be parents

134 1 0
                                    

8 bulan kemudian

Harley menatap Liam yang sedang menggendong anak kembarnya. Ya dia habis melahirkan bayi laki-laki dan perempuan 2 jam yang lalu dirumah sakit. Eddy mengelus kepala Harley yang masih mengeluarkan keringat.

"Selamat sayang, akhirnya kau menjadi ibu" ucap Eddy mencium kening Harley. Liam menghampiri Harley dan memberikan anak pertamanya digendongannya. Harley lalu menggendongnya dibekapannya.

"Ngomong-ngomong kita beri nama siapa mereka? Kita belum memikirkan nama" tanya Liam pada Harley yang menggendong anak laki-laki nya. Harley menatap wajah anak laki-laki nya dan mengelus kepalanya yang tumbuh sedikit rambut.

" Bagaimana dengan Axel dan Alexa" jawab Harley memberikan bayinya pada Eddy yang ingin mengendong nya.
"Bagus juga" balas Liam menyerahkan bayi perempuannya pada Harley. Tak lama kemudian Joshua datang bersama Ivan digendong nya.

"Selamat Harley kau sudah menjadi ibu" ucap Joshua mengelus kepala Harley.
"Terimakasih ayah" balas Harley mengusap pipi Ivan gemas.

"Apa Ivan menyusahkan mu ayah?" Tanya Harley pada Joshua. Pria itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Tidak sayang. Dia anak yang tidak cengeng" jawab Joshua melihat cucu perempuan nya digendongan Harley. Liam dan Harley sepakat menjadi orangtua asuh Ivan karena Harley sangat menyayangi Ivan. Beruntungnya Eddy menyetujui keinginan Harley. Tak lama kemudian Noah dan Ray masuk kekamar inap Harley.

"Selamat nona atas kelahiran anak kembar anda" ucap Noah memberikan sekeranjang buah untuk Harley. Begitu juga dengan Ray tersenyum sopan.
"Selamat nona,anda menjadi seorang ibu dari pria polos ini" Ray melirik Liam jahil. Harley terkekeh melihat tingkah Ray.

"Terimakasih tuan Noah dan terimakasih Ray" balas Harley menggendong anak perempuan nya. Liam menatap Harley yang begitu senang dengan kedatangan orang-orang terpenting dalam hidupnya itu.

'seandainya uncle David dan aunty Livia melihat semua ini, pasti mereka sangat bahagia' ucap Liam dalam hatinya. Setelah semua menjenguk Harley mereka pulang menuju tempat tinggal masing-masing. Liam menghampiri Harley yang sedang menyusui kedua anaknya itu.

"Masih sakit Harley?" Tanya Liam mengusap rambut Harley yang sudah memanjang. Harley menatap Liam dengan tatapan dingin.
"Bagaimana tidak sakit kalau bawahku seperti dijahit dengan mesin jahit" ringis Harley yang sebenarnya menahan sakit saat selesai bersalin. Liam terkekeh melihat Harley dan mengambil anak-anak mereka yang sudah tertidur itu dibekapan Harley dan menaruhnya diatas box bayi.

"Lihat mereka sayang, mereka sangat nyenyak dalam mimpi mereka" ucap Liam merangkul pinggang Harley sambil melihat buah hati mereka yang tertidur.
"Mata Axel mirip dengan ku, sedangkan Alexa sangat mirip denganmu" balas Harley mengusap pipi mereka dengan telunjuknya. Liam mengambil tangan Harley dan menciumnya dengan lembut.

"Apa kau bahagia?" Tanya Liam menatap mata biru Harley.
"Kebahagiaan ku sudah sempurna saat mereka lahir Liam. Aku tak menyangka jika Tuhan memberiku kejutan besar seperti ini" jawab Harley merangkul leher Liam dengan kedua tangannya.

"Tapi bagaimana bisa waktu itu kau dihajar habis-habisan oleh Martinez?" Tanya Liam masih bingung waktu Harley dihajar oleh Evan sampai mencelakai perutnya. Harley tersenyum dan mengecup bibir Liam.

"Aku tidak tahu. Hanya Tuhan yang tahu Liam. Saat aku ingin menghajar Evan, entah mengapa perutku terasa aneh rasanya. Saat aku berada dirumah sakit di Seattle itu Ray memberi tahu ku kalau aku mengandung 1 Minggu. Aku sangat bersyukur sekali karena kandungan ku sangat kuat" jawab Harley tersenyum senang. Liam memeluk pinggang Harley dan menenggelamkan kepalanya dileher Harley.

