Bab 23

180 27 2
                                    

Aroma tauge dan daging sapi menguar didalam kamar apartemen. Pagi ini, sang pemilik kamar sedang menjamu tamu tetapnya dengan sarapan pagi yang sehat.

Minhyun menatap Jaehwan yang masih sibuk berjalan kesana kemari menangani dapur dengan cekatan. Ia tersenyum saat melihat Jaehwan mencicipi masakannya dengan senyuman manis. Dengan sekejap semangkuk nasi sudah terhidang dimeja, bersama dengan sup seolleongtang.

*sup seolleongtang = sup korea yang terdiri dari tauge, daun bawang, daging sapi, dan kaldu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*sup seolleongtang = sup korea yang terdiri dari tauge, daun bawang, daging sapi, dan kaldu.

"enak" suara baritone itu berkata saat dia memakannya. Bukan untuk menyanjung Jaehwan, memang masakannya benar-benar enak, "kamu pandai memasak makanan enak"

Orang yang dipuji hanya tersenyum malu sambil berkata ragu, "sebenarnya aku berniat akan membuka restoran setelah lulus"

"benarkah ? lalu kenapa kuliah jurusan manajemen bisnis ?"

"Keinginan Ayah, Ayah sudah meninggal jadi aku ingin melakukan sesuatu untuknya" Jaehwan masih setia menjelaskan.

Minhyun harus mengakui kalau ia mulai kecanduan makanan masakan Jaehwan. Sungguh.

"jadi kak Minhyun sebenarnya keturunan mana ?" Jaehwan sedikit bertanya menatap mata Minhyun yang berwarna hazel.

*Hazel = warna hijau muntah kucing :D, tapi lingkaran luar mata berwarna hitam.

"Ibuku Korea campuran timur tengah, dan Ayahku korea asli. Aku dan adikku dapat warna mata ini dari ibu, warna mata nenekku bahkan lebih dominan. Sebenarnya ibuku punya saudara laki-laki dengan warna sama tapi ia meninggal saat muda" Minhyun menjelaskan, "apa kamu takut melihat mataku ?"

Jaehwan menggeleng lembut, "aku suka, warnanya seperti permata yang indah" Jaehwan masih setia menatap mata indah itu, "eh, apa pelipis kak Minhyun pernah terluka ?"

Tangan besar Minhyun menyentuh pelipisnya dengan ujung jarinya, "bukan, ini tanda lahir"

"aku juga punya, tapi bekasnya lebih kasar dan memanjang" Jaehwan menyibak rambutnya menunjukkan tanda lahir di dahi atasnya, terlihat lebih besar dibanding tanda lahir Minhyun. "ibuku bilang pernah ada peramal yang mengatakan aku membawanya dari kehidupan sebelumnya. Saat memikirkannya, aku tidak tahu apa yang kulakukan dimasa lalu sampai bisa ada bekas seperti ini" Jaehwan kembali menyendokkan nasi ke mangkuk Minhyun yang sudah kosong.

"lalu adikku mengejekku, dan bilang luka ini ada karena aku mungkin bunuh diri dikehidupanku yang lampau" ucap Jaehwan tanpa sadar.

Jaehwan kemudian terdiam, beberapa gambaran tiba-tiba muncul.

Tangisan menyayat hati menjadi saksi hati yang terluka. Seseorang berdiri diatap gedung, menatap langit mendung. Bibirnya bergerak pelan,

Aku mencintaimu

Kenapa meninggalkanku sendirian.

Namjoon, kamu janji akan bersamaku.

Detik berikutnya, tubuh itu tanpa takut sudah terjun bebas dari gedung. Kepalanya mendarat diaspal keras terlebih dulu, Ia masih sadar saat darah segar memenuhi tubuhnya. Teriakan keras terdengar bersamaan dengan degup jantung yang melemah.

.

Seketika Jaehwan kembali sesak, Minhyun dengan segera memeluk tubuh mungil itu dalam pelukannya.

"tenanglah" Minhyun merengkuh tubuh itu dengan hati-hati memperlakukannya seperti barang yang mudah pecah. Untunglah Minhyun cukup sensitif dan mampu menenangkan Jaehwan.

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang