Kini ketiga sahabat itu sedang makan di cafeteria kampus. Di universitas ini, ada cafeteria, restoran, dan kantin kecil disudut dekat gedung arsitek. Mereka bahkan buka 24 jam, karena sering ada proyek untuk anak jurusan arsitek yang menuntut mereka harus mengerjakannya sampai larut.
"ah, klub kami dipenuhi cewek-cewek dan uke-uke" Daehwi mengeluh sembari menusuk daging bulgogi dan menyuapkannya ke mulutnya.
"iya, karena itulah kamu memilih klub acting, dengan alasan yang sama dengan mereka, bukan. Menemui bintang kampus" Seloroh Ong, "kalau mau melihat cowok tampan, mending pergi ke klub renang"
"sama saja. Pasti banyak cewek dan uke lain yang akan menonton untuk melihat pangeran tampan, seperti senior Minhyun... aku sangat iri" lanjutnya
Mendengar nama Minhyun membuat Jaehwan tanpa sengaja menjatuhkan garpu ditangannya, entah mengapa membuatnya teringat pria itu. Selera makannya jadi turun, ia menggeser piringnya seakan sudah tak mau lanjut makan lagi.
"Kenapa Jae ? makananya tidak enak ya ?" Daehwi berucap sembari mencicipi makanan Jaehwan, "ini enak kok" ucap Daehwi lagi
"aku sakit perut" bohong Jaehwan
"kamu punya maag ya ?" Ong bertanya khawatir, "kalau tau begitu, seharusnya kita makan terlebih dahulu sebelum mendaftar ke klub. Kamu sangat kurus dan pucat, apa kamu punya penyakit lain selain maag ?"
"sebenarnya bukan seperti penyakit, aku takut ketinggian"
"apa kau punya trauma saat kecil ?" kali ini Daehwi yang bertanya khawatir
"aku tidak ingat. Memang sejak kecil aku takut ketinggian, itu bisa membuatku gemetar dan sesak nafas, lebih parahnya lagi pingsan... atau hyperventilasi"
*Hyperventilasi = bernapas berlebihan akibat serangan panik. Membuat penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak dan menyebabkan kehilangan kesadaran.
"itu sangat berbahaya" Daehwi menatap serius
"bagus kau mengatakannya kepada kami, itu akan bisa membuat kami lebih berjaga-jaga" Jawab Ong
Melihat teman-temannya khawatir dengannya, Jaehwan sangat tersentuh, "terimakasih"
"hey sepertinya aku lebih tangguh dari Jaehwan" ucap daehwi lagi
"Hah!?" Jaehwan sedikit bingung dengan ucapan Daehwi
"Jaehwan hanya sedikit lebih tinggi dan lebih berisi dari aku, tapi ketika aku melihatnya, aku ingin melindunginya"
"benar, sepertinya aku akan melindungi kalian berdua sekarang" Ong menatap kedua orang yang lebih mungil darinya itu
"Jae, aku serius bertanya" Ong kembali berbisik membuat Daehwi ikut bergeser mendekat mencoba mendengar ucapan Ong, "kamu suka cowok atau cewek ? Kalau Daehwi gaperlu ditanya dia hanya suka sama cowok ganteng aja"
Daehwi menjerit sembari menutup mulutnya. Sebenarnya ia penasaran juga, Jaehwan yang mungil ini apa sama seperti dia, seorang uke.
"aku tidak masalah dengan apapu, aku hanya berjaga-jaga. Aku harus melindungimu dari cewek atau cowok nantinya ?" Ong benar-benar serius sekarang
Pipi Chubby Jaehwan memerah, "aku... aku gak tau"
"apa kamu bi ?" Daehwi memasang wajah yang lebih cerah
Jaehwan menggeleng, "aku benar-benar enggak tahu. Tidak pernah memikirkannya. Kalau dia orang yang tepat, aku tidak memikirkan gendernya.
"oke-oke aku mengerti" Ong meluruskan punggungnya dan duduk tegak, "aku akan menjagamu dari cowok yang datang menggodamu juga.... Apa aku harus menumbuhkan kumis dan jenggot ya mulai sekarang" Ong bergumam tapi cukup keras, membuat Jaehwan dan Daehwi bisa mendengarnya dan membuat mereka tertawa.
"sepertinya Jaehwan harus dijodohkan dengan senior Minhyun" usul Daehwi, "Seorang yang lembut dengan seorang yang manly. Seperti didalam novel"
Jaehwan segera memerah bagai terpanggang api, "apa yang kamu katakana sih Hwi ? Pasangan apanya ?" Jaehwan segera mengambil minimunnya, menyesapnya, mencoba mendinginkan pikirannya.
"tunggu dulu" ucap Daehwi dan Ong bersamaan, memandang satu sama lain, kemudian menatap Jaehwan dengan mata menyelidik dan senyuman yang sulit diartikan itu.
"hentikan,,, sudahhh. Kenapa kita malah membicarakan ini" Jaehwan merengek mencoba membuat temannya berhenti meledeknya. "bicara yang lain saja, hmmm"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation of Love (MinHwan)
RomanceCinta yang tidak direstui, antara Namjoon dan Seokjin dimasa lalu membawa petaka kematian. Meninggalkan luka membekas, hingga waktu memberikan kesempatan kedua. Jiwa malang itu terlahir kembali pada tubuh baru. Jiwa Kim Namjoon terlahir kembali menj...