baby Ivan

64 2 3
                                    

pukul 05.00
Joshua menunggu seseorang dari bandara pagi ini. Dia sedang menunggunya sambil meminum kopi. Tak lama kemudia orang yang ditunggu Joshua datang dan memeluk nya.

"Aku merindukanmu son" ucapnya. Pria yang dipelukan Joshua itu melepaskan pelukannya.

"Aku merindukan mu ayah" ternyata itu Liam. Dia baru saja pulang dari Italia untuk berlibur selama 6 bulan untuk menenangkan pikirannya. Dia sudah dikatakan waras dari rumah sakit jiwa tempat dia dirawat selama 1,5 tahun. Saat dia pulang dari rumah sakit dia ingin pergi berlibur ke kampung halaman ibunya yang berada di Italia untuk menenangkan batinnya.

"Ayo kita pulang" Joshua membawa koper Liam dan memasukannya kedalam bagasi mobilnya. Mereka menikmati sepinya jalanan sambil ditemani kopi panas.

"Ayah, apa benar bibi Raina menikah dengan pria tua yang bernama Gomez Martinez?" Tanya Liam pada Joshua. Pria itu mengangguk kepalanya.

"Iya son, dia menikah karena terpaksa. Dia memiliki hutang yang banyak dengan Martinez. Kau tahu Martinez itu mafia dari Italia dan menetap disini untuk melancarkan aksi mereka. Sampai sekarang aku tidak tahu keberadaan Raina saat ini" jawab Joshua sambil menyetir mobilnya. Raina adalah adik dari Milla White istri dari Joshua. Raina dan Milla berbeda 13 tahun.

"Aku belum pernah melihatnya ayah. Semoga saja kita bisa bertemu" ucap Liam. Joshua menggosok rambut Liam dan fokus menyetir mobilnya.

Paginya Harley terbangun karena Ivan menangis keras. Harley menggendong Ivan dibekapnya sambil menepuk pelan punggungnya. Ivan menggesekkan kepalanya kearah dada berisi Harley.

"Pasti kau lapar ya? Pantas saja kau mencari susuku. Dasar anak bayi. Aku akan menghangatkan susu untukmu ya" Harley menggendong Ivan menuju dapur. Dia menghangatkan susu kotak dan menaruhnya di cangkir.

"Aku pakai sendok saja ya" Harley mengambil sendok dan meniup susu hangat itu. Dia menyuapi susu itu pada Ivan sampai habis. Saat dia menaruh gelasnya seorang bodyguard Eddy datang menghampirinya dengan membawa kotak besar.

"Nona muda, ada paket untuk anda" lapor bodyguard itu.

"Tolong taruh dikamarku ya. Oh ya ayah kemana?" Tanya Harley baru sadar karena ayahnya belum ada.

"Tuan besar ada urusan dimarkasnya nona. Dia pergi sekitar jam 06.00" jawab bodyguard itu.

"Tumben pagi sekali urusannya. Baiklah kau boleh pergi" ucap Harley menyuruh bodyguard itu pergi. Dia memasuki kamarnya dan membuka baju Ivan. 

"Saatnya kita mandi" Harley membuka isi paket itu. Isinya perlengkapan bayi beserta alat mandinya. Harley mengambil sabun dan shampo bayi dan membawa Ivan ke kamar mandi. Mereka mandi didalam bathub yang besar.
Selesai mandi Harley mengeringkan tubuh Ivan dengan handuk. Dia mencium pipi Ivan.

"Harum sekali... Aku ingin mengigit pipi tebalmu" canda Harley menggelitik perut Ivan sampai dia tertawa khas bayi. Harley memakai popok dan bedak bayi ketubuh Ivan yang lembut lalu memakaikannya baju bayi berwarna biru. Dia baru ingat jika jadwal kerjanya kosong karena tidak ada sidang selama seminggu. Akhirnya Harley ingin menghabiskan waktunya bersama Ivan.

Joshua berada dimansion Martinez karena dia dapat laporan dari warga setempat. Dia melihat mayat-mayat yang terkapar dilantai. Saat dia menaiki lantai dua untuk memeriksa keadaan dia terkejut melihat wanita yang tak bernyawa bersimbah darah.

