Bab 64

133 21 12
                                    

Jam setengah enam pagi, langit masih benar-benar gelap, hanya ada cahaya dari tiang lampu yang menyinari tempat parkir universitas. Anggota klub renang sedang sibuk memasukkan tas dan persediaan makanan kedalam bagasi minibus.

Jaehwan, satu-satunya orang asing diklub itu, memegang tas nya sendiri, ia menatap semua kotak persediaan makanan seakan berpikir itu tidak cukup. Karena hari ini, ia tidak membuat camilan seperti biasanya. Minhyun tidak ingin kekasihnya itu repot, dan sebagai gantinya ia memutuskan membawa beberapa buah.

Hingga hampir pukul tujuh, Minhyun menyuruh semua anggota klub untuk segera masuk kedalam bus.

"Kak Minhyun,..." Jaehwan memanggil Minhyun yang baru saja selesai bicara dengan supir bus. Ia ingin bertanya dia harus duduk dimana, karena Ong bilang, mereka tidak bisa duduk berdua karena tempat duduk sudah diatur, dan harus menanyakan pada ketua klub renang ini.

"Naiklah ke bus" Minhyun mendorong tubuh Jaehwan lembut, mengikutinya dari belakang, mencoba menunjukkan Jae tempat duduk mereka berdua.

"Oiiiii irinyaaaaa"

"Ketua klub curang ! Menyalahgunakan kekuasaan"

"Aku ingin membawa pacarku juga"

"Rasanya ingin bernyanyi" Jinyoung, wakil ketua klub menggunakan handphonenya sebagai ganti mic, "Menyendiri lagi~, menyendiri lagi~, setelah kau tinggalkan diriku pergi~"

Suara anak anggota klub memenuhi bus, "bergandengan tangan weiiii"

Tas Minhyun sudah melayang ke kerumunan anggota klub yang sedang bernyanyi membuat mereka bubar. Minhyun bahkan sudah menjitak kepala Ong yang masih terus bertepuk tangan membuatnya diam berhenti.

"Tenanglah ! Kami merestuimu kok" Setelah mengatakan itu, Jinyoung buru-buru menghindar dari temannya yang sudah siap mengayunkan tasnya lagi.

"Hoho, dek Jae, sejak berkencan dengan Minhyun, aku merasa sangat sedih dan kesepian" Jinyoung berhenti tertawa dan mengembalikan tas Minhyun yang masih memasang wajah ganasnya.

Jaehwan hanya diam, ia lebih memilih duduk disamping Minhyun dan memeluk tasnya dengan erat.

Ia tahu, ia akan digoda, Tapi ia tidak menyangka dia digoda bahkan disaat ia baru menginjakkan kakinya kedalam bus.

"Jangan terlalu dipikirkan, mereka memang seperti itu"

Minhyun mengelus kepala Jaehwan, sebenarnya tujuan godaan anak club itu adalah Minhyun. Tapi ia bersikap biasa, menjadi galak adalah kesehariannya. Dan entah bagaimana Jaehwanlah yang berubah menjadi tomat karena malu.

"Satu jam lagi kita akan sampai dipelabuhan mokpo, beristirahat sebentar, sebelum naik kapal menuju Jeju" Minhyun menjelaskan jadwal perjalanan.

Sedang Jaehwan sudah membuka wadah irisan apel yang ia rendam dalam air garam agar warnanya tidak berubah cokelat. Menawarkannya pada kekasihnya. Minhyun mengambilnya dengan senang hati.

"Sebaiknya kita menawarkannya pada yang lainnya" ucap Jaehwan lembut

"Tidak perlu, kenapa harus kamu yang melakukannya ?"

"Jangan marah kak, aku hanya ingin menawarkan mereka makanan"

"Ya hanya ketua klub saja yang tertarik, yang lain tidak tertarik, ah dasar" kepala Jinyoung sudah menyusup diantara mereka

Minhyun berbalik dan menatap kesal temannya itu, Jaehwan hanya terkikik pelan. Kemudian mengambil garpu dan menusukkan irisan apel, kemudian menyuapi Jinyoung.

Meski sudah ditatap tajam oleh mata hazel itu, Jinyoung tetap memasang wajah tersenyum dan dengan senang hati disuapi oleh Jae, "ini enak" ucapnya seakan mengejek Minhyun

"Aku senang, kakak menyukainya"

"Tenang saja, aku tidak pernah membencinya hahah"

Minhyun benar-benar akan mendorong Jinyoung dari atas air terjun.

"Wahhhh, apa ini, ada makanan" Ong sudah ikut bergabung diantara mereka

"Kamu mau ? Sini " Jaehwan sudah berniat ingin menyuapi Ong juga, ia bahkan sudah menghampiri Ong

Tapi Ong menggeleng saat bertatapan dengan mata itu, Ong masih ingin hidup, itu yang ada dikepalanya, "aku punya tangan kok Jae"

"Kenapa ? Biasanya aku juga menyuapimu" ucap Jaehwan tidak sadar

Ong ingin menangis sekarang, Oh Jae, kekasimu itu hanya baik padamu saja. Kalau sudah dengan orang lain, ia bahkan bisa menggantung anak klub di atas tiang.

"Gapapa Jae, tanganku lagi tidak sibuk, aku akan menggunakan tanganku sendiri, aku juga masih ingin hidup"

"Hah, kenapa ?" Jaehwan masih bingung, ia berbalik dan menatap wajah Minhyun yang tersenyum.

Minhyun sepertinya punya bakat mengubah ekspresi dengan cepat.

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang