Hari ini Jaehwan dan anggota klub memasak lain pergi berbelanja bahan makanan untuk membuat hamburger mini yang sudah dipesan klub renang. Ada anggota cowok senior tahun ketiga, yang membantu untuk membawa bahan belanjaan. Pekerjaannya tidak banyak, hanya membeli roti, keju, daging, telur dan sayuran segar. Mereka sudah berpencar untuk mencari beberapa bahan yang dibuatkan.
Untuk Jaehwan, ia bertanggung jawab untuk membeli bahan membuat snack dengan sisa dana yang diberikan kepadanya.
"Dimana tepung kacang hijaunya" Jaehwan berbisik pelan diantara rak belanjaan. Dia mendorong trolleynya sembari menatap sekeliling. Saat ini ia sudah membeli bahan yang dia butuhkan, hanya tinggal tepung kacang hijau saja. Saat ia sudah sampai dibagian tepung, bagian rak tepung kacang hijau bawah sudah kosong.
"Yang benar saja, itu bahan yang paling penting" dia masih memicingkan matanya mencoba mencari, dan benar saja dibagian atas rak ada. Pemuda mungil itu memanyunkan bibirnya karena letaknya yang tinggi, ia mecoba berjinjit. Mengangkat tangannya tinggi, dia sebenarnya ingin minta bantuan staff, tapi saat itu hanya ada dia sana.
Ia masih terus berusaha, sampai mukanya memerah.
"Hei apa lagi yang kurang ?" sebuah suara terdengar berjalan ke rak tempat minuman
"Obat-obatan umum sudah dibeli. Jangan berniat untuk beli minuman beralkohol" suara bariton itu memperingati temannya yang pura-pura bertanya.
"Cuma sedikit. Jangan terlalu ketat Minhyun"
"Minum lalu mabuk, lalu tenggelam. Siapa yang akan bertanggung jawab jika itu terjadi ?. Hanya boleh beli softdrink dan air putih saja"
Suara yang sangat dikenal Jaehwan itu membuatnya diam terpaku ditempat. Dia tidak berani berbalik atau bergerak, bahkan tangannya masih setia terjulur keatas. Rasanya ingin ia berubah jadi bunglon, dan berubah warna menjadi rak belanja ditempat ini.
"Iya...iya airnya di depan" Suara senior Jinyoung terdengar menjauh, hingga suara itu sudah tak terdengar. Jaehwan menghebuskan nafasnya lega, mencoba menetralkan debar jantungnya. Ia bertanya-tanya kenapa ia harus menahan nafasnya.
Setelah dia tenang, ia menjulurkan tangannya lagi keatas, berjinjit meraih tepung, dan
Jaehwan mengerjapkan matanya beberapa kali, saat tangan besar itu muncul, meraih kantong tepung kacang hijau dengan mudahnya, dan memberikannya pada Jaehwan. Dia membalikkan badannya bersiap untuk mengucapkan terimakasih atas bantuan orang itu, tapi ia malah menabrak dada bidang itu.
"Aduh" desahnya kuat saat hidungnya mengenai dada milik pria itu, ia menatap wajah pria itu
...
Kak Minhyun
...Waktu seolah berhenti berputar, Orang yang menolongnya juga tidak menyangka bahwa yang ia tolong adalah cowok mungil yang beberapa hari ini membayanginya.
Tidak ada kalimat yang terucap, mereka hanya saling memandang. Wajah mereka bahkan sangat dekat, sampai Jaehwan bisa merasakan hembusan nafas Minhyun dikulit wajahnya.
Banyak perasaan tertumpah entah dari mana
Rindu
Rindu
Rindu
Hati Jaehwan berteriak perih.
Tanpa terasa matanya memanas, ingatan-ingatan kecil berputar dikepalanya, suara tawa, rasa ciuman, pelukan hangat. Semua mimpi-mimpi yang ia alami seakan bersatu dan berubah menjadi pria dihadapannya ini.
Merindukanmu sampai mati, merindukanmu sampai aku tersesat.
Jaehwan tidak tahu menjelaskan perasaan ini bagaimana.
Minhyun menatap wajah itu berseri, menatap bibir merah yang sudah bergetar. Sebelum diperintah otaknya, tangannya sudah menghapus jejak air mata diwajah Jaehwan.
Hanya sedikit sentuhan, tapi seperti tersengat arus listrik.
Joon, apa kamu mencintaiku ?
Aku sungguh sangat mencintaimu.
Baru saja Minhyun ingin berbicara, suara Jinyoung terdengar memanggil
"Minhyun, kau dimana ? Aku gak bisa bawa airnya sendirian, ini terlalu berat" suara itu semakin mendekat
Minhyun sedikit tersentak, melirik sebentar ke arah suara, tapi sebelum ia berbalik menatap pemuda mungil itu lagi. Jaehwan sudah berlari cepat meninggalkannya.
"Kamu ngapain disini ?" Jinyoung yang sudah menemukan Minhyun menatap temannya yang masih diam ditempat. "Kamu nyari apa ditempat bagian tepung ?"
Minhyun sangat kesal, selama hidupnya baru kali ini ia ingin mencincang hidup tubuh Jinyoung menjadi kotak-kotak.
"Sial" ucap Minhyun kesal meninggalkan Jinyoung yang keheranan
"Eh tunggu aku, airnya berat woi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation of Love (MinHwan)
RomanceCinta yang tidak direstui, antara Namjoon dan Seokjin dimasa lalu membawa petaka kematian. Meninggalkan luka membekas, hingga waktu memberikan kesempatan kedua. Jiwa malang itu terlahir kembali pada tubuh baru. Jiwa Kim Namjoon terlahir kembali menj...