"R..Raina" Joshua mendekati mayat itu dan memeriksa keadaannya.

"Dia mati" tak lama kemudan beberapa polisi datang kelantai dua dan melihat Joshua bersama mayat wanita.

"Tuan, dari hasil penelusuran tempat ini kemungkinan ada pertempuran antar gangster" lapor polisi itu. Joshua lalu berdiri dan melepaskan sarung tangan karet nya.

"Wanita ini kerabatku. Tolong bawa jasadnya" ucap Joshua melewati polisi itu sambil berjalan gontai. Dia duduk ditangga mansion itu.

"Milla, adikmu" bisik Joshua.

Harley berada dikolam renang mansion sambil menggendong Ivan. Mereka bermain air dengan gembira.

" Ayo kita jalan-jalan. Sudah cukup kita berenangnya" Harley menaiki tangga kolam dan mengeringkan tubuhnya dan Ivan dengan handuk. Mereka pergi kekamar Harley membersihkan diri.  Semua pelayan yang bekerja dimansion melihat Harley yang begitu menyayangi bayi itu.

"Nona bahagia sekali bersama bayi itu. Walau bayi itu adalah anak dari musuh tuannya" bisik pelayan itu yang sedang mengelap meja.

"Tapi lihatlah nona, dia memiliki jiwa keibuan dalam dirinya. Pasti dia mendambakan seorang anak dalam dirinya juga suami yang baik"bisik pelayan yang membersihkan sofa. Ray datang dari pintu mansion mendengar percakapan mereka.

"Kalian benar, nona muda itu memiliki jiwa keibuan yang sangat besar. Aku yakin dia memiliki suami yang baik suatu hari nanti" ucap Ray diruangan tamu. Pelayan-pelayan itu terkejut dan menundukkan kepalanya hormat.

"Maaf tuan Ray, kami berbincang saat bekerja" maaf mereka. Ray menganggukan kepalanya dan mencari Harley dikamarnya.

"Nona...ini aku Ray" ketuk Ray dipintu kamarnya. Harley membuka pintu itu dan menyuruh Ray masuk. Ray duduk disofa kamar Harley.

"Apa kau menemukan apa yang aku suruh Ray?" Tanya Harley sambil memberi susu botol pada Ivan di gendongan nya.

"Sudah nona,tapi dari hasil pencarian ku tadi malam sampai saya tidak tidur bahwa pemimpin Martinez tidak memiliki saudara atau kerabat. Mereka dibunuh oleh pesaing klan lain tanpa sisa" jawab Ray memberikan dokumen Gomez Martinez pada Harley. Harley membaca dokumen itu.

"Apa kau sudah mencari kerabat istrinya?" Tanya Harley kembali. Ray menggelengkan kepalanya.

"Belum nona. Saat ini aku akan mencarikan nya malam ini" jawab Ray pada Harley yang menggendong Ivan. Ray melihat raut wajah Harley lebih bahagia bersama Ivan.

" Nona sangat senang bersama bayi itu" ucap Ray meminum kopinya. Harley tersenyum lebar dan mencium pipi Ivan.

"Entah kenapa aku menginginkan seorang anak dalam hidupku Ray. Andai aku bisa hidup normal bersama suami dan anak-anak ku kelak" jawab Harley memegang tangan kecil Ivan dan menciumnya. Ray menaruh cangkirnya diatas meja.

"Nona, kelak kau akan bersama pria yang kau cintai itu. Kalian bisa hidup bahagia" ucap Ray spontan. Harley menaikkan alisnya.

"Orang yang aku cintai? Siapa maksudmu?" Tanya Harley tak mengerti. Ray mengambil Ivan digendongan Harley.

"Nanti kau akan menemuinya nona dalam waktu yang dekat" jawab Ray penuh misteri. Harley menggelengkan kepalanya melihat Ray sambil bermain dengan Ivan.

Joshua dan Liam berada dipemakaman umum. Tepat hari ini kematian Raina yang akan dikubur dekat dengan Milla. Liam mengelus punggung Joshua yang tegap.

"Suatu hari kita akan menemukan anaknya ayah" ucap Liam pada Joshua yang sedang berduka melihat adik ipar nya dimakamkan. Joshua melepaskan kacamata hitamnya.

"Pasti nak, pasti"

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang