Jimin terus-menerus menelpon eunha, ponselnya berdering tapi tidak ia angkat. Dia berasumsi sepertinya eunha masih marah padanya, lalu dia mengirim pesan
Eunha, dimana kau?? Kenapa tak angkat panggilanku?? Aku mohon maafkan aku, sungguh aku berkat jujur!! Kumohon percayalah..
Send
***
Eunha melihat ponselnya, ada notifikasi masuk, itu jimin, dia mengirim pesan. Membacanya saja sudah merasa sangat megiris untuk eunha. Baru saja beberapa hari ditinggal, jimin sudah seperti orang gila.
"Aegi.. Kau sudah tidur??", eunha mengelus lembut perutnya, berharap park kecil belum tidur, dan benar, dia menendang
"Kau belum tidur?? Haah.. Eottokke?? Eomma kangen appa mu, tapi eomma masih ingin memberinya pelajaran, tapi eomma juga tak tega melihatnya seperti ini, appamu seperti orang gila. Apakah kita harus pulang?? Beri eomma jawaban seperti biasa", eunha meminta jawaban dari park kecil
Dia menendang sekali, pertanda iya, tapi tak mungkin, dia menunggu tendangan itu lagi, tapi tidak ada. Itu berarti park kecil ingin mereka pulang
"Hanya sekali?? Kau yakin aegi?? Bagaimana kalau appa nanti menyakiti eomma?? Menyakiti kita lagi?? Apakah kita akan tetap pulang??", tendangannya kali ini lembut dan hanya sekali
"Kau kangen appa, nee?? Eomma juga tak tega melihatmu begini, baiklah, kita akan pulang malam ini, tapi ada syaratnya, kita akan pulang jika appa mu sudah tidur, ayo beberes pakaian!!"
Eunha langsung membuka lemarinya, mengambil kopernya dan memasukkan bajunya dengan rapi, semangat rasanya pulang, kembali ke dekapan hangat jimin, tapi ada rasa takutnya, dia hanya takut jimin akan menyakitinya lagi
"Emm?? Aegi, berdoalah semoga appamu sudah tudur sekarang dan kita bisa kesana sekarang, agar kita tidak terlalu malam pergi kesana, eomma takut ahjumma sudah tidur, kasihan dia, kita mengganggu waktu tidurnya. Berdoalah aegi"
Dia kembali membereskan bajunya, jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat limabelas menit, dan dia baru saja selesai beberes, sebelum dia menelpon ahjumma, dia menelpon jimin, berharap tidak diangkat jimin, dan benar saja, jimin tidak mengangkatnya. Sepertinya dia sudah tidur.
"Ahjumma??"
"Nee eunha?? Ada apa?? Apa kau ingin sesuatu??", eunha agak ragu dengan kemauannya
"A-ahjumma, apa ka-kau sudah tidur??", tanya eunha
"Belum eunha, ada apa?? Aku sedang berada di toko bunga. Kau ingin sesuatu?? Mau ahjumma belikan??", ahjumma benar-benar baik
"Ahjumma, bisakah kau antarkan aku dan aegi pulang?? Kurasa dia merindukan jimin, tapi jika tak mau tak apa", kata eunha ragu
"Kau bercanda eunha?? Tentu aku bisa.. Aku akan kesana sekarang, tunggulah aku, nee??", eunha kegirangan dia memunculkan senyum bahagianya
"Nee ahjumma, terimakasih banyak!!", ahjumma menutup telponnya, dia menunggu ahjumma
"Aegi!!! Kita pulang!! Kau senang kan??? Ayo kita kebawah!! Kita akan menunggu ahjumma disana!! Eomma rasa sebaiknya kau tidur, nee??", kata eunha mengelus perutnya, tapi sayang, dua tendangan menggelitik perut eunha
"Eoh eoh!! Nee.. Tak apaa, kau boleh tetap terjaga.. Huuh dasar kau aegi, kau sangat ingin bertemu appa, hm??", eunha keluar dari kamarnya, membawa kopernya dan juga park kecil, berhati-hati menuruni anak tangga
"Huuh.. Akhirnya, kita tunggu ahjumma disini nee??", eunha mendudukkan dirinya di sofa, tapi tak lama duduk, suara bel pintu berbunyi
"Itu ahjumma!! Ayoo pulang", eunha membuka pintu, dan benar saja, itu ahjumma
"Sudah?? Kajja!! Kita pergi, kemarikan kopermu, ahjumma saja yang bawa"
***
Dirinya dan ahjumma sedang dijalan, dan jangan lupakan park kecil yang terus-menerus menendang perut eunha karena dia bahagia
"Aegiii, tenanglah.. Tidak perlu segembira itu", ahjumma meliriknya
"Bukankah itu hal yang biasa, eunha?? Dia pasti rindu dengan appanya", kata ahjumma dengan senyum yang merekah, eunha tersenyum lalu dia mengangguk-angguk
"Sebentar lagi kita akan sampai, kalau jimin menyakitimu, bilang pada ahjumma, nee??", ahjumma benar-benar sayang padanya. Begitu juga dengan eunha
"Nee, ahjumma"
Semakin lama, eunha semakin mengantuk, tetapi tidak dengan park kecil, dia sibuk menendang didalam sana, tak apa, sekarang dia menendang dengan lembut
"Eunha-ssi... Kita sudah sampai, ayo turun, kau harus tidur, ini sudah sangat malam", eunha mengangguk, ahjumma mengeluarkan koper eunha
Dia menaiki lift ditemani dengan ahjumma, sampai pada depan pintu apartment mereka, lalu ahjumma pulang kembali.
"Huuh.. Aegi, kita kembali lagi", dia memegang gagang pintu, lalu membukanya perlahan, terlihat ruangan yang sudah gelap
"Haah, gelap sekali aegi", dia mencari lampu untuk menghidupkan lampu untuk ruang keluarga
Klik
"Hah?!"
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomanceApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?