Musik manis dan lembut itu terdengar memenuhi ruangan. Membuat pendengarnya terhanyut kedalam kedamaian.
Pria jangkung itu menatap kekasihnya yang tengah tertidur dalam lelap. Dia membuka kaset, mengambil lembaran lirik, lalu mengingat judul lagu itu. Karena itu menyimpan memori yang indah.
Dari pria yang tidak mempedulikan apapun menjadi seseorang yang mulai mempelajari hal yang disukai orang lain. Sedikit demi sedikit mengisi kotak memori yang disebut dengan 'kenangan'.
Namjoon berjalan kembali ke sisi ranjang. Tangan besarnya mengusapnya, meyakinkan kekasihnya untuk tidur lagi. Seokjin lalu menutup matanya dan tertidur.
Dia menyukai perasaan ini.
.
.
Hiks...Jaehwan sepertinya menangis dalam tidurnya, membuat pria dalam pelukannya menatap jam dinding, ini masih pukul 3 pagi. Ia menatap sedih Jaehwan.
"Ssshhh,... Jangan menangis"
Minhyun mensejajarkan tubuhnya dengan Jaehwan mengelus pipinya lembut.
"Nam...joon" Jaehwan mengigaukan nama itu.
Dalam gelap. Hati Minhyun terasa terguncang.
Tolong... Biarkan kami bebas dari masa lalu.
.
.
Dering telpon membangunkan Jaehwan, ia masih sangat mengantuk. Dengan mata terpenjam meraih telponnya dan mengangkatnya."Halo..."
"!?"
Jaehwan masih menunggu jawaban dari penelpon itu, "ini... Siapa ?"
Suaranya masih terdengar aneh, efek masih mengantuk. Dia meringkuk, merasakan kehangatan dibelakang tubuhnya.
"Jae...Jaehwan ?" suara disebrang akhirnya bersua
Jaehwan membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya, "huh ? Daniel ? Ada apa ?"
Jaehwan ingin berbalik, tapi tubuhnya tidak bergerak. Tangan besar yang sangat ia kenali itu melingkari pinggangnya. Ia melirik telpon ditangannya dan baru sadar itu bukan miliknya.
"Jadi...er... Kak Minhyun sedang bersamamu ya ? Aku khawatir karena kak Minhyun belum pulang semalaman. Tapi sekarang aku lega dan nyaman seperti yang sedang kamu rasakan sekarang"
"Tidak seperti itu kok Daniel" Jaehwan terdengar gugup
"Beritahu kak Minhyun aku menelponnya dan sekarang lanjutkan kegiatan kalian. Aku gak akan mengganggu lagi, dah Jae~"
Oho, matilah Jaehwan. Sekarang dia tidak punya muka untuk bertemu dengan Daniel. Jaehwan masih mencoba bergerak dan melepaskan pelukan Minhyun yang begitu erat.
"Kak..." lirih Jaehwan membuat Minhyun sedikit terusik
"Uhmmm..."
Jaehwan masih mendorong tubuh itu menjauh, tapi ketika ia berusaha melepaskan pelukannya. Telepon kembali berdering. Minhyun yang sudah terusik tidurnya mengangkat telpon itu, tapi itu bukan...
"Ya halo..." suara bariton Minhyun menyapa
Minhyun terdiam sesaat, kemudian membuka matanya dan melirik handphone ditangannya. Tapi dengan santainya masih menjawab panggilan itu, membuat Jaehwan rasanya akan mati.
"Mmm... Baiklah. Jam tiga kan. Nanti akan aku antarkan dia kesana"
Setelah beberapa saat Minhyun mematikan telponnya tapi masih menatap layar HP Jaehwan. Yang menampilkan sesuatu...
"Wahhhh... Jangan dilihat kak... Jangan dilihat" dan refleks Jaehwan menutup mata Minhyun dengan tangannya
"Kenapa menutup mataku, Jae ?"
Jaehwan dengan cepat merebut HP itu dan melepaskan tangannya dari mata Minhyun. Pria tinggi itu hanya tersenyum dan memeluk Jaehwan.
"Kakak gak lihat kan ?" ucap Jaehwan setengah berbisik
Bukannya menjawab, Minhyun malah mengalihkan pembicaraan, "tadi yang telpon Daehwi, ngajak belajar ditempatnya" Dia masih setia memeluk pacarnya itu, "Nanti siang aku antar, pulangnya sama Ong saja"
"Aku punya mobil kok kak"
"Tapi aku mau antar Jae" kemudian dibalas anggukan Jaehwan.
Tapi tiba-tiba keningnya mengkerut.
Tunggu dulu. Minhyun bilang apa. Daehwi ? Daehwi menelponnya."Hei kak, apa Daehwi tidak kaget dengar kakak yang mengangkat telponnya ?" tanya nya cemas
"Seingatku, dia berteriak dengan sangat keras tadi"
Ah! Sekarang Daniel dan Daehwi sudah tahu. Membuatnya bertambah pusing dipagi hari. Minhyun bangkit dari tidurnya.
"Aku mandi dulu" ucapnya sembari mencium pucuk rambut Jaehwan dan berjalan menuju kamar mandi, namun terhenti, "Jangan gunakan foto yang kamu ambil diam-diam untuk menjadi background HP mu. Kita bisa berfoto bersama nanti, Jae"
Benar-benar pagi yang memalukan untuk Jaehwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation of Love (MinHwan)
RomanceCinta yang tidak direstui, antara Namjoon dan Seokjin dimasa lalu membawa petaka kematian. Meninggalkan luka membekas, hingga waktu memberikan kesempatan kedua. Jiwa malang itu terlahir kembali pada tubuh baru. Jiwa Kim Namjoon terlahir kembali menj...