"Seharusnya kandungan berusia seminggu itu rentan dengan keguguran Harley. Tapi aku bersyukur pada Tuhan telah menjaga mereka"ucap Liam menggigit kecil leher Harley.

"Tahan dulu Liam. Akan aku patahkan kejantanan mu itu kalau berani menyetubuhi ku tanpa izin" ancam Harley dingin. Semejak mereka menikah Harley sudah berhenti membunuh pesaing Eddy lagi. Dia ingin hidup dengan damai bersama Liam dirumah tempat dia tinggal sekarang ini. Rumah berlantai 2 dengan taman mawar disekelilingnya dibeli oleh Liam dengan hasil kerjanya. Eddy selalu menjenguk Harley setiap hari dirumahnya untuk melihat keadaan putrinya itu. Harley menerima permintaan Eddy untuk bersedia menjadi pemimpin klan Quinn hanya saja tidak turun tangan tetapi dibantu oleh tangan kanannya Ray. Hubungan Harley dengan teman-teman nya masih membaik walau Nichole Sarah dan Rose masih memanggil nya Hanna.

"Apa yang kau pikirkan Harley?" Tanya Liam didepan wajah Harley. Dia menggelengkan kepala pelan sambil tersenyum manis.
"Tidak ada. Aku sangat bahagia memilikimu walau penuh dengan drama dan lain-lain" jawab Harley dipelukan Liam.

"Terimakasih kau sudah menerima perasaanku" ucap Liam mencium kening Harley.
"Sama-sama Liam " balas Harley mencium bibir Liam.

5 tahun kemudian

Harley memandang Liam yang sedang bermain dihalaman belakang bersama Axel dan Alexa. Mereka berlarian mengejar bola yang dibawa Liam.

"Papa.. lemparan bola itu" pinta Axel pada Liam. Begitu juga dengan Alexa.
"Iya papa" melas Alexa. Liam tersenyum melihat kedua anaknya itu dan memberikan bola merahnya.
"Kalian bermain lah dengan akur" ucap Liam pada Axel dan Alexa. Mereka berlarian lagi disekitar halaman belakang yang lumayan luas itu. Harley terkekeh melihat tingkah kedua anaknya dan mengelus perutnya yang sudah membesar karena hamil 6 bulan. Ivan dengan senang hati menemani Harley dikursi taman sambil membaca bukunya.

"Aunty bolehkah aku bermain?" Tanya Ivan memohon pada Harley yang mengelus perutnya. Harley mengusap kepala Ivan.
"Boleh" jawab Harley membenarkan baju Ivan yang sedikit berantakan itu. Ivan mencium pipi Harley sebagai tanda terimakasih.

"Terimakasih aunty" ucap Ivan lari menyusul anak kembar Harley.
"Ayo brother Ivan. Ayo kita bermain" seru Axel melemparkan bola itu pada Liam.
"Ayo brother" teriak Alexa tak sabar untuk bermain bertiga. Ivan melemparkan bolanya pada Axel dan mereka bermain dengan gembira. Liam menghampiri Harley dan duduk disampingnya sambil merangkul pundak Harley.

"Bagaimana perasaan mu?" Tanya Liam pada Harley dan mengusap perut Harley yang membesar.
"Bahagia" jawab Harley tersenyum dan memiringkan kepala nya dipundak Liam. Mereka mengawasi 3 anak-anak itu sambil bermesraan.

"I love you" bisik Liam ditelinga Harley dan mencium pipinya. Harley menolehkan kepalanya dan mencium bibir Liam sekilas 
"My euphoria" balas Harley dan Liam melanjutkan ciumannya. Harley melihat jam tangannya dan berteriak memanggil ketiga anak-anak nya.

"Anak-anak sudah jam makan siang" seru Harley dikursi taman. Mereka bertiga menoleh dan berlari menghampiri Harley.
"Okee" teriak mereka sambil berlarian. Liam merentangkan tangannya menyambut dua anak kembarnya itu dan Harley merangkul Ivan diperlukan nya.

"Ayo kids kita masuk" ucap Liam menggenggam tangan Harley dan mereka berlari memasuki rumahnya. Liam dan Harley berjalan memasuki rumahnya dan mencium pipi Harley sekilas. Harley menyunggingkan senyumannya dan menatap Liam.

"Mau lagi?" Tanya Harley mengigit bawah bibirnya untuk menggoda Liam.
"Iya" dengan cepat Liam mencium bibir Harley dengan mesranya. Harley menyudahi ciumannya dan pergi menuju dapur bersama Liam.

"Ayo kita makan" ucap Harley menggandeng tangan Liam.
"Baiklah" balas Liam merangkul Harley dengan mesranya.

End

like Harley Quinn ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang