Bab 75

126 20 1
                                    

Setelah mereka berdua sampai di kamar, sang pemilik kamar langsung menarik kekasihnya kedalam pelukannya, lalu menanamkan sebuah ciuman di pelipis Jaehwan.

"Hiks..." Jaehwan menenggelamkan wajahnya didada Minhyun, "Semi... Semi" suara isakan itu kini berubah menjadi suara tangisan.

Rasa sakit karena bertemu dengan seseorang yang telah hilang, membuatnya tidak bisa berhenti menangis.

Tidak bisa mengatakan apapun, tidak bisa mengungkapkan betapa rindunya dia. Karena saat ini dia... Dia bukan Seokjin.

Bukan Seokjin kakaknya Semi.

"Sshhhh tenanglah" Minhyun menangkup wajah mungil itu untuk menatapnya, "matamu sudah sangat bengkak Jae" kemudian mengecup lembut dua kelopak mata itu perlahan.

"Aku... Aku sangat merindukan semi"

Jaehwan masih terisak sambil berusaha keras untuk menjelaskan. Dia memukul dadanya seolah-olah itu bisa meringankan rasa sakit didalam hatinya.

"Disini... Rasanya sangat terluka.. Seokjin... Dia sangat menyayangi adiknya... Tapi... Semi sudah tidak mengingatnya lagi"

Semi tidak ingat bahwa orang ini adalah kakaknya.

"Ketika Seokjin meninggal, Semi masih sangat muda Jae" Minhyun mencoba menenangkan Jaehwan.

Jaehwan mencoba memahaminya, tapi rasa sedih ini membuatnya tidak bisa berhenti menitikkan air mata. Anak kecil itu, pasti sangat sedih saat kehilangan kakaknya, tapi juga akan sangat mudah untuk melupakan segalanya.

"Kamu sebaiknya mandi, air hangat bisa membuatmu lebih rileks" Minhyun menunjukkan kamar mandi didalam kamarnya, "jangan mengunci pintunya, mengerti ?"

Pria mungil itu mengangguk dan berjalan lemah menuju kamar mandi. Saat pintu sudah teetutup, ia menatap bathub besar putih itu dan memilih berendam disana setelah ia melepas pakaiannya. Disaat seperti ini, akan ada banyak pertanyaan yang mengganggu pikirannya.

Apa ini konsekuensi dari dosanya yang membawanya untuk kembali hidup ? Untuk membuatnya menderita, melihat orang-orang yang dicintainya tidak mengenalinya dan bahkan kakaknya, Sera sudah meninggalkan dunia ini.

Lalu bagaimana jika Ayah Minhyun tidak menerima hubungan mereka, sama seperti hal yang terjadi pada Namjoon dan Seokjin. Apa yang harus ia lakukan nantinya ?

"Hiks..."

Hanya memikirkannya mampu membuat Jaehwan kembali menangis. Ia membungkuk perlahan memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya kedalam air.

Tidak, aku tidak mau lagi merasakannya. Jika itu terjadi lagi, aku akan mati.

"Jae !?"

Jaehwan terkejut dan hampir tenggelam, tapi lengan Minhyun yang kuat mampu menahannya sebelum ia tersedak air.

Jaehwan membelalakan matanya dan menatap Minhyun yang masuk ke kamar mandi tanpa ia sadari.

Tapi kenapa kak Minhyun tidak memakai apapun... !!!

Jaehwan hanya diam tidak berani bertanya atau mengatakan sesuatu.

"Aku juga ingin mandi" Jawab Minhyun seakan tahu isi kepala Jaehwan. Ia masuk ke bathub dan duduk dibelakang Jaehwan.

Jaehwan duduk dengan kaku sampai membuat Minhyun terkikik geli. Ia hanya mengambil sedikit air lalu mengelus punggung putih milik kekasihnya itu.

"Tenanglah..." Minhyun masih setia mengelus punggung itu dan sedikit memijat belakang leher Jae, "aku tahu Jae tidak ingin sendirian saat ini"

Jaehwan hanya berbalik dan membalas dengan sebuah senyuman, ia tahu, ia tidak akan bisa lari dari pria ini. Tubuhnya bahkan sudah bersandar penuh didada bidang Minhyun.

"Apa ayah kakak sudah tahu ?" itu adalah hal pertama yang terbersit dikepalanya

Minhyun diam sesaat, kemudian menyandarkan dagunya dibahu Jaehwan, "Ayah tidak tahu, aku tidak banyak bicara dengan Ayah. Kamu tahukan dia bukan Ayah kandungku"

Ya, Jaehwan tahu itu, diawal perkenalan Minhyun sudah menceritakannya.

"Ibu hamil saat masih muda, saat ia masih menjadi pelajar, karena itulah Kakek sangat marah, tidak menyetujui pernikahan Ayah dan Ibu. Dan naasnya Ayahku meninggal bahkan disaat aku belum berusia setahun. Lalu seorang pria datang dan menikahi ibu, dan pria itu menjadi sosok Ayah yang aku kenal selama ini" Minhyun menceritakan lebih spesifik tentang keluarganya kepada Jae

"Pernahkah kakak mencoba berbicara dengannya ? Bagaimana pun juga, dia sudah jadi Ayah kakak"

"Ingin mencuci rambutmu ?" Minhyun mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Huh, kakak benar-benar keras kepala" Jaehwan mengeluh

"Jae~" Minhyun kemudian memeluk tubuh itu, "tidak masalah apa jawaban Ayah nantinya, kita tidak akan terpisah"

Meski Minhyun mengatakan hal itu, sejujurnya ia juga bertanya-tanya.

Pernahkah ia mencoba berbicara baik-baik dengan Ayahnya ?

Ayah akan pulang sebentar lagi...

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang