Bab 60

125 18 1
                                    

Setelah kejadian berciuman dipagi hari, mereka memutuskan untuk tidak jadi pergi. Minhyun duduk dilantai bersandar disofa sedang Jaehwan duduk bersandar didepannya. Minhyun menekan remote control mengganti saluran tv terus menerus, seperti tidak ada gunanya.

Jaehwan bertindak aneh semenjak kompetisi renang diadakan, matanya bengkak penuh kekhawatiran. Tidak ada masalah lain, kecuali tentang Namjoon dan Seokjin. Jaehwan menghela nafas keras.

Jaehwan mengatakan tidak ingin mengetahui masa lalu, tapi itu selalu menghantui dan menyakitinya, seperti kejadian terakhir kali.

Sebenarnya, mereka bisa saja membuang masa lalu buruk dengan mudah. Tetapi jika masa lalu masih tersisa dan merantai mereka, mereka tidak akan bisa pergi, hanya ada satu cara, kembali dan menyingkirkannya.

Minhyun mempererat pelukannya, dan menyandarkan dagunya dibahu Jaehwan, "Lapar ?"

Mereka berdua belum makan sejak pagi, Jaehwan yang mendengar pertanyaan itu saja bahkan baru sadar, "Maaf kak, Kakak pasti lapar ya, sebentar akan aku buatkan makanan"

Jaehwan buru-buru bangun, tapi segera ditahan Minhyun, "tidak perlu, tadi aku bawa makanan, aku letakkan dilemari es. Jae duduk disini, biar aku yang siapkan"

Minhyun berdiri kemudian menarik Jaehwan untuk duduk dan menunggu dimeja makan. Dapur kecil milik Jaehwan terlihat sempit saat tubuh besar itu membungkuk masuk. Jaehwan tersenyum, diam-diam merekam klip.

Minhyun berada didapur adalah sesuatu yang unik. Jika ia punya kesempatan, ia akan mengirimkan klip ini kepada Daniel, menunjukkan betapa lucunya kakaknya itu.

"Dapurnya terlalu sempit" Minhyun bergumam, "Nanti aku akan membeli rumah dengan dapur yang besar"

Klip tiba-tiba terhenti. Jaehwan mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Aku akan buatkan dapur besar dengan ruang penyimpanan"

Pipi putih Jaehwan kembali merona.

"Tidak, akan lebih baik jika membangun rumah saja, supaya Jae bisa mendesain dapurnya sendiri"

Minhyun masih meracau membuat kuping Jaehwan panas-sepanas-panasnya, ia tidak akan melanjutkan merekam video, karena Minhyun sedang meracau tentang 'Rumah masa depan mereka'.

Jangan membuatku jatuh cinta lebih dari ini.

Aroma hidangan makanan membuat Jaehwan semakin lapar, Minhyun sudah duduk dihadapannya setelah semua makanan tersiap dihadapan mereka. 

"Dimana kakak membelinya ?" Jaehwan bertanya antusias sembari menyendokkan nasi kemangkuk kekasihnya.

Minhyun tidak menjawabnya dan hanya tersenyum, seakan menyuruh Jaehwan untuk menebaknya sendiri. Jaehwan tidak menginterogasinya lebih dalam, ia lebih memilih menyesap teh Nok cha yang dibawa Minhyun.

*Teh Nok cha = Teh hijau korea

Matanya terbelalak saat merasakannya, segar dan wangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya terbelalak saat merasakannya, segar dan wangi. Mirip seperti teh oolong di restoran Guanlin, teman Minhyun yang pernah mereka kunjungi sebelumnya. Ia juga mencicipi kuah Maeuntang.

*Maeuntang = Sup ikan pedas yang direbus dengan saus gochujang.

Jaehwan menghentikan tangannya seakan tidak percaya, ia menatap pria dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehwan menghentikan tangannya seakan tidak percaya, ia menatap pria dihadapannya.

Dia ingat rasa ini.

***

"Saat membuat Maeuntang, tambahkan ikan ke saus gochujang. Ini akan membantu meningkatkan konsentrasimu" Wanita paruh baya itu menatapnya hangat

***

Tangan Jaehwan yang sedang memegang sendok bergetar, ia menatap Teh Nok Cha dan semangkuk Maeuntang itu. Rasa ini, aroma ini, ia tidak pernah lupa.

Tidak pernah lupa dari hatinya.

***

"Malam ini apa yang ingin kamu makan Jin-ah ?, aku akan memasak untukmu"

"Hmmm, aku mau hamburger dan Teh Nok Cha"

"Oke, akan aku buatkan"

"Hehe, Aku Mencintaimu"

***

Menitik.

Air matanya jatuh menetes. Pada akhirnya, ia tidak bisa menahannya, dia membiarkannya mengalir begitu saja.

"Kak... Minhyun"

Minhyun hanya tersenyum hangat dan menghapus air mata Jaehwan, "Apa kamu mau bertemu ?"

Jaehwan hanya terdiam menatap mata hazel Minhyun, "Ini hadiah untuk ujianmu" bisik Minhyun, "kamu berhak memilih untuk menemuinya ataupun tidak"

"Tapi aku takut kak"

"Aku akan menemanimu"

.

.

.

Ibu percaya keputusanmu

Reincarnation of Love (MinHwan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang