Bab 39

139 22 0
                                    

Pembicaraan kelima orang itu terganggu saat ada ketukan tergesa dibalik pintu. Minjae menatap sesaat,

"Apa kalian mengundang seseorang ?" tanya Minjae memastikan dan dibalas dengan gelengan kepala dari yang lainnya.

Minjae bergegas membukakan pintu, dan menemukan pria tinggi putih yang sangat ia kenali, "kamu bilang gak bisa datang kenapa sekarang bisa disini ?"

"Oho sepertinya ada yang cemburu" suara Daniel terdengar membelah keheningan, "aku baru tahu kak Minhyun fast respon kalau soal gini"

Jaehwan hanya cengengesan saat melihat pacarnya sudah masuk kedalam apartemen dan bergabung dengan yang lainnya. Mengambil tempat, tepat disamping Jaehwan.

Ia menatap tajam kearah Hendri dan Junho, "kenapa kau menatapku seperti itu ?" ucap Junho pada Minhyun

"Berhati-hatilah kak Junho, kalau enggak kak Minhyun bakal patahin leher kakak" Daniel memperingati

"Memangnya apa yang kami perbuat sih ?" kali ini Hendri yang bingung

Daniel memutar matanya, kemudian menunjukkan foto yang mereka ambil saat makan. Jari Daniel menunjukkan tangan Hendri dan Junho yang menyentuh pundak Jaehwan.

Minjae sepertinya sudah mengerti keadaannya, "ah pantas saja, mata Minhyun hanya tertuju pada Jaehwan sejak awal, sepertinya aku paham situasinya"

"Gak seperti itu kok kak Minjae" elak Jaehwan. Sebenarnya Jaehwan dan Minhyun belum memberitahukan tentang hubungan mereka pada orang lain.

"Aku kira aku salah lihat waktu aku melihat mobil Minhyun kesini beberapa hari yang lalu" ucap Minjae kemudian duduk disebelah Minhyun

Minhyun hanya mengangkat bahunya, "aku juga gatau kalau kakak pindah kesini" Setelah Minhyun melihat postingan Daniel dan melihat Jaehwan disana, dia segera meminta alamat apartemen kakak sepupunya itu pada adiknya. Padahal sejak pagi Daniel merengek agar Minhyun ikut datang ketempat kak Minjae. Tapi ia beralasan ada urusan klub.

Mereka berbincang sesaat, sampai Jaehwan memutuskan untuk pamit, dan tentu saja Minhyun juga ikut pamit, katanya sih ada urusan dengan Jaehwan.

"Jangan bermain kasar, dan atur volume desahannya" ucap Hendri menggoda membuat telinga Jaehwan merah.

Desahan apa yang mereka bicarakan sekarang !!!!

Suara hujan diluar jendela sudah mulai mereda, dengan jarum jam yang memutar ke angka tiga. Setelah mereka masuk apartemen Jaehwan, Jaehwan langsung memasang musik, mencoba meredam suara hujan.

"Aku tidak suka suara hujan" Jelas Jaehwan tanpa ditanya, "kak Minhyun mau minum apa ?"

Bukannya menjawab pertanyaan kekasihnya, Minhyun membopong kekasihnya keatas sofa. Minhyun menarik tubuh mungil itu untuk duduk kemudian bersandar dibahunya. Awalnya kaku. Tapi berangsur menjadi nyaman. Apa ini karna aroma tubuh Minhyun. Seperti aroma krim cukur ? Atau sebenarnya ini aroma parfumnya ?
...
.
Cowok manis itu merebut payung Namjoon, melipatnya, kemudian memberikan payungnya untuk dipakai bersama.

"Payung ini kecil, kita akan basah" Namjoon memasang wajah kesalnya

"Walau sempit, setidaknya kita bisa dekat. Meskipun basah, tapi sisi bahu kita yang lain akan tetap hangat" Seokjin tersenyum memandang wajah itu kemudian menatap barang bawaan Namjoon.

"Joon itu terlihat berat, sini aku bawa, aku akan membantumu" ia kemudian memberikan gagang payung pada Namjoon dan beralih membawa barang namjoon ditangannya. Sebenarnya seokjin hanya ingin merasakan dipayungi oleh kekasihnya yang cuek ini saja.

Namjoon tidak melawan karena yakin dia tidak akan bisa membantah Seokjin.

"Ah, kalau kamu kuliah jurusan teknik pasti akan sangat bagus deh"

"Memangnya kenapa ?"

"Akan punya kesempatan untuk menggunakan jersey kampus dengan penutup kepala, dan kita bisa berlari menembus hujan"
*khusus anak teknik punya jersey seperti hodie, untuk fakultas lain seperti jas lab.

Namjoon hanya diam tak merespon, sepertinya ia tidak mengerti dengan ucapan kekasihnya itu. Seokjin menunggu lama respon Namjoon, kemudian mendengus kesal,

"Ah, kamu ini benar-benar gak romantis ya"

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang