Di makam
Eddy menghampiri makam Livia dan David malam itu. Dia membawa seikat mawar merah dan menaruhnya dibatu nisan Livia dan David. Eddy lalu mengelus batu nisan Livia.
"Hai sayang, kau tahu aku sangat merindukanmu. Aku tahu kau masih membenciku karena aku memaksamu untuk mencintaiku. Maafkan aku, aku tidak menjaga putri mu dengan baik. Sekarang dia pasti lari ke rumah temanmu itu, Joshua White. Tapi aku membiarkan dia kabur untuk memenangkan dirinya sendiri. Pasti dia mengawasi keberadaan anak buahku untuk menangkap nya. Tapi aku berusaha akan membawanya kembali dan aku akan menjelaskan semuanya pada Harley nanti." Eddy lalu berdiri dan pergi meninggalkan makam Livia dan memasuki mobil mewahnya.
Keesokan paginya.
Liam sudah siap-siap pergi kerumah sakit untuk menjemput ayahnya. Dia ingin mengajak Harley tapi anak itu tertidur pulas karena dia kelelahan. Akhirnya dia menuju kamar Harley untuk memberi tas yang berisi uang itu pada Harley.
'untuk apa uang sebanyak ini?' ucapnya dalam hati. Liam memasuki kamar Harley dan mendapatkan Harley yang tertidur nyenyak diatas kasurnya. Dia menghampiri Harley dan menatap wajah mulus itu. Liam tersenyum melihatnya,dia mencium pipi Harley dan menaruh tas besar itu disamping tas ransel Harley. Dia pergi meninggalkan rumah dan siap-siap menjemput ayahnya.
Cahaya matahari memasuki kamar Harley. Harley lalu membuka matanya dan melihat sekelilingnya.'sudah siang. Aku harus mandi' Dia lalu mandi dan selesai mandi dia memakai Hoodie putihnya dan celana jeans. Saat berangkat dia melihat tas bessr disamping ranselnya. Dia membukanya dan isinya beberapa uang yang banyak dalamnya. Dan ada note didalamnya.
' nanti aku ambil di bank terdekat. sangat lelah mengeluarkan isi kartumu' Harley tertawa melihat isi note itu dan dia memakai sepatu sneaker shoes putihnya dan siap-siap pergi mengambil motornya dan pergi menemui temannya. Harley memberhentikan taxi dan menuju kerumah sakit.
Sesampai dirumah sakit dia keparkira dan mengambil sepeda motornya.
"Lucky" ujar Harley dan pergi meninggalkan tempat itu. Saat tepat dilampu merah tepat sekali Sarah menelfon Harley. Dia mengangkat telfonnya.
"Halo?"
"Hanna, kita sudah di tempat yang kamu maksud. Ayo kami menunggu" ucap Sarah didalam telepon. Harley lalu menyetir motornya sambil memegang telfonnya."Baik,tunggu" Harley mengebut membawa motornya dengan kecepatan penuh. Sesampai di McDonald dia menemukan kedua temannya yang melambai tangan. Dia memasang kacamata hitamnya dan menghampiri mereka.
"Kau lama sekali Hanna. Dan kenapa matamu dan kenapa kau menutup kepalamu dengan tudung Hoodie?" Sarah lalu memberi pertanyaan secara bertubi-tubi. Rose lalu memasukan kentang gorengnya kemulut Sarah.
"Berisik. Dia baru datang" ucap Rose gemas. Harley tersenyum melihat tingkah kawan nya itu.
"Sarah, Rose. Maafkan aku" Harley membuka kacamata hitamnya dan membuka tudung Hoodie nya dan menampakkan rambut pirang sebahu dan mata biru nya. Sarah dan Rose terkejut melihat penampilan Harley.
"Kau..menyemir rambutmu dan memakai softlens?" Tanya Rose. Sarah menatap mata biru Harley.
"Ini bukan softlens bukan?" Tanya Sarah. Harley mengangguk pelan.
"Sebenarnya ini rambut asliku. Dan rambut coklat dengan mata coklat itu hanya wig dan softlens" ucap Harley. Sarah dan Rose terkejut mendengarnya. Selama ini temannya selalu memakai wig dan softlens. Harley menghembus nafasnya kasar. Sarah memegang kedua bahu Harley.
"Kenapa kau melakukan ini semua Hanna? Apa alasanmu menutupi semuanya ini?" Tanya Sarah. Harley menatap mata hitam Sarah yang agak kecewa.
"Aku melakukan nya karena terpaksa Sarah. Ada alasannya. Maaf jika aku berbohong dengan kalian" tak lama kemudian Rose memeluk badan Harley dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
like Harley Quinn ( End )
Actionapa kalian tau jika anak polos di didik dengan orang benar akan menjadi manusia normal? begitu kebalikannya. Hanna, seorang perempuan yang di didik dengan seorang pemimpin mafia Eddy Quinn dan diangkat menjadi anak dan dilatih menjadi mesin pembunu...