Bab 46

145 24 6
                                    

Tubuh seseorang terlentang diatas rumput, kedua tangannya menyangga kepalanya, menatap langit tak berawan. Alisnya berkerut, hatinya terasa hampa.

"Kenapa wajahmu mengkerut ?"

Suara manis itu terdengar sembari memijat kening pria yang ditanya.

"Namjoon, apa yang sedang kamu pikirkan ?" tanyanya lagi dan masih setia memijat kening pria itu

"Banyak hal..." dia menjawab sambil menutup matanya. Otaknya dipenuhi dengan kekhawatiran tentang ayahnya.

Pijatan didahinya membuat Namjoon nyaman dan hampir tertidur, tapi dia membuka matanya saat ada sesuatu yang menyentuh bibirnya.

Hanya sekilas tapi sepanas api.

Seokjin berhenti memijat dahi Namjoon dan duduk disamping pria itu. Dia tersenyum bahagia, "mencuri ciuman pertama"

Namjoon tertawa, "tapi itu bukan ciuman pertamaku"

"Tapi itu tetap ciuman pertama kita berdua"

Mata Namjoon menyipit dan menajam, kemudian mendorong tubuh Seokjin berbaring dirumput. Menunduk dan mencium bibir merah itu, melumatnya sampai membuat seokjin hampir pingsan. Namjoon tertawa menatap wajah merah itu.

"Ini baru yang namanya ciuman Jin-ah"
.
.
Suara ponsel membangunkan Minhyun, ah lagi-lagi dua pria itu masuk dalam mimpinya. Hari ini ia harus bertemu Minjae untuk mengkonfirmasikannya.

Perpustakaan sedang sangat ramai semenjak UTS dimulai. Jaehwan sedang sendiri diperpus, karena Daehwi punya janji makan dan Ong memilih pulang lebih awal dibanding pergi membaca buku di perpus.

"Buku yang kamu cari sedang kosong, di fakultas teknik pasti ada, coba kesana" karyawan menganjurkan

Mendengar fakultas teknik mengingatkannya pada pacarnya, sudah 2 hari ini pacarnya terlihat lebih diam. Apa sebaiknya ia kesana ya ?
.

"Hei Minhyun !" orang itu berteriak didepan kelas membuat sipemilik nama menautkan alisnya.

"Barusan aku ketemu pacarmu, berjalan ke perpus fakultas kita, aslinya dia imut banget ya"

Alisnya semakin berkerut, ia merogoh Handphonenya dan mengecek linenya. Jaehwan sudah mengirimkan pesan padanya mengatakan bahwa ia akan meminjam beberapa buku.

"Iya, aslinya bahkan lebih manis dibanding difoto" teman yang lain menyahut dari dalam kelas

"Rindu makan snack buatannya"

Bukannya marah, ia hanya mengabaikan teman-temannya. Minhyun itu skeptis. Baru ia melangkah pergi dari kelas, suara Jinyoung bersua,

"Kalau keperpus pinjamkan buku intertrade ya"

Ah, Jinyoung adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Minhyun memasang wajah kesal. Tapi apa boleh buat, ia hanya mengangguk.

Minhyun sudah berjalan menuju lorong, mengirimkan pesan pada pacarnya.

Minhyun
Kamu dimana ?

Jaehwan
Aku masih diperpus

Untuk beberapa saat Minhyun tidak membalas chat Jaehwan, rasanya sedikit kecewa. Namun, semua terbalaskan saat tubuh tinggi dan mata hazel itu sudah dihadapannya. Mereka hanya diam, entah kenapa. Air mata Minhyun meluncur tiba-tiba.

"Kak ?" Jaehwan khawatir, ia mendekat kemudian berjinjit dan mengelus pipi Minhyun, "ada apa ?"

Minhyun menggeleng, dan memeluk erat tubuh itu. Tubuh Jaehwan tersentak kaget.

Setelah mimpi itu membuat suasana hatinya sangat murung, tapi saat melihat Jaehwan, ia merasa sangat bahagia. Membuatnya ingin menangis saking bahagianya.

"Kakak kenapa ? Kakak baik- baik sa.."

Bibir Minhyun mengecup sekilas bibir Jaehwan. Hanya ciuman. singkat. Ingatkan Minhyun, bahwa mereka masih diperpustakaan yang dipenuhi banyak orang.

"Aku mencintaimu Jae. Sangat" ia masih setia memeluk tubuh itu.

"Jae juga cinta kakak"

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang