Bab 70

166 19 3
                                    

Aroma hutan dan suara yang mengalir membuat tubuh seseorang meringkuk, mencari kehangatan. Ia membuka matanya dan menatap kamar yang sepenuhnya masih gelap, Jaehwan tidak bisa menebak jam berapa sekarang, ia mengusap matanya perlahan dan sadar bahwa ia sedang tidak diapartemennya.

Ah, sial ! 

Tubuh mungil tidak bisa bergerak karena sedang dalam pelukan sang kekasih. Minhyun masih nyenyak, begitu nyaman sampai ia tidak mau bangun. Jaehwan mulai menyentuh tubuhnya dan menyadari ia sudah berpakaian lengkap. Ia menautkan alisnya, ia tahu semalam bukanlah mimpi, apa kekasihnya yang memasangkan pakaiannya ?

Rasa malu menjulur kekedua pipinya, mengingat kejadian semalam. Jaehwan masih melihat kelopak mata kekasihnya yang masih tertutup rapat.

Cukup, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya, oh benar-benar.

Jaehwan merasa bahwa ia telah mencari Minhyun selama bertahun-tahun, jemarinya menyentuh pelipis Minhyun perlahan, yang membuat Minhyun sedikit terusik dari tidurnya.

Seokjin, apa kamu pernah melihat Namjoon seprti ini ? Pernakah kamu merasa senang seperti ini ?

Jehwan sangat ingin bahagia sebagai dirinya sendiri dan juga sebagai bagian dari Namjoon dan Seokjin. Ingin melakukan banyak hal yang tidak pernah dilakukan Namjoon dan Seokjin. Ingin memiliki cinta yang tidak ditentang siapapun. Tapi bisakah semudah itu ?

Jaehwan menghela nafas berat, kemudian kembali berbaring sedikit lama, ia kembali terkejut saat Minhyun berbalik dari tidurnya membuat selimut mereka jatuh. Jaehwan mengulurkan tangannya untuk mengambil selimut untuk menutupi tubuh jangkung itu, tapi sesuatu menarik perhatiannya.

Celana Minhyun sedikit tertarik kebawah menampilkan sesuatu yang mengintip dari pinggul kekasihnya.

Tato ?!

Saat mereka bercinta, Jaehwan tidak mempunyai kesempatan melihatnya, mengingat bagaimana ia sangat menikmatinya ?!. Ia benar-benar penasaran dengan tato Minhyun.

Secepat mungkin tangan sialnya sudah pergi keujung celana Minhyun, kemudian melirik kekasihnya yang masih lelap. Jantungnya berdetak kencang saat tangannya sudah mencoba menurunkannya lebih jauh.

"Bukankah kamu sangat nakal, Jae ?" jaehwan menatap sipemilik suara yang sudah bangun

"kak !!"Suara Jaehwan terdengar takut, ia mencoba menarik tangannya tapi pergelangan tangannya sudah digenggam Minhyun erat.

"ini sudah jam setengah lima, mandilah, kita harus sarapan dan pergi ke arung jeram" Minhyun mengambil handphonenya sesaat kemudian meletakkannya kembali ke atas nakas. Gerakan dan cara bicaranya jelas menunjukkan Minhyun sudah bangun sejak tadi.

Kenapa selalu seperti ini ? Kenapa Minhyun selalu bangun disetiap momen penting ?

Jaehwan berteriak dalam hatinya, mengingat sesuatu yang membuat kepalanya berasap.

Kak... cium akuuu

Sangat nikmat kak...

Dengan cepat Jaehwan menarik selimut berniat menyembunyikan wajahnya, tapi gerakan tangan Minhyun lebih cepat darinya, ia menarik selimut dan melemparkannya jauh. Jaehwan cemberut, menoleh kekanan dan kekiri mencari sesuatu yang dapat menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.

Minhyun hanya bisa tertawa, merentangkan tangannya. Mata Jaehwan terlihat ragu-ragu tapi ia sudah merangkak, menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Minhyun.

"Berhenti menjadi orang pemalu yang meringkuk seperti itu, Jae" Minhyun memeluk sang kekasih erat dan mencium ujung rambut Jaehwan lembut.

"Jaehwan-ah"

"Hmmm" Jaehwan mengangkat wajahnya dan menatap mata hazel itu hangat

"Apa kamu merasa bahagia tadi malam ?"

AHHHHHHHHHH !!!!

"jangan ditanya...." Jaehwan sudah memerah, ia kembali menyembunyikan wajahnya.

Minhyun terkikik pelan kemudian mencium cuping telinga Jaehwan yang memerah, "Aku juga malu, Jae"

Jantung Jaehwan berdetak tak beraturan saat mendengar suara berat itu dan masih setia menelungkupkan wajahnya.

"Lalu tadi apa yang ingin kamu lakukan ?" Minhyun kembali berbisik, "Apa ingin melihat tato ?"

Jaehwan mengangguk lembut, kemudian beralih duduk menatap mata kekasihnya yang menggoda.

"Jika ingin melihatnya, bilang saja Jae. Jangan menjadi nakal" goda Minhyun

Jaehwan rasanya ingin protes, tapi diam seketika ketika tangan Minhyun menarik tangannya untuk menurunkan celananya menunjukkan tato dipinggulnya. Sebuah gambar kompas.

"Kompas ?" Jaehwan menatap gambar kompas 4 arah yang terlihat sangat jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kompas ?" Jaehwan menatap gambar kompas 4 arah yang terlihat sangat jelas

"Dahulu aku selalu linglung, seperti mencari sesuatu, dan memutuskan membuat tato kompas. berharap bisa menemukan arah yang tepat untuk menemukan sesuatu yang sedang aku cari"

Jaehwan menatap mata hazel itu, "Apa kak pernah menyerah mencarinya ?"

Minhyun tersenyum, "Pernah, tapi sekarang aku sudah bertemu dengan Jae. Jadi sudah ketemu"

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang