disamping Harley dan mengetuk jarinya dikemudi mobil.

"Hmmm ada benarnya kau bertanya seperti itu. Ya aku memang tertarik padamu. Karena senyummu mirip dengan seseorang yang pernah aku anggap sebagai ibu kandungku sendiri" Liam lalu tersenyum getir. Harley lalu menaikkan alis kirinya.

"Oh ya? Siapa wanita itu yang kau anggap sebagai ibumu?" Tanya Harley ingin tau. Liam menurunkan senyumannya digantikan dengan tatapan yang penuh kesedihan.

"Namanya Livia Wood. Dia yang telah kuanggap sebagai ibuku saat ibuku tiada melahirkan ku" jawab Liam sambil fokus menyetir. Harley terkejut mendengar namanya. Nama yang mirip dengan nama ibunya yang dia cintai. Dia berusaha normal dan lanjut pada Liam.

"Dia yang tewas dibunuh oleh penjahat berserta suaminya bukan?" Tanya Harley sambil melirik Liam.

"Iya, dia tewas dengan suaminya saat dia mengandung janin berusia 6 Minggu" jawab Liam. Harley menunduk an kepalanya dan berusaha tidak menangis. Dia baru tahu kalau ibunya mati disaat dia mengandung adik yang di idam-idamkan nya. Dia menghembuskan nafasnya pelan. 

"Apa kau merindukannya? Lebih baik kita kemakamnya agar kesedihanmu hilang" ucap Harley sambil memegang tangan Liam yang sedang menyetir. Liam tersenyum mengangguk seakan setuju dengan usul Harley. Mereka akhirnya membeli bunga untuk ditaruh kemakam. Liam membeli seikat bunga mawar putih sedangkan Harley membeli seikat mawar merah yang sangat harum. Liam menatap Harley yang memegang seikat mawar merah itu.

"Darimana kau tau jika mawar merah itu adalah bunga kesukaan keluarga Wood?" Tanya Liam. Harley membulat kan matanya dan berusaha tenang dihadapan Liam yang sedang memasuki mobilnya.

"Hmm.. aku rasa dia adalah wanita yang sangat baik dan memiliki jiwa keibuan yang sangat lembut. Aku rasa dia sangat cocok dengan mawar ini" jawab Harley bohong. Dia tau kalau ibu dan ayahnya menyukai mawar merah. Liam mengangguk mengerti dan meluncur ke makam keluarga Wood.

Sesampai dimakam, Liam menaruh bunga mawar putihnya di batu nisan yang bertulis David & Livia Wood. Liam lalu mengusap batu nisan itu.

"Hai uncle, hai aunty. Lama aku tak berkunjung ke kalian. Kalian tau aku sangat merindukan kalian dimanapun kalian berada. Oh ya aunty semalam aku memimpikan Hanna. Dia sangat cantik dan dewasa, andai dia ada disini aku pasti bisa melihat mata biru nya yang seperti samudra biru. Maafkan aku aunty aku tidak bisa menemukan Hanna. Seandainya aku berada disana dan menjaga Hanna,pasti dia tidak akan menghilang. Maafkan aku uncle aku menyesal tidak menepati janji kalian untuk menjaga Hanna. Sekarang aku tidak tau bagaimana dia saat ini. Apakah dia masih hidup atau tidak? Aku tidak tahu. Maafkan aku uncle aunty" tangis Liam sambil mengelus batu nisan keluarga Wood. Harley lalu berjongkok dan memberikan mawar merahnya kemakam orang tuanya. Harley menatap Liam yang sedang menangis yang matanya ditutup dengan lengannya. Harley lalu berlutut disamping Liam dan memeluk Liam yang sedang menangisi penyesalan nya.

"Menangislah dibahuku. Biar aku meringankan rasa sedihmu itu. Keluarkan semua agar dirimu lega" ucap Harley sambil memeluk Liam. Tak lama kemudian Liam menangis dibahu Harley dan mulutnya ditutup dengan pundak Harley. Harley lalu mengelus batu nisan orangtuanya. Sudah lama dia tidak kesini. Harley menghembuskan nafasnya pelan sambil menahan kesedihannya.

' mama, papa aku datang kembali. Sudah 16 tahun aku tidak mengunjungi kalian. Maafkan aku tidak bisa menjaga adikku dikandungan mama. Seandainya kalian masih hidup kita bisa menjadi keluarga kecil bahagia. Tapi para tikus-tikus itu tega menghabisi kalian didepan mataku. Untunglah aku yang melenyapkan tikus-tikus itu dengan tanganku. Sekarang namaku bukan Hanna lagi ma,pa tetapi namaku adalah Harley Quinn. Aku diadopsi menjadi anak oleh orang yang telah menemukan ku dikolong meja dan dia membantu untuk melenyapkan tikus-tikus itu. Sekarang aku menyayangi dia sebagai ayahku' ucap Harley dalam hati. Dia berusaha tidak mengeluarkan air mata nya. Harley lalu bangkit dan mengangkatnya Liam menuju mobilnya.

"Kau duduklah di kanan, biar aku yang menyetir. Nanti sesampai di apartemen aku buat kan kau teh lemon untuk melegakanmu" ucap Harley pada Liam. Pria itu lalu mengamggukan kepalanya dan memasuki mobilnya. Harley lalu menyetir mobil Liam dan memberi tisu pada pria yang habis menangis itu.

"Lebih baik dikeluarkan daripada ditahan" ucap Harley dan fokus mengemudi mobil Liam menuju apartemennya.

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang