Byurr...
"Haha mati kau..." Jinyoung tertawa terbahak-bahak setelah mendorong tubuh temannya ke dalam kolam.
"Jinyoung sialan !" Minhyun mengacungkan jari tengahnya setelah ia muncul kembali ke permukaan air.
"Bersiaplah, aku akan segera datang" Jinyoung sudah memasang badan untuk terjun ke kolam
Semburan air membuat wajah Minhyun kembali basah, ia hanya akan membunuh Jinyoung.
"Aku heran, kenapa mereka masih berteman" Ong menatap kedua manusia yang menjabat sebagai ketua dan wakil ketua klub renang itu, "mereka bahkan jauh dari kata berwibawa"
"Hhhh" Jinyoung berenang kearah Ong setelah mencoba kabur dari Minhyun.
"Apa ?" Tanya Ong ketus
"Aku kedinginan" Jinyoung menarik tubuh Ong dalam pelukannya, ia bahkan tidak peduli dengan tatapan Jaehwan yang menatap mereka dengan bingung.
"Uhhh" Ong melepaskan pelukan Jinyoung dan memilih menjauh, tetapi Jinyoung masih mengejar juniornya itu.
"Apa aku melewatkan sesuatu ?" Jaehwan bertanya dan menatap kedua orang itu
"Jangan pedulikan mereka, cukup pedulikan aku saja, Jae" Minhyun sudah keluar dari kolam dan bersandar di tubuh mungil Jaehwan.
Senyuman manis mengembang diwajah chubby itu, " Terimakasih sudah membawaku bersenang-senang kak"
"Baguslah kalau kamu suka"
"Saat kita kembali ke Seoul, kakak ingin makan apa ? Aku akan membuatkan makanan spesial untuk kakak"
"Kalau begitu, boleh aku meminta hadiah dari jae ?"
Jaehwan tiba-tiba terdiam, telinganya memerah saat mendengar kata hadiah. Ia mencoba menjauhkan tubuhnya dari Minhyun, tapi pinggangnya sudah dirangkul Minhyun.
"Sekarang, apa yang sedang Jae pikirkan ?" mata hazel itu menggoda Jaehwan, "aku hanya ingin meminta Jae untuk menginap ditempatku saja"
Pria mungil itu hanya memasang wajah tidak percaya, "hanya boleh memeluk saja!" Jaehwan memberikan peringatan
"Hanya memeluk ? Atau Jae sedang memikirkan hal lain?"
"Kak !!!" Jaehwan merenggut kesal, Ia sudah berhasil terlepas dari pelukan Minhyun, dan pergi menjauh meninggalkan kekasihnya yang masih terkikik pelan setelah menggodanya.
Ia memutuskan untuk tidak berenang lagi karena dia tidak tahan dengan air dingin. Dia pergi untuk mengganti pakaiannya dan setelah itu duduk dibawah pohon, menunggu teman-temannya. Jaehwan mengangkat ponselnya, berniat untuk mengambil foto tapi kegiatannya terhenti,
Ibunya menelponnya.
"Halo bu, ada apa ?"
"Jae, apa kamu masih sedang berlibur ?"
"Iya bu, kenapa ibu menelepon dijam segini ?"
Di New york seharusnya ini masih sekitar jam 3 pagi. Meskipun biasanya ibunya selalu bangun dipagi hari untuk membuka restoran, tapi ia tidak pernah ditelpon disekitaran jam ini.
"Ibu baru saja mendapat telpon dari korea"
Jantung Jaehwan berdegup kencang entah mengapa.
"Sepupumu menelpon ibu dan mengatakan bahwa keadaan kakekmu sedang menurun. Ibu hanya ingin tau Apa Jae bisa mengunjungi kakekmu lebih dulu sebelum ibu kembali ke Korea ?"
Meski sedikit terkejut, Jaehwan mencoba untuk tetap tenang, "Ya bu, aku bisa. Kirimkan saja alamat kakek, aku akan pergi kesana setelah aku pulang"
"Paman mengatakan sepupumu akan menjemputmu diapartemen. Ibu sudah berikan nomor Jae kepadanya, ia akan segera menghubungimu. Ibu akan mengurus restoran dan segera membeli tiket"
Suara ibunya terdengar sangat khawatir, tetapi Jaehwan tidak punya pilihan lain. Dia merespon ibunya sedikit lebih lama sebelum memutuskan panggilan teleponnya.
Kakek ? Paman ? Dan Sepupu ?
Orang-orang yang tidak pernah ia kenal dalam hidupnya, tiba-tiba muncul. Itu membuat degupan aneh didadanya.
Tidak apa-apa Jae, mereka hanya keluarga Ayah. Tidak perlu khawatir.
.
.
.
Minibus mengantarkan semua anggota klub renang kembali kepelabuhan dan sampai di Seoul pukul 7 malam. Semuanya sudah melambaikan tangan dan berpisah menuju rumah masing-masing.Jaehwan sendiri membawa barang bawaannya ke mobil. Minhyun membuat janji bahwa hari ini, ia akan menginap dirumah kekasihnya itu. Ia tidak tahu akan seperti apa wajah Daniel saat melihatnya nanti.
"Duduklah dengan tenang Jae" goda Minhyun
"..." Jaehwan hanya menatap mata hazel itu dengan perasaan tak menentu.
Jika ada waktu untuk bersama sedikit lebih lama saja dengan kekasihnya, jujur Jaehwan tidak akan menolaknya. Hanya untuk sekedar melihat wajah dan senyuman itu, semua akan terasa menyenangkan baginya.
Sedan hitam itu sudah memasuki garasi rumah. Ketika Minhyun melepas sabuk pengamannya, ia sedikit mengecup bibir cherry itu lembut.
"Ayo masuk" Minhyun sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Jaehwan
Ia mengulurkan tangannya dan merangkul Jaehwan lembut, namun saat ia membuka pintu rumah. Mereka disambut hangat sosok lama yang Minhyun kenal.
"Oh putraku kembali"
Aroma manis dari pemilik rambut ikal panjang itu membuat jantung Jaehwan berdegup kencang. Ia tidak pernah bertemu dengan wanita ini, tapi ia sangat merindukannya.
"Ibu..." suara Minhyun masih terdengar terkejut,
Menyisakan perasaan aneh didada Jaehwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation of Love (MinHwan)
RomanceCinta yang tidak direstui, antara Namjoon dan Seokjin dimasa lalu membawa petaka kematian. Meninggalkan luka membekas, hingga waktu memberikan kesempatan kedua. Jiwa malang itu terlahir kembali pada tubuh baru. Jiwa Kim Namjoon terlahir kembali menj...