Bab 52

143 21 0
                                    

Ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul lima sore, Ketiga sahabat itu duduk dibalkon memandang langit sore. Mencoba menenangkan pikiran setelah sibuk belajar. Ong bahkan sudah mengantuk, rasanya ia ingin melelapkan tubuhnya diatas kursi kayu.

Sedangkan Jaehwan, dia hanya meletakkan lembar studinya, lalu mengambil handphonenya mencoba mengirimkan pesan kepada kekasihnya.

"Apa yang sedang kamu lakukan ?" suara Daehwi membela keheningan

Jaehwan sudah mengetik, Daehwi mengintip, tapi akhirnya dipukul oleh Jaehwan yang memergokinya.

"padahal kalian baru berpisah 2 jam yang lalu. Sekarang sudah mengirimi pesan satu sama lain" Membuat Daehwi jadi cemburu

"Hanya merasa khawatir" Lirik Jaehwan

Jaehwan mengerutkan keningnya. Dia mengetik pesan lalu menghapusnya beberapa kali. Dan berakhir mengirimkan pesan pendek.

"Memangnya ada sesuatu yang terjadi ?" Daehwi sudah bergelayut dilengan Jaehwan. Ketika ia melihat ekspresi wajah cemas Jae.

"Tidak Hwi, aku hanya terlalu banyak berpikir"

Jaehwan membaca pesan yang diberikan Minhyun padanya,
.

Minhyun
Aku akan bertemu
dengan nenek

Jaehwan
Semangat kak
.


Jaehwan tidak tahu apapun, tapi entah kenapa ada perasaan yang sangat aneh dihatinya. Kekhawatiran.

Minhyun hanya tersenyum saat mendapatkan pesan dari Jaehwan, ia melihat kelangit, tiba-tiba tubuhnya terasa dingin dan tegang.

Mata hazelnya memutar ulang ingatan masa lalu, Rumah tua didalam ingatannya mirip dengan rumah yang kini sudah dihadapannya itu.

.

.

"Antar sampai ke halaman rumah saja, Joon"

"Tapi aku ingin memberi salam kepada orangtuamu"

"Tidak usah" Seokjin menggelengkan kepalanya

"Baiklah"

Namjoon mencium kening Seokjin dengan lembut, lalu dibalas seokjin dengan mencium pipi pria tinggi itu.

"Selamat malam" Bisik Namjoon

"Iya, hati-hati dijalan"

Tubuh Seokjin sudah berjalan kerumah semen putih berlantai dua. Jendela Louver biru-hijau terbuka. Atap Hyala dan pilar kayu, terlihat jelas seperi rumah yang diwariskan.

Cantik... tapi suram.

Tenang... tapi tidak menerima orang asing.

.

.

Saat Daniel dan Minhyun tiba, mereka sudah disambut dengan sosok wanita paruh baya. Rambutnya panjang sepinggang, rambutnya sudah tidak sehitam terakhir kali Minhyun melihatnya. Kacamata setia membingkai pipinya yang sudah mulai keriput tapi masih terlihat cantik

"Nenek" Daniel berlari dan memeluk tubuh itu,

"Oh, kamu mengunjungi nenek ya" ucapnya lembut

Daniel mengangguk lucu, "ada tamu yang juga ikut bersamaku" bisiknya

"..."

Neneknya menatap tubuh tegap, dengan kulit putih itu. Mata Hazel yang mirip dengannya, Rasanya ia ingin menangis.

"Min..hyun kamu juga datang" Neneknya masih gugup

"Maaf nek, aku tidak pernah datang mengunjungi nenek lagi"

"tidak, jangan katakan itu. Kamu sudah besar sekarang" Neneknya memeluk tubuh itu hangat, "Kakekmu sedang tidak dirumah sekarang" ucapnya

Rasa bersalah muncul dihati Minhyun.

Maafkan aku, karena aku kamu kehilangan putramu.

Aku benar-benar minta maaf.

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang