Sudah seminggu sejak Minhyun mengunjungi neneknya, ia masih belum menceritakan tentang neneknya pada Jaehwan. Karena memasuki ujian akhir, semua orang stres, ia juga masih harus berenang. Untuk menceritakan segalanya, butuh waktu yang tepat.
Bagi Minhyun menemui neneknya adalah hal yang baik karena bisa membuka hatinya.Tapi untuk Jaehwan, dia tidak percaya diri. Dirinya masih takut akan masa lalu, tapi Minhyun akan mencoba menghargai keputusan Jae.
Hari minggu adalah hari natal. Untuk ketua klub renang yang telah menyelesaikan ujiannya dua hari sebelumnya, dia memutuskan menunggu kekasihnya di fakultasnya tanpa memberitahunya terlebih dahulu.
"Ini melelahkan" Ong mengeluh memegangi kertas hasil ujiannya diikuti anggukan Jaehwan dan Daehwi
Mereka bertiga berkumpul mengikuti teman-teman lainnya yang sudah keluar ruangan. Semua orang berbicara tentang tahun baru dan kemana mereka akan pergi. Tapi begitu mereka keluar ruangan, minat mereka beralih pada pria yang sedang duduk di meja batu depan fakultas.
"Oho, ternyata tidak semelelahkan itu ya" Ong menyikut Jae pelan
"Eh Kak Minhyun ?"
Mata hazel itu mendekat ketika mendengar namanya dipanggil, "ujiannya sudah selesai ?"
"Kenapa kakak ... datang ?"
"Menjemputmu untuk melihat lampu natal"
Uh,
Cemburu pada orang yang sudah punya pacar.
Sangat menyakitkan (个_个)Suara ejekan dari teman-temannya membuat telinganya memerah, "Tapi aku masih pakai seragam kak"
Minhyun mendecakkan lidahnya kemudian meiringkan kepalanya kebawah untuk berbisik, "aku bawa baju ganti"
Jaehwan membelalakkan matanya, saat Minhyun memberikan paper bag itu padanya. Ada pakaian didalamnya. Ia masih sangat bingung saat ia didorong menuju kamar mandi.
Ketika Jaehwan masuk, Minhyun dihampiri Ong.
"Kompetisi renang akan diadakan selasa kan kak ?" tanya Ong
Minhyun menautkan alisnya, "lalu ?"
"Kenapa kakak gak pulang dan istirahat, nanti kakak gak punya tenaga oi"
"Setelah ini aku beristirahat, daripada itu sebaiknya kamu berlatih dengan Jinyoung, mau ku panggilkan ?"
Ong menatap horor, Jinyoung itu monster renang, dia gak akan mau berlatih dengannya. Ong bahkan memilih pamit bersama yang lain pergi lebih dulu atau Minhyun akan benar-benar memanggil Jinyoung.
Jaehwan keluar dengan wajah bingung, "kak ini adalah pakaianku bagaimana kakak bisa mengambilnya ?"
Minhyun mengeluarkan kunci apartemen Jaehwan untuk menunjukkannya.
"Kakak ke apartemen ku ?"
"Aku sudah dapat izin"
Minhyun tersenyum, "Siang tadi ibu dan Sungwoon menelponku, aku sudah minta izin dan mereka bahkan memilihkan pakaian ini"
"Hah ?" Jaehwan hanya ternganga
"Sejak kapan kakak mulai menghubungi ibu ?"
"Darimana kakak bisa mendapatkan nomornya ?"
Ia terus mengoceh, sampai mereka sampai didepan mobil, Minhyun mengambil kunci dari tangan Jaehwan. Kemudian duduk dikursi pengemudi dan diikuti Jaehwan yang duduk disampingnya.
"Bagaimana dengan mobil kakak ?"
"Ah, mulai sekarang, setiap pertanyaan harus dibayar" ucap Minhyun kemudian mengecup bibir Jae pelan
Jaehwan menatap bingung kekasihnya.
"Aku meninggalkan mobilku di apartemenmu, untuk menghemat waktu agar kita bisa pergi bersama" jelasnya
"Lalu, tentang ibu"
Mata hazel itu melirik Jae, "Seperti prinsip dalam bisnis, perlu imbalan jika aku memberitahumu, lalu apa yang bisa Jae berikan ?"
Jae baru sadar, ia harus lebih berhati-hati bicara dengan kekasihnya ini, dia harus mengambil resiko, "kalau begitu pakai sistem kredit saja" Jae membalas menatap mata itu
Minhyun mengangkat alisnya, "pakai periode penebusan ?"
Jaehwan masih mencari cara agar pacarnya ini tidak mengeksploitasinya "Mari kita jadikan kredit jangka panjang"
Minhyun mendecakkan lidahnya, memutar stir disepanjang jalan, "jangka panjang itu beresiko tinggi debiturnya akan macet, jadi apa jaminannya ?"
Ah, ia memutar akalnya, "kalau begitu... gunakan posisi sebagai kekasih"
Minhyun mulai sadar, Jaehwan semakin mirip dengannya. Pandai bernegosiasi, tapi itu belum menandingi betapa cerdiknya Minhyun.
"Baiklah jaminan bisa diandalkan. Kalau begitu aku adalah kreditor dan Jae adalah debitor" Minhyun mengeluarkan smirknya, "kalau begitu, harus bayar bunga setiap bulan juga ya dan tidak ada batas waktu" Jaehwan menggeleng tidak setuju
"Gak mau ?, bunganya setiap minggu saja kalau begitu ?" Minhyun benar-benar.
Jaehwan mendesah keras, "setiap bulan saja, Jae gamau setiap minggu"
"Baiklah, aku juga takut kamu kelelahan jika melakukannya setiap minggu"
Jaehwan terpengarah sebenarnya sejak tadi bunga apa yang Minhyun pikirkan. Jaehwan ditipu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation of Love (MinHwan)
RomanceCinta yang tidak direstui, antara Namjoon dan Seokjin dimasa lalu membawa petaka kematian. Meninggalkan luka membekas, hingga waktu memberikan kesempatan kedua. Jiwa malang itu terlahir kembali pada tubuh baru. Jiwa Kim Namjoon terlahir kembali menj...