Bab 62

141 25 1
                                    

"Ambil nafas dalam-dalam jae dan lihat mataku"

"Aku..." Ia masih takut untuk bertemu dengan ibu Seokjin, Minhyun bilang ia tahu siapa ibu Seokjin, dan ia ingin mempertemukan mereka.

"Jika merasa tidak sanggup, aku bisa membawamu pulang sekarang Jae"

Jaehwan menggelengkan kepalanya dan menggenggam jemari kekasihnya. Saat pulang dari kuil, Minhyun membawanya ketempat ini.

Bangunan tua lusuh yang terasa familiar dilapisi kenangan yang membingungkan. Tiba-tiba Jae teringat sesuatu,

"Apa ayah seokjin... Apa dia..."

"Dia sudah tidak disini, dia memilih meninggalkan tempat ini. Saat kamu sudah siap, kita akan bertemu dengannya"

Minhyun kemudian menatap mata Jaehwan sedikit takut, sebelum memasuki rumah itu. Ia ingin menceritakan segalanya pada Jaehwan.

"Kamu kenal Sera kan ? Kakak seokjin. Dia sudah menikah dan punya satu anak laki-laki, namanya Kim Minjae"

Jaehwan menautkan alisnya, "kak Minjae sepupu kakak ?" Jaehwan menutup mulutnya kaget kemudian menatap Minhyun seolah tidak percaya.

"Aku putra dari adiknya seokjin. Ibuku Kim Semi" Minhyun kini sudah menopang tubuh Jaehwan yang bergetar,

Tentu saja Jaehwan kaget, ia sama sekali tidak tahu hal ini. Bagaimana ia bisa menebak bahwa kekasihnya ini berkaitan dengan keluarga Seokjin, "lalu siapa aku ?" Jaehwan menatap takut mata itu, memprediksi segala kemungkinan yang ada, jika Minhyun terlahir dikeluarga seokjin, apa ia juga berkaitan dengan keluarga Namjoon.

"Kamu adalah kamu, Jae" Minhyun menerangkan, "dengarkan aku, jangan pernah takut lagi, hm"

Minhyun menempelkan dahinya ke dahi Jaehwan, "bukan untuk bertemu ibu Seokjin tapi memperkenalkanmu pada nenekku sebagai kekasihku" Jaehwan mengangguk mencoba menenangkan hatinya.

Pria yang lebih tinggi itu menarik Jaehwan berjalan disampingnya memasuki rumah itu. Jaehwan menguatkan niatnya, setiap langkah yang melewati rumah itu membangkitkan memori menjadi lebih jelas.

Mereka berdua menghentikan langkahnya saat menemukan wanita paruh baya berjongkok didepan pot bunga, memperhatikan kelopak bunga dengan hati-hati. Detik berikutnya mata hazel wanita itu bertatapan dengan Jaehwan. Waktu seakan terhenti.

Seolah menemukan kepingan puzzle yang telah lama hilang.

Wanita itu menatap tubuh Jaehwan, meski tubuhnya tidak setinggi Seokjin, meski tidak memiliki mata hazel seperti putranya. Tapi tatapan dan senyuman itu,

Sangat dalam... Sangat jelas menunjukkan semuanya.

Banyak perasaan yang meluap, tidak bisa berkata-kata hanya air mata yang mengalir. Kerinduan yang ingin diceritakan seakan tertelan oleh isakan.

Putranya... putranya tercinta...

"Jin..." suaranya terdengar lirih mengundah Jaehwan berlari kehadapannya dan memeluk tubuh rapuh itu pelan. Jaehwan sudah tidak peduli, ia menangis sekeras-kerasnya.

Seokjin menangis di dalam tubuhnya dengan hati yang terluka.

"Rindu, hiks..." Jaehwan menyelipkan wajahnya dibahu wanita tua itu, " Aku merindukanmu, bu..."

Wanita itu mengeratkan pelukannya, ia masih terkejut sampai tidak bisa berkata apa-apa. Meskipun belum pernah bertemu sebelumnya, dan hanya pernah melihat foto anak ini dari handphone cucunya, tetapi seperti ada perasaan yang mengikat.

.

.

"Bagaimana dengan ayahmu, jin"

"Jika ibu ada, aku akan kuat bu"

Ibunya menatap Seokjin yang masih memohon agar merestui hubungannya dengan kekasihnya. Orang pertama yang mengetahui hubungannya dengan Namjoon adalah wanita ini. Ibunya menghapus jejak air mata dipipi Seokjin,

"apa kamu sangat menyukainya ?"

Seokjin mengangguk lemah, "aku mencintainya, bu"

"Kalau begitu, ibu juga pasti akan menyukainya"

"Bu..." Seokjin memeluk ibunya hangat

"Bawa dia kemari, ibu akan memasakkannya makanan yang enak" Ibunya membalas pelukan Seokjin, "Apa ia suka makan sup Maeuntang ?"

"Terimakasih bu" Seokjin tanpa henti mengucapkannya

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang