Bab 53

166 23 1
                                    

Neneknya masih menatap Minhyun dengan rasa rindu yang tak terbendung, sedang Daniel dia membiarkan nenek dan cucu itu duduk dikursi taman memberikan waktu untuk mereka. Minhyun memberikan kotak plastik pada neneknya.

"Apa ini ?" Neneknya mengambil kotak bekal makanan itu dan membukanya, "Ini Hwajeon kan ?"

Minhyun mengangguk dan menatap neneknya yang sudah mencicipinya, "Pacarku yang buatkan, nek"

"wah, Minhyun-ku sekarang sudah punya pacar ya ?" Ia mengelus surai itu lembut, "Dia pasti sangat pandai memasak, ini sangat enak, lain kali bawa pacarmu kesini ya"

"nenek"

Mata hazel itu memandang neneknya dengan serius sekarang,

"Kekasihku... adalah laki-laki"

Neneknya tertegun. Tangannya sudah bergetar seakan mengingat masa lalu yang sama. Wajah yang sudah sangat lama muncul samar-samar. Senyumannya dan tawanya.

...

Aku mencintainya bu

Tapi ayahmu...

Asal ibu disampingku, aku sudah sangat bahagia bu

...

"Minhyun... nenek mohon" Suaranya bergetar dan mulai merinding. Ketakutan menyebar dikedua tangannya, memeluk tubuh itu dengan erat, "Apapun yang terjadi, jangan sakiti dirimu, mengerti kan ? Jangan lakukan apapun. Nenek mohon"

Rahang Minhyun mengeras saat mendengarnya, "Tenanglah nek, percayalah padaku"

Nada suara Minhyun terdengar dalam, "... Aku tidak akan pernah bunuh diri" Minhyun menenangkan bahu neneknya yang bergetar, sedikit mendorongnya agar mata mereka saling menatap, "Kali ini, aku akan melindungi kekasihku. Tidak akan ada yang mati. Ayah dan Ibu adalah orang baik"

"Minhyun..."

Neneknya mulai sadar... ada yang salah dengan ucapan cucunya itu, "Nenek tidak mengerti maksudmu..."

Melihat mata bersinar neneknya, Minhyun memisahkan diri dan sudah berlutut dirumput, membungkuk dikaki neneknya. Kali ini ia meminta maaf bukan sebagai cucunya, tapi sebagai Namjoon, kekasih putranya.

"Aku minta maaf karena tidak bisa melindunginya" Suara itu menggigil tapi terdengar jelas, "Maafkan aku karena menyebabkan Seokjin meninggal"

"Aku minta maaf karena membuatnya meninggalkan ibunya dan keluarganya"

"Minhyun... ada apa... nenek tidak mengerti"Tangannya bergetar, "Kamu berbicara seolah-olah kamu..."

Minhyun mendongak, menatap wajah neneknya. Saat mata mereka saling bertatapan, semua terjawab. Neneknya mengingat wajah itu samar, saat pertama kali Seokjin membawa pria itu menemuinya.

Pria tinggi pemilik mata gelap, wajahnya tajam tapi sangat lembut saat menatap Seokjin.

Namjoon

"Tidak... Mungkin... Kamu... Namjoon"

Tangan besar Minhyun menggapai tangan neneknya meletakkannya didadanya, mendengarkan debaran jantung miliknya.

"Dia disini. Dia sangat ingin meminta maaf"

Air matanya mengalir, dia memandangi wajah cucunya, seakan tidak mempercayai matanya. Apakah ini mungkin ? Penderitaan, kesedihan, dan kebingungan terpancar dari wajah itu.

Sudah berapa lama cucunya hidup dengan perasaan seperti ini.

Ia menyentuh pipi itu, bergeser menuju rambut Minhyun. Kemudian terisak saat melihat bekas dipelipis Minhyun, "Apa sangat sakit... Minhyun ?"

"Tidak nek" Suaranya terdengar samar-samar, "Maafkan aku"

"Jangan meminta maaf untuk semuanya, itu pilihan mereka, bukan salah Namjoon juga"

Minhyun menatap wajah itu sedih, sangat menenangkan. 

"Kalau begitu... Seokjin..."

Minhyun mengangguk, kemudian menatap kotak bekal berisi Hwajeon itu. Neneknya juga menatapnya.

"Seokjin tidak pandai memasak, tapi sepertinya ia tidak pernah lupa keterampilan memasak nenek dan bibi Sera"

Neneknya tertawa, menatap Hwajeon ditangannya, dengan senang hati memakannya, "Terimakasih dan selamat datang kembali"

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang