Bab 16

191 26 1
                                    

Klub renang kembali dari camp dengan tubuh yang lebih hitam dari sebelumnya. Setelah mengetahui ketua klub sangat kejam. Yang biasanya bila mendengar nama Minhyun atau Jinyoung mereka bisa tertawa, sekarang mereka akan lebih memilih untuk kabur.

Hari ini Minhyun membiarkan mereka istirahat. Hanya ada anggota dari tahun ketiga, dan yang lainnya datang untuk berlatih. Minhyun mengambil beberapa dokumen dan pamit pada orang-orang di klub. Ia mengambil kunci mobilnya dan keluar ruangan.

Minhyun mulai melambatkan kaki panjangnya, ketika sampai dilorong manajemen bisnis. Dia tidak tahan untuk mencari seseorang. Setelah kembali dari camp, Minhyun mencoba mencari cara untuk menghubungi Jaehwan.

Satu-satunya hal yang ia tahu, hanya melalui Ong. Tapi hari ini Ong tidak datang, izin sakit.

"Maaf Jae, hari ini kita gak bisa balek bareng. Soalnya aku ada jadwal ke klub akting sekarang" Daehwi meminta maaf

"Gak apa-apa Hwi, cepat sana. Aku bisa pulang sendiri kok"

Minhyun mencoba mendengar percakapan dua juniornya itu.

"Mobilmu mogok dan Ong Sakit" Daehwi masih memasang wajah bersalah, "Maafkan aku ya"

"Hei, gak perlu minta maaf. Mobilku mogok dan Ong sakit bukan kesalahanmu Hwi. Cepatlah pergi, nanti terlambat"

Setelah Daehwi pergi, Jaehwan berjalan menuju lift. Tapi sialnya setelah jam 5, mesin lift akan dimatikan. Jaehwan menatap tangga darurat, yang biasanya dilewati bersama Ong dan Daehwi.

Ingat dirinya takut ketinggian, terutama sekarang ia dilantai 5. tangga darurat dibuat berputar, sehingga terlihat curam jika dilihat ke bawah. Kalau ada Ong dan Daehwi, ia gak ketakutan, tapi sekarang ia sendirian.

Ia memberanikan diri untuk turun dengan menutup mata dan berpegang pada pegangan tangga, namun pada langkah kedua, kakinya terpleset. Jaehwan merasa ia akan mati sekarang.

Namun dengan cepat Minhyun menarik tangannya, memeluknya erat. Jaehwan masih terlihat terkejut, wajahnya pucat pasi dan tubuhnya bergetar.

"Kamu gak papa kan Jae ?" suara Minhyun terdengar khawatir

"...hhhh...hhhh aku...takut" suara Jaehwan terdengar bergetar

"Ssshhhhh... Jangan bicara" Minhyun meraih kedua pipi Jaehwan yang putih, ia masih sesak, "tenanglah, hmm, ada aku"

Setelah beberapa saat Jaehwan kembali bernafas normal, ia masih dalam pelukan Minhyun.
.
.
.
"Gejala hyperventilasi biasanya karena stress" jelas dokter itu. "Biasanya dipicu oleh keadaan tertekan atau kaget, apa ada yang memicunya ?"

"Dia hampir jatuh dari tangga" jawab Minhyun

Dengan takut-takut Jaehwan bersuara, "saya takut ketinggian"

"Pernah mengalami kecelakaan saat kecil ?" dokter kembali bertanya

"Tidak. Tapi ibu bilang dari kecil saya sudah takut ketinggian"

"Apa gejala hyperventilasinya bisa hilang ?" tanya Minhyun kembali

"Gejala hyperventilasi biasanya gejala karena mental. Saya akan berikan resep obat penenang. Pasien harus tahu penyebab traumanya agar lebih mudah diobati" terang dokter itu.

Itu membuat kepala Minhyun berpikir keras, bagaimana jika tiba-tiba Jaehwan mengalami gejala hyperventilasi tapi tak ada siapapun disana menolongnya. Minhyun jadi semakin khawatir.

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang