Bab 12

212 26 1
                                    

Jaehwan sudah berada di apartemennya sekarang, berkutat dengan laptopnya. Ia dihukum, karena berbicara ditengah pelajaran, ia diberi hukuman membuat laporan berbahasa inggris. Sama halnya dengan Jaehwan, kedua sahabatnya juga kena.

Setelah menyelesaikannya, ia memprintnya dan menyusun kertas laporan itu menjadi satu. Baru saja, ia ingin tidur, ia teringat lembar kertas yang ia temukan di cafetria.

Ia membuka tasnya dan mengambilnya, mengecek tiap halaman untuk menemukan tanda-tanda siapa pemiliknya. Betapa terkejutnya ia, ketika melihat nama pemiliknya di bagian bawah kertas.

Minhyun 562-8309

Ia terlonjak kaget, ia bahkan hampir melempar kertas itu. Dirinya mencoba berpikir lain, "mungkin ini kak Minhyun yang lain. Nama Minhyun bukan cuma satu saja kan didunia ini" ucapnya. Meski dari nomor mahasiswa ia tahu itu nomor angkatan tahun ketiga.

Tapi apa salahnya, ia cek dulu. Ia masuk ke website kampus, ke pencaharian data mahasiswa. Mengetik nomor mahasiswa yang tertulis dikertas itu, dan menekan tombol search.

Tubuhnya hampir jatuh ketika menatap foto yang terpampang jelas dihadapannya itu.

Nama        : Hwang MinhyunNIM           : 562-8309Jurusan    : Teknik IndustriKlub          : RenangAngkatan : Tahun 2017

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama        : Hwang Minhyun
NIM           : 562-8309
Jurusan    : Teknik Industri
Klub          : Renang
Angkatan : Tahun 2017
................,
.
"Betapa beruntungnya... Tapi gimana balikinnya ke kak Minhyun ya" Jaehwan bergumam sendiri. Ia duduk dikursi putarnya kemudian seperti orang bodoh mulai memutarkan tubuhnya.

Apa sebaiknya aku meng add sosial media kak Minhyun ya, kemudian mengiriminya pesan. Tidak,,, tidak aku mana berani. Apa aku titip ke Ong saja, ahhhhh. Tapi aku yakin Ong dan Daehwi akan meledek aku terus. Aduh aku bingung.

Pemuda kecil ini bergumam sendiri hampir setengah jam lebih, sampai ia tidak bisa menemukan cara lain, selain memberikannya langsung kepada Minhyun.
.
.
.
Keesokan paginya Jaehwan, Ong dan Daehwi berjalan disepanjang lorong setelah selesai mengumpulkan laporan bahasa inggris mereka ke dosen.

"Hari ini kamu gak ke klub Jae ?" Daehwi memulai pembicaraan lebih dulu

"Enggak. Hari ini aku mau ke perpus, soalnya sisa anggaran kemarin bersisa. Ketua klub menyuruhku membuat menu baru. Jadi aku akan mencari buku resep makanan dulu di perpus" Jaehwan menjelaskan. "Oh iya aku buatkan kalian sadwich isi tuna" Jaehwan mengeluarkan 2 bekal dari tas nya.

"Ah, menyenangkan punya teman yang pintar memasak" Daehwi mengambil satu bekal

"Aku akan menghabiskannya" Ong berucap senang

"Iya, kalau begitu aku pergi dulu" pamit Jaehwan, saat ia sudah sampai didepan perpus.

Baru masuk beberapa langkah, jantungnya kembali berpacu keras. Ia menatap pria yang tengah tertidur diruang baca perpus, disana tidak ada orang lain.

Ia kenal pria itu, sedikit mendekat untuk memastikannya. Hwang Minhyun. Pria itu tertidur diatas meja dengan tumpukan buku terbuka. Sepertinya ia kelelahan setelah belajar beberapa saat.

Jaehwan dengan hati-hati mengeluarkan kertas milik Minhyun yang ia temukan di Cafetaria. Meletakkannya perlahan disamping Minhyun dan menempelkan note kecil disana.

Kemudian menyelinap pelan dibalik lemari buku.

Minhyun sedikit meregangkan lehernya yang kaku. Dia bahkan tidak tahu, ia sudah tidur berapa lama. Ia menatap handphonenya dan menemukan sebanyak 15 misscall dari Bae Jinyoung dan puluhan pesan line.

Awalnya ia hanya berencana membaca buku sebentar, kemudian pergi ke klub. Tapi sayang ia ketiduran bahkan jam sudah menunjuk pukul 6. Baru ia bangkit, matanya melirik kertas disampingnya. Ia mengambilnya dan menatap note kecil yang tertempel disana.

Maaf lama mengembalikannya. Aku menemukannya di Cafetaria dekat gedung arsitek.

Minhyun menatap sekeliling, tidak ada siapapun disana. Kemudian menatap coretan kecil diujung note. Meski tulisan itu dicoret, Minhyun masih bisa membacanya.

"Jaehwan" Minhyun berbisik pelan

Ia tersenyum. Membuka dompetnya dan memasukkan note itu kedalam dompet. Menaruh dompetnya di saku baju.

...dekat ke hatinya

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang