Harley menatap kosong dinding kamarnya. Dia terbangun dari tidurnya dan melirik jam di handphone nya.
"Sudah jam 12.05. Ternyata aku tertidur sampai lupa bertemu dengan Liam di rumah sakit tadi sore. Aku butuh jalan-jalan" Harley bangkit dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Dia menatap wajahnya yang sembab sehabis menangis.
"Sial. Aku ingin menenangkan pikiranku dengan minum cocktail" Harley mengganti bajunya dengan baju yang lengannya bertali spagheti berwarna merah dan celana jeans robek bewarna biru. Dia memakai makeup yang menurutnya cocok utuk kesana, tak lupa memakai high heels yang berwarna merah biru. Dia menatap dirinya dicermin kamar mandi.
"Perfect" dia memegang lehernya yang terluka tetapi dia menutupnya dengan makeup. Harley turun dari kamarnya dan mengambil kunci motornya. Saat mau membuka pintunya, tiba-tiba ada yang memegang bahunya. Harley kaget dan menengok kebelakang.
"Liam!" Teriak Harley. Liam tertawa melihat ekspresi Harley yang terkejut melihatnya.
"Hahaha.... Harley kau mau kemana malam-malam begini?" Tanya Liam sambil melihat penampilan Harley dari atas dan bawah.
'cantik' ucapnya dalam hati.
"Aku ingin menghibur diri disalah satu club langgananku dikota ini. Apa kau mau ikut?" Tawar Harley melihat Liam yang diam. Liam menaikkan alisnya.
"Kau menawarku?" Tanya Liam sambil melipatkan tangannya. Harley menghembus nafasnya kesal.
"Yasudah, terserah kau" saat Harley mau keluar Liam menahan tangannya.
"Baiklah aku ikut. Tapi tunggu aku berganti pakaian" ucap Liam sambil berlari kearah kamarnya. Harley menunggu diruang tamu. 10 menit menunggu Liam keluar dari kamarnya. Dia memakai kemeja putih dengan celana jeans nya. Harley melihatnya sambil tersenyum.
'lumayan' ucap Harley dalam hati. Liam mendekati Harley dan menggandeng tangannya menuju mobilnya.
"Ayo" Liam menyuruh Harley untuk masuk ke mobil Liam. Harley menghirup parfum Liam yang sedikit menyengat dihidungnya. Harley melirik Liam yang mengendarai mobilnya. Liam melirik Harley disampingnya.
"Why?" Tanya Liam. Harley menggeleng kan kepalanya pekan.
"Tidak. Hanya saja parfummu sangat sedikit menyengat dihidungku. Apa kau menyukai bau rempah dan kayu-kayuan?" Tanya Harley. Liam tersenyum menampakkan giginya yang putih.
"Iya, aku menyukai bau rempah dan kayu-kayuan, karena baunya sangat sesuai dihidungku" jawabnya. Harley mengangguk sambil fokus memandang kedepan.
"Kau sendiri memakai parfum beraroma mawar hari ini. Apa setiap hari kau mengganti aromamu?" Tanya Liam melihat mata biru Harley. Wanita itu mengangguk pelan.
"Aku menyukai bau bunga dan sesuatu yang manis" jawab Harley. Akhirnya mereka sampai di club langganan Harley. Mereka turun dan memasuki club itu yang dipenuhi orang-orang yang berdansa sambil mendengarkan suara musik yang besar. Harley menarik tangan Liam dan menuju bar disana.
"Welcome Mrs Harley. Wow rambutmu menjadi pendek" sapa bartender itu pada Harley.
"I changed my style bro. Oh buatkan aku minumanku yang biasa dan kau mau pesan apa Liam?" Tanya Harley menatap Liam.
"Whisky please" ucap Liam. bartender itu mengangguk dan membuat pesanan mereka.
"Ini dia segelas whisky dan champagne" Harley mengambil pesanannya dan memberikan whisky pada Liam. Mereka meminumnya dengan cepat.
"Ahhh inilah hidup" Harley mengelap bibirnya. Liam melihat Harley yang sangat kuat minum.
"Sejak kapan kau terbiasa pergi kesini dan meminum minuman bar Harley?" Tanya Liam pada Harley. Wanita itu tertawa mendengar pertanyaan Liam.
KAMU SEDANG MEMBACA
like Harley Quinn ( End )
Actionapa kalian tau jika anak polos di didik dengan orang benar akan menjadi manusia normal? begitu kebalikannya. Hanna, seorang perempuan yang di didik dengan seorang pemimpin mafia Eddy Quinn dan diangkat menjadi anak dan dilatih menjadi mesin pembunu...