Eunha terbangun dari tidurnya. Sekarang 6.45. Sebelum dia tau jika eomma dan appa nya menjodohkan dia dengan Jimin. Eomma selalu melatihnya untuk bangun lebih awal. Dia juga mengajarkan masak pada Eunha. Dan sekarang lihatlah, Eunha sedang memasak.
"Aku ingin Japchae"
Eunha mulai membuka kulkas. Menyiapkan beberapa bahan yang akan dia masak. Memotong berbagai sayuran.
"Aargh!!"
***
Jimin baru saja terbangun dari tidurnya. Sebenarnya dia masih ingin menenggelamkan dirinya itu didalam dunia mimpi. Tapi karena aroma yang mengunggah seleranya, dia terbangun. Dari mana datangnya aroma ini? Mendudukkan dirinya di ujung ranjang. Masih mengumpulkan beberapa nyawa yang tertinggal.
"Aaa!!"
Jimin langsung membelalak matanya. Kaget dengan jeritan seseorang. Jeritan perempuan. Keluar dari kamar dan langsung mencari asal jeritan itu
"Ssh.. Aigo"
Dapat. Suara itu berasal dari dapur. Didapatinya seorang yeoja dengan apron berwarna hitam. Itu Eunha. Dia langsung mendekatinya. Kaget ketika Eunha membalikkan badannya. Tangannya berdarah. Eunha yang baru saja tau jika Jimin memperhatikan dirinya dan tangannya secara bergantian, langsung menyembunyikan tangan berdarah itu dibalik badan.
"Eo-eoh?? Kau sudah bangun??"
Jimin tak menghiraukan pertanyaan dari Eunha. Dia khawatir sekarang. Didekatinya Eunha dan mencoba mengambil tangan itu dari balik badannya.
"A-aku tak apa.. Duduklah, aku akan memasakkan mu makanan. Ka-kau lapar kan?"
"Kau berdarah Eunha, kesinikan tanganmu"
Jimin langsung menarik paksa tangan Eunha. Lalu dicucinya tangan itu. Setelah itu diambilnya kotak P3K dan langsung membalut tangan Eunha
"Apa yang kau masak, hm??? Kelihatannya enak"
Eunha yang sudah siap tangannya dibalut dengan Jimin langsung berdiri. Dia tampak bersemangat memasakkan untuk orang yang akan menjadi suaminya itu.
"Aku masak Japchae!!! Apa kau suka??"
Senyum itu keluar. Jimin mendekati Eunha. Melihat wadah yang ada diatas kompor. Mencicipi masakannya. Muka Eunha begitu penuh harapan. Seperti sedang mengikuti kontes memasak
"Wah!! Ini enak!! Kau bisa masak?? Darimana kau dapatkan resep seperti ini??"
Rasanya tak kalah dengan buatan eomma Jimin. Enak sekali. Dia lagi-lagi mengumpat dalam hatinya. Tak salah eomma menjodohkanku dengannya. Seperti itulah kalimat itu.
Disini mereka sekarang. Berbicara dan tertawa. Ruang makan ini penuh dengan tawaan mereka. Eunha yang sedaritadi ngomong dan tertawa karena Jimin. Begitu pula dengan Jimin. Berkali-kali dia memunculkan eye smile nya. Dunia benar-benar seperti hanya milik mereka. Mereka sedang dalam masa pendekatan. Lucu ya.
"Ya! Jimin, besok aku akan ada ujian akhir"
Jimin terdiam. Dia hanya mengangguk. Mengerti. Jimin tau dia adalah seorang siswi kelas 3 sekolah tingkat atas.
"Aku akan mengantarmu besok kesekolah, nee??"
"Mwo?? Tak usah. Aku akan pulang hari ini. Seragam ku masih dirumah"
Jimin yang mendengar itu terkejut. Ntahlah, dia masih belum terlalu menyukai Eunha. Tapi rasanya agak sakit mendengar penuturan Eunha barusan. Begitu pula dengan Eunha, dia juga masih belum bisa mendekati Jimin sepenuhnya. Mereka masih baru saja kenal.
Ting tong..
Jimin dan Eunha saling menatap satu sama lain. Siapa lagi ini? Mengganggu mereka saja. Masih pagi loh ini.
"Biar aku saja", jimin memecah kesunyian
Cklek
"Ya!!! Jiminie!!"
"H-hyung?? Kalian?? Apa yang kalian lakukan disini?
"Tentu saja mau bertemu dengan Eunha. Dimana dia sekarang?? Eunha!!"
Ya. Benar. Enam namja ini datang dipagi hari. Mengganggu saja. Mereka menerobos masuk apartment Jimin. Sedangkan Jimin, dia hanya ditinggalkan didepan pintu sendiri. Menutup pintu dan kembali ke ruang makan. Dilihatnya Eunha sedang bersenda gurau dengan mereka ber-enam. Eunha sekarang sedang dihimpit oleh 6 namja tampan ini. Beruntung sekali dia. Mungkin sekarang jika dibayangkan, banyak gadis-gadis yang sekarang ingin menempati posisinya
…
"Kau masi bersekolah?? Jimin tak bilang pada kami"
"Ya!! Untuk apa aku memberitahumu itu Tae-ya?!"
Taehyung. Dia salah satu sahabat Jimin yang benar-benar suka sekali menjahili Jimin. Jimin merasa sangat kesal karena kedatangan mereka. Sejak mereka datang, Eunha jadi tidak mempedulikannya. Dia juga berkali-kali dibuat tertawa oleh enam sahabatnya ini
"Sudah sudah.. Eunha akan belajar.. Dia akan ujian akhir besok!! Jangan ganggu dia"
Jimin mengambil piringnya dengan Eunha dan meletakkannya di wastafel. Kesal sekali rasanya. Sahabatnya yang melihatnya ini pun tertawa kecil. Tau jika Jimin sedang cemburu.
"Tenanglah Jimin-ah, kami tidak akan merebutnya"
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomantikApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?