"Setelah tumbuh dewasa, Semi akan menikahi kak Seokjin"
"Kamu tidak bisa menikahi kakak mu sendiri Semi" Wanita paruh baya itu mencubit kecil pipi mungil itu
"Awww..." Semi cemberut dan mengerutkan keningnya, "kenapa tidak boleh ? Semi kan suka sama kak Seokjin" ia menggebungkan pipinya, "ibu saja bisa menikahi ayah, kenapa aku tidak bisa menikahi kak seokjin ?" tanyanya polos
Seokjin hanya menatap Ibunya dengan senyuman, kemudian berjongkok disamping adiknya.
"Maafkan kakak ya Semi, tapi kakak sudah punya pacar"
Gadis mungil itu semakin cemberut, ia tidak bisa membayangkan saudaranya akan lebih mencintai orang lain daripada dirinya.
"Lalu apa kakak akan menikahi orang itu ?" Semi menatap mata itu penuh minat, tapi Seokjin menunduk sedih saat mendapat pertanyaan itu.
Ia juga bertanya-tanya...
Akankah mereka menikah ?
Tapi
Itu tidak akan pernah terjadi.
.
.
.
"Jaehwan !!!"Suara seseorang memanggil namanya dan di ikuti dengan sentuhan dingin. Minhyun mengusap lembut pipi Jaehwan agar dia segera bangun. Jaehwan membuka matanya perlahan dan menatap wajah Minhyun dihadapannya,
"Aku..."
Jaehwan kebingungan dan menatap sekeliling penuh tanya, ia sedang berbaring diatas sofa.
"Tenanglah" tangan besar itu masih setia mengusap pipi Jaehwan, "kamu tiba-tiba pingsan"
Minhyun menjelaskan segalanya secara perlahan agar Jaehwan bisa memahami situasinya.
"Jadi aku membawamu dan membaringkanmu diatas sofa. Bagaimana perasaanmu, apa masih pusing atau ingin muntah ?"
"Aku tidak apa-apa kak" Jaehwan menggeleng pelan
Minhyun merasa lega, dia benar-benar terkejut saat Jaehwan pingsan, untung saja ia bisa menangkap tubuh mungil itu tepat waktu.
"Kamu yakin tidak perlu keeumah sakit, nak ?"
Suara itu berasal dari belakang, membuat Jaehwan tiba-tiba menegang. Dia tidak berani berbalik atau pun membuka suaranya. Jaehwan tidak tahu apa Semi akan mengingatnya atau tidak. Dan tidak tahu apa Ibu Minhyun akan menerimanya.
"Aku... Aku ingin pulang" Jaehwan meremas ujung pakaian kekasihnya
"Kenapa tiba-tiba ? Dengan kondisi seperti ini, sebaiknya kamu menginap nak" Ibu Minhyun sudah berdiri dihadapan Jaehwan menangkup kedua tangannya.
Seakan tahu ketakutan dimata pria mungil itu, wanita iti kembali bersuara, "tidak perlu khawatir, kamu kekasih Minhyun, kan ?"
Jaehwan membulatkan matanya dan menatap jelas kearah wanita itu. Wajahnya terlihat cantik, nyaris tanpa kerutan. Bahkan ia tidak mempercayai, wanita ini sudah memiliki 2 anak. Dengan rambut hitam panjang bergelombang dan wajah timur tengah.
Semi tumbuh menjadi wanita yang cantik.
"Bagaimana ?" Jaehwan masih menatap bingung kearah Minhyun yang sudah tersenyum
"Ah, imutnya..." Semi mencubit lembut pipi Jaehwan yang masih memasang wajah bingung, "saat kamu pingsan, Minhyun sangat khawatir, dia mengatakan kamu adalah kekasihnya, dan ibu cukup terkejut mendengarnya"
"Bu,,, ibu terlalu banyak bicara" Minhyun mencoba mengusir ibunya untuk menjauh.
Tapi Semi tidak menggubris putranya dan masih setia menatap wajah itu lembut,
...
"Kak seokjin, berhenti menangis, ada Semi disini"
Tangan kecil itu mengusap punggung kakaknya yang meringkuk dan membiarkan air matanya mengalir.
Gadis itu masih membacakan mantra tidur yang selalu dinyanyikan ibunya. Seokjin sangat sedih karena Ayahnya begitu menentang hubungannya dengan Namjoon, tapi berkat gadis kecil ini, ia akan tidur terlelap untuk sesaat.
Suara alunan ditelinga Seokjin tumpang tindih dengan ingatannya.
Hatinya terasa sangat kosong.
..."Ah, kamu mengingatkan ibu pada seseorang, tapi ibu tidak bisa mengingat dia siapa" Semi memeluk tubuh Jaehwan
" Kenapa...?" Jaehwan masih terkejut dalam pelukan hangat itu.
"Tidak apa-apa, sebaiknya kamu istirahat dulu, kamu pasti sangat kelelahan"
Ibu Minhyun menyeka kedua mata Jaehwan yang basah karna air mata yang entah sejak kapan menggenangi wajah itu. Kemudian berbalik menatap putranya.
"Ayah masih dikantor, dan akan mengurus beberapa hal. Kamu sebaiknya bicara dengannya besok"
Minhyun mengangguk kemudian membantu Jaehwan untuk pergi kekamarnya dilantai tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation of Love (MinHwan)
RomanceCinta yang tidak direstui, antara Namjoon dan Seokjin dimasa lalu membawa petaka kematian. Meninggalkan luka membekas, hingga waktu memberikan kesempatan kedua. Jiwa malang itu terlahir kembali pada tubuh baru. Jiwa Kim Namjoon terlahir kembali menj...