Bab 19

187 26 0
                                    

Ini bahkan masih subuh, tapi sang pemilik apartemen sudah bangun lebih dari sejam yang lalu. Ia bahkan lebih cepat dari alarm yang sudah ia setel malam tadi. Dia sangat senang, bahkan sampai tidak bisa tidur. Dia sudah mencuci wajahnya dan sedang memasak nasi.

Ia juga sedang memasak sup rumput laut. Meski Minhyun hanya meminta dibuatkan nasi omelet, ia juga tetap membuatkan beberapa lauk tambahan. Di wajan satu lagi ia juga sedang menggoreng kimchi lobak.

Setelah selesai menggoreng kimchi, ia menyusunnya diatas meja. Sembari menunggu sup mendidih, ia berjalan menuju balkon untuk menghirup udara segar.

"Hah..." alisnya mengkerut ketika menatap kearah parkiran saat dia melihat mobil yang familiar sedang parkir.

Ia menyipitkan matanya, memandang pria yang baru saja keluar dari mobil. Tubuh tinggi dengan kulit putih dan perawakan dingin itu. Jaehwan berbalik menatap jam dinding.

Ini baru jam 6. Kenapa kak Minhyun datang lebih awal.

Jaehwan mengambil kunci dan segera turun menggunakan lift ke lantai dasar. Ia bahkan tidak mempedulikan bahwa ia sedang menggunakan piyama sekarang.

"Kak Minhyun" Jaehwan berlari kearah pria yang kini sudah bersandar dimobilnya, "kenapa datang lebih cepat. Atau apa aku yang salah melihat jam"

Minhyun menggelengkan kepalanya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku yang salah waktu" Minhyun bahkan tidak mengatakan bawa ia sudah tidak sabar untuk sarapan bersama Jaehwan, "nggak apa-apa. Aku bisa menunggu disini kok"

"Bagaimana bisa terlalu cepat satu jam kak ?" tanya Jaehwan menyelidik menatap Minhyun yang sedikit gugup, "sebaiknya, kakak masuk dulu, ayo" kalimat Jaehwan membuat Minhyun menatap tak percaya, "ayo makan sarapan bersama"

Jaehwan mungkin sedang kesurupan, bagaimana cowok pemalu itu bisa dengan berani mengundang Minhyun masuk apartemennya sekarang secara langsung pula.

"Kak minhyun duduk disini" Jaehwan menarik satu kursi dimeja makan, kemudian menghidangkan nasi panas. "Tapi telur dadarnya belum"

Minhyun mengangguk pelan kemudian menatap Jaehwan yang sudah bersiap memasak telur dadar. Dengan cepat ia sudah membuat telur dadar flufy kuning yang cantik. Meletakkannya dihadapan Minhyun bersama dengan kimchi goreng dan sup rumput laut.

"Kamuu gak mandi dulu ?"

"Ah kalau gitu aku mandi dulu ya kak"

"Iya. Gausah buru-buru, aku akan menunggu"

Setelah selesai mandi, mereka berdua saling menatap sebelum menyantap makanannya, menyingkap satu memori kecil yang tiba-tiba berputar.
.
"Kalau telur dadar kaya kemarin. Aku gamau makan" ucap Namjoon

"Huuuu... Mau ngejekin aku terus ya"

"Masakin lagi, tapi jangan yang gosong"

"Iya... Iya"

"Tapi janji yang ini bakal enak?"

"Iya janji"
.
Air mata Jaehwan meluncur tanpa permisi, ia mengusapnya. Tapi air mata terus meluncur. Minhyun yang melihatnya menggenggam tangan Jaehwan dan tersenyum hangat. Mata Minhyun juga sudah merah berkaca-kaca.

Pria mungil itu kemudian berhenti menangis, menatap Minhyun yang sudah mencicipi makanannya. Ia menyantap dengan lahap, jika orang rumah melihat Minhyun makan selahap ini mereka pasti akan keheranan.

Jaehwan masih menatap Minhyun seakan menunggu sesuatu. Minhyun tersenyum hangat, "sangat enak"

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang